DAMPAK FATHERLESS TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING ANAK MELALUI KECANDUAN GADGET PADA ANAK USIA DINI DI WILAYAH INDUSTRI JAWA TIMUR 

FATHERLESS IMPACT ON SUBJECTIVE WELL-BEING CHILDREN THROUGH GADGET ADDICTION ON EARLY CHILDREN IN THE REGION EAST JAVA INDUSTRY

    Pengasuhan dalam rumah tangga bukan hanya tugas seorang ibu saja, namun juga diperlukan sosok ayah dalam peran pengasuhan. Berdasarkan hasil riset ditemukan bahwa Indonesia berada diposisi ketiga dari seluruh dunia dalam hal fatherless atau disebut juga dengan ketiadaan peran ayah dalam kehidupan anak. Fatherless yang anak rasakan akan mempengaruhi tingkat subjective well-being anak dan ada salah satu faktor yang juga mempengaruhinya yaitu kecanduan gadget. Perlunya peran kedua orang tua dan subjective well-being yang tinggi dapat membantu anak dalam pendidikan usia dini yang baik dan dalam perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak fatherless terhadap subjective well-being melalui kecanduan gadget pada anak usia dini di wilayah industri Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode kausal komparatif dan menggunakan model korelasi, regresi berganda dan analisis jalur (uji hayes model 4). Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia antara 4-6 tahun di wilayah industri Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Gersik dengan jumlah 234 anak. Hasil uji regresi berganda dan uji korelai berganda menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,000 (<0,05) pada kolom Sig. Dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dan hubungan fatherless dan kecanduan gadget terhadap subjective well-being. Dalam uji hayes model 4 diperoleh hasil LLCI dan ULCI kecuali 0, maka dinyatakan memediasi dengan besar 14,5%. Penelitian ini bermanfaat untuk memberi wawasan pada orang tua khususnya ayah agar dapat meluangkan waktu untuk anak, memberikan kasih sayang yang cukup untuk anak dan melaksanakan peran ayah sebagaimana mestinya agak anak tidak mengalami fatherless.

Kata kunci : fatherless, subjective well-being anak, kecanduan gadget

    Parenting in the household is not only the duty of a mother, but also a father figure is needed in the role of caregiving. Based on the results of research found that Indonesia is in third position from all over the world in terms of fatherless or also called the absence of the role of fathers in children's lives. Fatherless that children feel will affect the level of subjective well-being of children and there is one factor that also influences it, namely gadget addiction. The need for the role of both parents and high subjective well-being can help children in good early childhood education and in child development. The purpose of this study was to determine the impact of fatherless on subjective well-being through gadget addiction in early childhood in the industrial area of East Java. This study used a type of quantitative research. The method used is a comparative causal method and uses correlation models, multiple regression and path analysis (hayes test model 4). The sample in this study was children aged between 4-6 years in the industrial areas of East Java, namely Surabaya, Sidoarjo and Gersik with a total of 234 children. The results of the multiple regression test and multiple relay test showed a constant value of 0.000 (<0.05) in the Sig column. It can be concluded that there is an influence and relationship between fatherless and gadget addiction on subjective well-being. In the hayes test model 4 obtained the results of LLCI and ULCI except 0, it was stated to mediate with a magnitude of 14.5%. This research is useful to provide insight to parents, especially fathers, so that they can spend time for children, provide enough love for children and carry out the role of fathers as they should be rather children do not experience fatherless.  

Keywords: fatherless, subjective well-being child, gadget addiction