Pakaian remaja perempuan menjadi
semakin dinamis, fungsional, dan estetis sejak sekolah mulai terbuka untuk
remaja perempuan dan masuknya pengaruh Eropa, kemudian dilanjutkan dengan terlepasnya
Indonesia dari penjajah dan terbebasnya fesyen Indonesia dari berbagai peraturan
pemerintah. Sepanjang dekade pertama abad 21, euforia milenium dan kemunculan media
sosial, serta masuk budaya Hollywood dan Hallyu mempengaruhi
gaya berpakaian secara Nasional. Penerapan gaya berpakaian tersebut sampai di
Surabaya dengan berbagai cara dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya di
Surabaya. Rumusan masalah yang timbul, antara lain bagaimana perubahan model
pakaian remaja perempuan di Surabaya pada tahun 2000-2010 dan bagaimana
padu-padan pakaian beserta identitas yang ingin ditunjukkan remaja perempuan di
Surabaya pada tahun 2000-2010. Metode
yang digunakan dalam skripsi ini adalah metodologi penelitian sejarah.
Heuristik dilakukan dengan mencari sumber arsip foto pribadi dan melakukan
wawancara remaja perempuan di Surabaya pada tahun 2000-2010, majalah Gadis,
Femina, Shop&shop, dan Mossaik, serta koran Memorandum,
Surabaya Post, dan Tabloid Ti Amo. Verifikasi dilakukan dengan memastikan
waktu asal sumber dan membandingkan semua sumber
serta intrepretasi atau analisis data, kemudian
dituliskan dalam bentuk skripsi. Melalui
penelitian sejarah, gaya berpakaian remaja perempuan dapat dibagi menjadi gaya
pakaian pada tahun 2000-2004 dan gaya pakaian pada 2005-2010. Gaya berpakaian
pada tahun 2000-2004 merupakan padu-padan
pakaian dengan warna dan motif ceria,
selalu setumit, serta selalu menunjukkan
pinggang, namun bawahannya tidak terlalu ketat. Sebaliknya, pada 2005-2010,
berubah menjadi ketat dari atas hingga bawah ataupun longgar di bagian atas dan
menutupi pinggang, namun selalu ketat bagian bawahnya.
Kata
Kunci: Gaya Berpakaian, Remaja Perempuan, Tahun 2000-2010.