Berdasarkan kurikulum terbaru (K-13), siswa Sekolah Menengah Pertama diharuskan untuk berfikir kritis. Berfikir kritis adalah ketrampilan yang perlu dilibatkan dalam proses belajar dan mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing karena bermanfaat untuk prestasi akademik dan masa depan siswa. Namun, mendorong siswa untuk berfikir kritis tidak mudah karena perlu menetapkan standar kriteria. Guru perlu menemukan solusi, dan strategi bertanya dapat menjadi batu loncatan untuk mendorong siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi.
Untuk mempraktikkan strategi bertanya yang tepat, guru harus memahami proses penyusunan dan bagaimana cara mengajukan pertanyaan. Bagaimana guru mempersepsikan strategi bertanya dapat menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi praktiknya dalam memberi pertanyaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi guru dan praktik terhadap strategi bertanya untuk mendorong siswa berfikir kritis dalam kelas bahasa Inggris sebagai bahasa asing
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti dua guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas delapan Sekolah Menengah Pertama di Trenggalek. Interview dan observasi dilakukan dalam mengumpulkan data untuk menjawab rumusan masalah. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan; pertama dua guru yang menjadi subjek dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif bahwa mempraktikkan strategi bertanya dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam proses pembelajaran, dan kedua, dua guru tersebut mempraktikkan beberapa tipe dari strategi bertanya yaitu wait-time, probing, prompting, dan reinforcement untuk mendorong siswa berfikir kritis.
Secara keseluruhan, strategi bertanya berguna untuk diimplementasikan dalam proses belajar dan mengajar, dan praktiknya akan lebih efektif dengan memaksimalkan penggunaan pertanyaan tingkat tinggi, dan melihat kebutuhan dan karakteristik siswa di setiap kelas. Selain itu, persepsi guru tentang strategi bertanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktik guru dalam konteks kelas.
Based on the recent curriculum (K-13), students of junior high school are required to have critical thinking. Critical thinking is a necessary skill to engange in EFL teaching and learning process because it is beneficial for students’ academic achievement and future. However, promoting students’ critical thinking is not easy because it needs to set standard of criteria. The teachers need to find solution, and questioning strategies can be stepping stone to encourage students to think in higher level.
In order to practice appropriate questioning strategies, teachers must be kowledgeable on the process of framing and how to pose question. How teachers perceive on questioning strategies may become one of significant factors that influences his/her practices in delivering questions. Therefore, this study was intended to describe teachers’ perceptions and practices of questioning strategies to promote students’ critical thinking in EFL classroom.
This study was a descriptive qualitative research that investigated two English teachers who taught at eighth grade of Junior High School in Trenggalek. Interview and observation were conducted to collect data in order to answer research questions. The findings showed that; first, two teachers who became participants of this study had positive perceptions that practicing appropriate questioning strategies could encourage students to think critically in learning process, and second, both teachers applied some types of questioning strategies, those were, wait-time, probing, prompting, and reinforcement in order to promote students’ critical thinking.
All in all, teacher’s questioning strategies was useful to be implemented in teaching and learning process, and its practice would be more effective by maximizing the use of higher-order question, and looking at students’ need and characteristic of each classroom. In addition, teachers’ perceptions of questioning strategies was one of factors that influence their practices in classroom context.