Pola Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Tradisi Jimpitan di Desa Blimbinggede Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
Community Participation Patterns in Implementing Jimpitan Activities in Blimbinggede Village, Ngraho District, Bojonegoro Regency
Salah satu bentuk kearifan lokal yang masih terjaga kelestariannya hingga sekarang ini adalah budaya gotong royong yang eksistensinya ditunjukkan dalam berbagai macam bentuk dan istilah. Tradisi jimpitan adalah salah satu bentuk gotong royong yang masih dijaga kelestariannya di Desa Blimbinggede, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Dalam konteks solidaritas sosial, budaya gotong royong juga dapat menguatkan rasa persatuan dan kebersamaan di antara anggota masyarakat. Praktik gotong royong dapat membantu mengatasi perbedaan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat, serta memperkuat rasa saling percaya dan saling menghargai di antara anggota masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya solidaritas sosial warga Desa Blimbinggede yang disatukan oleh kesamaan-kesamaan dalam keyakinan, pekerjaan, cara hidup, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif atau biasa disebut sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan alamiah dalam mempelajari fenomena sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara detail fenomena sosial yang terjadi dan memberikan interpretasi tentang arti dan makna dari fenomena kegiatan jimpitan di Desa Blimbinggede Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
Kesimpulan dalam penelitian ini, meliputi: dari sudut pandang motivasi individu untuk terlibat dalam kegiatan jimpitan, keterlibatan individu dalam tradisi ini tidak hanya didorong oleh keinginan dan kesadaran individu semata, tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal yang memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut.
Dari sudut pandang cara individu terlibat, partisipasi warga masyarakat diwujudkan dalam bentuk pikiran dan tenaga serta dalam bentuk finansial. Individu-individu dalam masyarakat secara aktif telah berperan dalam melestarikan tradisi jimpitan, hal ini menunjukkan adanya kesatuan antara kreativitas, kerja keras, dan dukungan finansial guna mempertahankan keberlanjutan tradisi tersebut.
Dalam sudut pandang cara pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat bila mengacu pada istilah tangga partisipasi Arnstein masuk dalam tingkatan anak tangga ke-5 yang disebut dengan tingkat placation (mendiamkan), dimana aspirasi dari masyarakat hanya didengar tetapi keputusan tetap tidak berubah. Dengan demikian, dalam tahap ini aspirasi masyarakat belum dapat dijamin untuk terlaksana.
Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan jimpitan di Desa Blimbinggede telah berjalan dengan cukup baik, dan hal ini tentu saja membutuhkan upaya konkrit demi kelestarian kegiatan tersebut sehingga dapat diwaruskan kepada generasi berikutnya.
One form of local wisdom that is still preserved today is the culture of mutual cooperation, the existence of which is demonstrated in various forms and terms. The jimpitan tradition is a form of mutual cooperation that is still preserved in Blimbinggede Village, Ngraho District, Bojonegoro Regency. In the context of social solidarity, the culture of mutual cooperation can also strengthen the sense of unity and togetherness among members of society. The practice of mutual cooperation can help overcome social and economic differences in society, as well as strengthen mutual trust and respect between community members. This can happen because of the strong social solidarity of the residents of Blimbinggede Village who are united by similarities in beliefs, work, way of life, etc.
This research uses a type of descriptive research with a qualitative approach or commonly referred to as qualitative descriptive research. Qualitative descriptive research is a type of research that uses a natural approach in studying social phenomena. This research aims to describe in detail the social phenomena that occur and provide an interpretation of the meaning and significance of the phenomenon of jimpitan activities in Blimbinggede Village, Ngraho District, Bojonegoro Regency.
The conclusions in this research include: from the perspective of individual motivation to engage in jimpitan activities, individual involvement in this tradition is not only driven by individual desire and awareness alone, but also by external factors that play an important role in forming and maintaining community participation. in these activities.
From the perspective of how individuals are involved, community participation is manifested in the form of thoughts and energy as well as in financial form. Individuals in society have actively played a role in preserving the jimpitan tradition, this shows the unity of creativity, hard work and financial support to maintain the continuity of this tradition.
From the point of view of how decisions are made, community participation when referring to the term Arnstein's ladder of participation is included in the 5th rung of the ladder which is called the placation level, where the aspirations of the community are only heard but the decision remains unchanged. Thus, at this stage, community aspirations cannot be guaranteed to be implemented.
Overall, the implementation of jimpitan activities in Blimbinggede Village has gone quite well, and this of course requires concrete efforts to preserve these activities so that they can be passed on to the next generation.