Abstrak. Kajian ini berusaha mengintegrasikan teori esoteris dengan teori eskatologi yang termuat dalam naskah klasik “Syi’ir Kiyamat, Syi’ir Santri, Syi’ir Paras Nabi dan Syi’ir Ahli Surga” yang merupakan koleksi perorangan yang tergolong naskah bergenre syi’ir dalam sastra Jawa Pesisiran. Penelitian ini bertujuan menelaah ajaran tasawuf dalam perspektif sufi serta orang awam dan eskatologi yang mencakup konsep Alam Barzakh, huru-hara kiamat dan pengadilan akhir.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap analisis filologi untuk membedah seluk beluk naskah. Selanjutnya tahap analisis teks kandungan ajaran esoteris berupa proses penyucian jiwa dari tahap takhalli, tahalli dan tajalli, kemudian analisis eskatologi cerminan alam kubur, hari kebangkitan, hisab serta surga dan neraka. Sumber data penelitian ini adalah empat buah syi’ir yaitu: SK (syi’ir kiyamat), SS (syi’ir santri), SPN (syi’ir paras nabi) dan SAS (syi’ir ahli surga) bermediakan huruf arab hijaiyah. Syi’ir berbentuk puisi tradisional yang disimpan Rini Murwati, dahulunya naskah berasal dari sebuah pesantren di daerah Lamongan, yang disinyalir disimpan dan diterbitkan oleh pengumpul naskah pesisiran asal Surabaya Syekh Said dan saudarnya Ahmad keterangan ini ada dalam manggala salah satu syi’ir. Keempat syi’ir merupakan naskah transformasi, yang disalin untuk keperluan akademisi. Adapun metode deskriptif kualitatif yang digunakan untuk mengimplementasikan data tuturan berwazan atau bersajak terkait ajaran esoteris berwarna tasawuf akhlaki berorientasi pada eskatologi Islam.

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa para sufi maupun orang awam dalam menapaki jalan spiritual mempertebal amalan dan rangkaian penyucian jiwa dengan diisi perbuatan baik (taubat, khauf dan raja’, zuhud, fakir, sabar, ridha dan muraqabah). Konsep eskatologi berupa siksa kubur dan pertemuan mayat dengan malaikat Mungkar Nakir (Alam Barzakh), peristiwa huru-hara kiamat yang di alami manusia berupa hancurnya seluruh lapisan kosmos bumi oleh dahsyatnya kiamat, dilanjutkan penceritaan seputar kejadian yang dialami penduduk Mahsyar mendapati syafaat, hisab, Haq-Al-Adami, serta penyesalan oleh umat kafir maupun muslim yang kufur. Kemudian pemberhentian akhir menapaki keindahan dan kemegahan alam  surga dan berbagai penghuninya, serta gambaran neraka dan penduduknya. Ditarik benang merah bahwa penelitian Esoeskatologi pada teks syi’ir memberikan sumbangsih bagi keberadaan nilai-nilai sufistik dan nilai eskatologi yang koheren sehingga menimbulkan efek eksistensi manusia terhadap kehidupan dunia dan ukhrawi. Hasil penelitian menyatakan doktrin eskatologi sebagai penggingat atau orientasi, lebih tepatnya keseluruhan tuturan syi’ir dijadikan sebagai sarana sufistis guna mencapai fana manusia dengan Allah serta condong pada ajaran futuristis. Relevansi konsep kesenjangan dunia dan ukhrawi, bahwa segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Abstract. This study seeks to integrate esoteric theory with eschatological theory contained in the classic manuscripts "Syi'ir Kiyamat, Syi'ir Santri, Syi'ir Paras Nabi and Syi'ir Ahli Surga" which are individual belonging collections to syi'ir genre texts in Coastal Java literature. This study aims to examine the teachings of Sufism in the perspective of Sufis and lay people and eschatology which includes the concept of the Nature of Barzakh, the riot of doom and the final judgment.

                    This research was carried out in two phases of philological analysis to dissect the ins and outs of the manuscript. Furthermore, the text analysis stage consists of esoteric teachings in the form of soul cleansing from takhalli, tahalli and tajalli stages, then eschatological analysis of the reflection of the grave nature, resurrection day, reckoning and heaven & hell. The data sources of this research are four syi’ir, namely: SK (sy'ir kiyamat), SS (sy'ir santri), SPN (syi'ir paras prophet) and SAS (syi'ir ahli surga) providing Arabic letters hijaiyah. Syi'ir in the form of traditional poetry kept by Rini Murwati, the manuscripts originated from a pesantren in the Lamongan area, which was allegedly stored and published by a Surabaya coastal manuscript collector, Sheikh Said and his brother Ahmad, this statement is in the date of one syi'ir. The four syi’ir are transformation texts, which were copied for academic purposes. The qualitative descriptive method used to implement the data of berwazan or rhyming speech related to the esoteric teachings of Sufism oriented to Islamic eschatology. 

Based on data analysis, it can be concluded that the Sufis and lay people in walking the spiritual path thicken the practice and a series of purification of the soul filled with good deeds (repentance, khauf and raja ', zuhud, fakir, patient, blessing and muraqabah). The concept of eschatology in the form of grave torture and corpse encounters with the angel Mungkar Nakir (Alam Barzakh), the apocalypse riots experienced by humans in the form of the destruction of all layers of the earth's cosmos by the enormity of the apocalypse, continued telling about the events experienced by Mahsyar residents who find intercession, reckoning, Haq -Al-Adami, and regret by the infidel and the kufr Muslims. Then the final stop that steps the beauty and splendor of the heavenly realms and their various inhabitants, as well as a picture of hell and its inhabitants. The red thread can be drawn that the study of Esoeschatology in the syi'ir text contributes to the existence of sufistic values ​​and coherent eschatological values ​​so as to have an effect on human existence on world life and ukhrawi. The results of the study stated the doctrine of eschatology as a reminder, more precisely the whole syi'ir utterance was made as a sufistic means to achieve mortal humanity with God and inclined to futuristic teachings. The relevance of the concept of world inequality and ukhrawi, that all deeds will be accounted for in the afterlife.