PERAN ORGANISASI LINGKUNGAN TUNAS HIJAU DALAM UPAYA MEWUJUDKAN SURABAYA KOTA LAYAK ANAK
The Role of Tunas Hijau Environmental Organization To Bring Surabaya into a Child-Friendly City
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran organisasi lingkungan Tunas Hijau dalam upaya mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak. Penelitian ini menggunakan teori struktural fungsional dengan skema fungsi sistem tindakan yakni Adaption, Goal Attainment, Integration, dan Latency (AGIL). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles and Huberman. Penentuan narasumber dilakukan dengan metode purposive sampling. Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah anggota organisasi Tunas Hijau. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh organisasi Tunas Hijau dalam mengatasi permasalahan anak dan mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya adopsi kampung hijau di Surabaya dan meningkatnya partisipasi sekolah dalam kegiatan Surabaya Eco School (SES). Faktor pendukung dalam upaya mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak adalah berupa dukungan dari sekolah dan masyarakat seperti dukungan material dan finansial serta ikut terlibat dalam berbagai kegiatan Tunas Hijau. Faktor penghambat yakni sumber daya manusia yang terbatas dan komunikasi mengenai informasi kegiatan-kegiatan Tunas Hijau belum menjangkau semua sekolah di Surabaya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya organisasi lingkungan Tunas Hijau dalam mengatasi permasalahan anak dan mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak telah berjalan dengan baik.
Kata Kunci:Peran, Organisasi Lingkungan, Tunas Hijau, Kota Layak AnakAbstract
This study aims to explain the role of Tunas Hijau, an environmental organization, in an effort to make Surabaya a Child Friendly City. This research applies structural functional theory with the scheme function namely Adaption, Goal Attainment, Integration, dan Latency (AGIL). This research applies qualitative approach using case study. Data collection was conducted through interviews and documentation. Data analyzed using the model developed by Miles and Huberman. Interviewees were selected using purposive sampling method. The interviewees were the members of Tunas Hijau. The result of this research indicates that Tunas Hijau has successfully contributed in addressing some children issues and brought Surabaya to become a child friendly city. It can be seen from the increasing number of green villages in Surabaya and the schools participation into Surabaya Eco School (SES) program. To bring Surabaya becoming child friendly city, it requires public and educational institutions’ supports, be it material, financial, or participation in Tunas Hijau program. Meanwhile, Tunas Hijau also encounters some issues such as limited human resources and limited access of communication to schools. In conclusions, Tunas Hijau has successfully contributed to address children issues and brought Surabaya to become a child friendly city.
Keywords: role of organization, environmental organization, Child Friendly City