Dalam penelitian ini ada lima kabupaten yang menjadi subyek penelitian yakni Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Tuban. Pemilihan subyek penelitian ini berdasarkan pada peringkat kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur tahun 2017. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan variabel Persentase Pendidikan Usia 15 Yang Ditamatkan, Tingkat Pengangguran Terbuka, Upah Minimum Lima Kabupaten, dan Tingkat Kemiskinan. Seluruh data diambil dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2012-2016. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi data panel.
Kemiskinan menjadi salah permasalahan kompleks yang terjadi diseluruh negara, tak terkecuali Indonesia. Di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur menjadi peringkat kedua sebagai provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa. Pada tahun 2017, ada lima kabupaten yang memiliki angka kemiskinan tertinggi diantaranya, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Tuban. Lima kabupaten ini memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi, bahkan angka kemiskinan ini berada diatas rata-rata provinsi. Ada beberapa masalah yang menyebabkan tingginya angka kemiskinan di Jawa Timur, diantaranya pendidikan, pengangguran, dan upah minimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh simultan dan parsial antara variabel pendidikan, pengangguran, dan upah minimum terhadap kemiskinan di Jawa Timur.
Hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengujian yaitu regresi data panel yang bertujuan untuk menunjukkan pengaruh baik secara parsial maupun simultan. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, secara parsial variabel pendidikan dan pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan, namun variabel upah minimum tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Kemudian, secara simultan seluruh variabel ini berpengaruh secara terhadap kemiskinan.
Poverty is one of the complex problems that occur throughout the country, including Indonesia. On Java, East Java is the second ranked as the province with the highest poverty rate on Java. In 2017, there are five districts that have the highest poverty rates, including Sampang Regency, Bangkalan Regency, Probolinggo Regency, Sumenep Regency, and Tuban Regency. These five districts have quite high poverty rates, even this poverty rate is above the provincial average. There are several problems that cause high rates of poverty in East Java, including problems in education, unemployment and minimum wage. The purpose of this study is to show the simultaneous and partial influence between the variables of education, unemployment and minimum wages on poverty in East Java.
In this study, there were five districts which were the subjects of the study, Sampang District, Bangkalan Regency, Probolinggo Regency, Sumenep Regency, and Tuban Regency. The selection of the subject of this study is based on the ranking of districts with the highest poverty rate in East Java in 2017. The data used are secondary data with the Percentage of Higher Education in age 15 , Open Unemployment Rate, Minimum Wage, and Poverty Level. All data are taken within five years from 2012-2016. In this study using analysis data technic is panel regression.
The results of this study were conducted using testing techniques, namely panel data regression which aims to show the influence both partially and simultaneously. This study shows that partially education and unemployment influence to poverty, but minimum wage dont influence to poverty. Then, simultaneously all of these variables influence to poverty.