Evaluasi Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Program SMK PK di SMK NU 1 Karanggeneng
Evaluation of the Implementation of Differentiated Learning in the PK Vocational School Program at SMK NU 1 Karanggeneng
Pendidikan mengalami perubahan signifikan dengan munculnya jalur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bertujuan menghasilkan lulusan berkualitas dan siap kerja. Program SMK Pusat Keunggulan (PK) berfokus pada keselarasan pendidikan vokasi dengan dunia kerja, sedangkan kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi, yang memenuhi kebutuhan individu siswa, menjadi kunci untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi pembelajaran berdiferensiasi pada program SMK PK di SMK NU 1 Karanggeneng dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) untuk menganalisis efektivitasnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluasi untuk mengetahui efektivitas suatu program dengan membandingkan hasilnya dengan tujuan atau standar yang diterapkan. Pendekatan yang digunakan adalah campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif berlandaskan pada asas positivisme, mengumpulkan data dari sampel populasi dan dianalisis secara statistik, sementara pendekatan kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dengan analisis data yang lebih menekankan pada makna dan kondisi alami obyek penelitian, serta menggunakan teknik triangulasi untuk pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berdiferensiasi di SMK NU 1 Karanggeneng berjalan cukup baik, dengan aspek lingkungan belajar yang mendukung interaksi siswa meskipun fasilitas untuk siswa gaya belajar auditori masih kurang memadai. Isi materi sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, namun belum optimal untuk siswa gaya belajar kinestetik. Penyampaian materi mendukung berbagai gaya belajar, meskipun penyampaian materi untuk siswa kinestetik perlu ditingkatkan. Siswa dapat memilih tugas akhir sesuai gaya belajar, tetapi kurangnya aktivitas asesmen akhir untuk siswa kinestetik dan auditori yang masih menjadi kendala. Secara keseluruhan, implementasi pembelajaran berdiferensiasi memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan belajar siswa, namun masih diperlukan peningkatan, terutama pada aspek produk yang memperoleh skor paling rendah, agar hasilnya lebih maksimal. Data pada penelitian ini diperoleh melalui observasi, angket, dan dokumentasi dengan melibatkan siswa dan guru pada elemen sketsa dan ilustrasi.
Education has experienced significant changes with the emergence of the Vocational High School (SMK) pathway which aims to produce quality graduates who are ready to work. The Center of Excellence (PK) Vocational School program focuses on aligning vocational education with the world of work, while the independent curriculum gives teachers the freedom to adapt learning methods. Differentiated learning, which meets students' individual needs, is the key to improving learning outcomes. This research aims to evaluate the implementation of differentiated learning in the SMK PK program at SMK NU 1 Karanggeneng using the CIPP (Context, Input, Process, Product) evaluation model to analyze its effectiveness.
This research uses evaluation research methods to determine the effectiveness of a program by comparing the results with the objectives or standards applied. The approach used is a mixture, namely quantitative and qualitative. The quantitative approach is based on the principles of positivism, collecting data from population samples and analyzed statistically, while the qualitative approach is based on the philosophy of postpositivism, with data analysis that places more emphasis on the meaning and natural conditions of the research object, and uses triangulation techniques for data collection.
The results of the research show that the implementation of differentiated learning at Vocational School NU 1 Karanggeneng is going quite well, with aspects of the learning environment that support student interaction even though the facilities for auditory learning style students are still inadequate. The content of the material has been adapted to student needs, but is not optimal for kinesthetic learning style students. The delivery of material supports various learning styles, although the delivery of material for kinesthetic students needs to be improved. Students can choose final assignments according to their learning style, but the lack of final assessment activities for kinesthetic and auditory students is still an obstacle. Overall, the implementation of differentiated learning has had a positive impact on meeting students' learning needs, but improvements are still needed, especially in the product aspects that received the lowest scores, so that the results are maximized. The data in this research was obtained through observation, questionnaires and documentation by involving students and teachers in sketch and illustration elements.