PENGARUH KONDISI AIR LAUT TERHADAP DURABILITAS BETON GEOPOLIMER

MENGGUNAKAN SUBTITUSI ABU TERBANG (FLY ASH) DENGAN MOLARITAS NaOH 15 M

THE INFLUENCE OF SEAWATER CONDITIONS ON THE 

DURABILITY OF FLY ASH SUBSTITUTED GEOPOLYMER 

CONCRETE WITH NaOH 15 M

Semen portland (PC) merupakan jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan beton. Namun, dalam proses produksinya, semen portland yang dapat berpotensi mengeluarkan karbon dioksida (CO2), yakni zat pembentuk dari gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Oleh karena itu, diperlukan komponen subsitusi yang dapat berupa abu terbang atau flyash, yang memiliki kandungan yang serupa dengan semen, untuk menciptakan beton yang ramah lingkungan. Beton yang menggunakan abu terbang (fly ash) sebagai bahan pengganti ini dikenal dengan sebutan beton geopolimer. Disebutkan pula bahwasanya dibandingkan dengan beton biasa, beton geopolimer lebih kuat ketahannnya apabila berada di kondisi yang agresif, contohnya adalah air laut. Dalam mengantifkan ikatan polimerisasi, beton geopolimer memerlukan larautan alkali aktivator. Adapun cara merawat beton geopolimer adalah dengan menggunakan heat curing dengan suhu 100°C selama 24 jam. Kemudian, beton polimer direndalam di laut artifisial dengan skala laboratorium yang memiliki tujuan untuk mengetahui ketahanan dari beton pada saat keadaan yang agresif. Perendaman air laut dilakukan dengan kadar garam sebesar 3,5% dan 6%. Hasil uji kuat tekan padausia 7, 28, 56 hari tanpa perendaman, 56 hari dengan perendaman 3,5% air laut, dan 56 hari dengan perendaman 6% air laut adalah sebesar 48,65 MPa, 64,96 MPa, 76,67 MPa, 70,77 MPa, dan 58,33 MPa. Dengan merujuk pada umur beton yang sama dan perlakuan perendaman yang serupa, dapat disimpulkan bahwa perendaman dalam air laut dengan konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan kerusakan dan berpengaruh terhadap kekuatan serta daya tahan beton geopolimer. Hal ini ditandai dengan penurunan beratbeton setelah mengalami proses perendaman.

Portland cement (PC) is one of the materials used in concrete production. However, during its production process, Portland cement can generate carbon dioxide (C𝑂2), which is a major component of greenhouse gas emissions in the atmosphere. Therefore, alternative materials such as fly ash, which has similar properties to cement, are needed to create environmentally friendly concrete. Concrete that utilizes fly ash as a substitute material is known as geopolymers. It is mentioned that geopolymers exhibit better durability compared to regular concrete when used in aggressive conditions, such as seawater. Geopolymer concrete requires an alkaline activator solution to activate polymerization bonding. Geopolymer concrete is treated with heat curing at a temperature of 100°C for 24 hours. Subsequently, immersion in synthetic seawater at a laboratory scale is conducted to determine the strength of geopolymers under aggressive conditions. The immersion in seawater is carried out with salt concentrations of 3.5% and 6%. The compressive strength test results at 7, 28, and 56 days without immersion, 56 days with 3.5% seawater immersion, and 56 days with 6% seawater immersion are 48.65 MPa, 64.96 MPa, 76.67 MPa, 70.77 MPa, and 58.33 MPa, respectively. With reference to the same concrete age and similar immersion treatment, it can be concluded that immersion in seawater with high salt concentration causes damage and affects the strength and durability of geopolymer concrete. This is characterised by a decrease in the weight of the concrete after the soaking process.