Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Sumba Timur
Local Wisdom in Sumba Timur Folklore
ABSTRAK
Lika, Febriani Angelina R. 2020. Kearifan Lokal Dalam Cerita Rakyat Sumba Timur. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: 1) Prof. Dr. Haris Supratno, dan 2) Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.
Kata Kunci: kearifan lokal, cerita rakyat, etnografi, dimensi kearifan lokal, fungsi kearifan lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) dimensi kearifan lokal dalam cerita rakyat Sumba Timur, 2) fungsi kearifan lokal dalam cerita rakyat Sumba Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kearifan lokal oleh Jim Ife untuk mengungkapkan 6 dimensi kearifan lokal dan teori fungsi kearifan lokal oleh John Haba. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografis. Sumber data terkait subyek penelitian dari tempat di mana data diperoleh. Subjek penelitiannya adalah cerita rakyat yang dikisahkan oleh para informan. Sumber data primer pada penelitian ini adalah cerita rakyat yang dituturkan oleh informan, sedangkan data sekunder diperoleh dari informan lain berupa data etnografi dan kearifan lokal yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat saat ini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) dimensi kearifan Sumba Timur yang terdapat dalam cerita rakyat terdiri atas pengetahuan masyarakat Sumba Timur berupa pengelolaan dan pelestarian alam yaitu, pahomba, Rotu dan Pamangu langu paraingu, demografi berupa asal muasal nenek moyang orang Sumba Timur dan kabihu atau kelompok kekerabatan di Sumba Timur; nilai hidup masyarakat Sumba Timur berupa sikap bertutur kata dan berperilaku,; keterampilan Sumba Timur berupa bercocok tanam, beternak, tenun ikat dan kerajinan tangan seperti mamuli, anahida, tiduhai/haikara, mbola pahappa serta kerajinan membuat rumah tradisional; sumber daya Sumba Timur berupa hutan dan laut; mekanisme pengambilan keputusan yaitu pulu pamba bata bokulu (musyawarah untuk mufakat); solidaritas kelompok berupa upacara pemakaman (ruruhu watu= tarik batu kubur) dan upacara perkawinan. 2) fungsi kearifan Sumba Timur dalam cerita rakyat terdiri atas penanda identitas seperti kepercayaan Marapu, sapaan, rumah adat, kain tenun dan pahappa; sebagai perekat hubungan sosial berupa gotong royong (patulangu), mandara serta saling memberi dan menerima; menumbuhkan kesadaran masyarakat tanpa paksaan terlihat saat menyelesaikan masalah; memberi warna bagi komunitas terlihat dari setiap acara adat yang diadakan; mengubah pola pikir yaitu berupa berbagai larangan dan pantangan; mempertahankan diri dari kemungkinan terjadinya gangguan atau perusakan terhadap solidaritas seperti mempertahankan tradisi, wilayah atau tanah yang menjadi hak milik masyarakat adat.
ABSTRACT
Lika, Febriani Angelina R. 2020. Local Wisdom in Sumba Timur Folklore. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: 1) Prof. Dr. Haris Supratno, dan 2) Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.
Keywords: Local wisdom, folklore, etnographi, the dimensions of local wisdom, the function of local wisdom.
This study aims to identify and describe: 1) the dimensions of local wisdom in Sumba Timur folklore, 2) the function of local wisdom in Sumba Timur folklore. The theory used in this research is the local wisdom theory by Jim Ife to reveal 6 dimensions of local wisdom and the theory of local wisdom function by John Haba. This research is a qualitative descriptive study with an ethnographic approach. Sources of data related to research subjects from the place where the data were obtained. The research subject is folk tales narrated by informants. The primary data sources in this study were folk tales told by informants, while secondary data were obtained from other informants in the form of ethnographic data and local wisdom related to current community activities.
The results of this study indicate that: 1) the dimensions of Sumba Timur's wisdom contained in the folklore consist of the knowledge of the people of Sumba Timur in the form of natural management and conservation, namely, pahomba, Rotu and Pamangu langu paraingu, demographics in the form of the ancestral origins of the Sumba Timur people and the Kabihu kinship groups in Sumba Timur; the value of life of the people of Sumba Timur in the form of speaking and behaving attitudes; Sumba Timur skills in the form of farming, raising livestock, weaving and handicrafts such as mamuli, anahida, tiduhai/haikara, mbola pahappa and traditional house making crafts; Sumba Timur's resources in the form of forests and sea; decision making mechanism, namely pulu pamba bata bokulu (deliberation for consensus); group solidarity in the form of a funeral ceremony (ruruhu watu = pulling a grave stone) and a wedding ceremony. 2) the function of Sumba Timur's wisdom in folklore consists of identity markers such as Marapu belief, greeting, traditional house, woven cloth and pahappa; as the glue of social relations in the form of mutual cooperation (patulangu), mandara as well as giving and receiving; raise public awareness without visible coercion when solving problems; give color to the community seen from every traditional event held; changing the mindset, namely in the form of various prohibitions and restrictions; defend against the possibility of disturbance or damage to solidarity such as maintaining traditions, territories or lands that belong to indigenous peoples.