Kesenian Tari Gajah-gajahan adalah salah satu kesenian asli Ponorogo selain dari Reog. Pada awal munculnya kesenian ini di latarbelakangi oleh persaingan politik yang ada di Kabupaten Ponorogo. Saat itu kesenian Reog sudah menjadi basis dari partai Komunis, sehingga para santri menciptakan kesenian tari yang harapannya bisa menyaingi kesenian tari Reog yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Ponorogo.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu 1) Bagaimanakah sejarah terbentuknya kesenian tari gajah-gajahan di Kabupaten Ponorogo ? 2) Bagaimanakah Perkembangan Kesenian Tari Gajah-gajahan Di Desa Gontor Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo pada Tahun 1965 sampai 2000? 3) Bagaimakah prosesi pementasan kesenian Tari Gajah-gajahan Di Desa Gontor Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesenian tari gajah-gajahan di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, dengan beberapa tahap, yaitu : tahap pertama adalah heuristik, tahap kedua adalah kritik, tahap ketiga adalah interprestasi, tahap keempat adalah historiografi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kesenian Tari gajah-gajahan pada awalnya diciptakan oleh para kaum islamis untuk menyaingi kesenian tari Reog, karena pada tahun 1960an Reog sudah menjadi basis massa bagi kaum komunis. Oleh sebab itu kaum ulama dan kaum non-komunis membuat kesenian yang selain menunjukkan hiburan juga menjadi saran dakwah bagi kaum islamis. Dalam perkembangan zaman kesenian gajah-gajahan Di Desa Gontor mengalami banyak perubahan mulai dari cara pementasannya sampai dengan alat musik, lagu iringan, serta ditambahi dengan unsur-unsur dari kesenian lain seperti warok dan punokawan. Dari segi musik, lagu iringan yang digunakan tidak hanya bersifat islamis seperti pada awal munculnya kesenian ini, tetapi sekarang sudah banyak aliran musik yang dipakai dalam kesenian tari gajah-gajahan seperti lagu-lagu campursari, dangdut, bahkan pop. Hal ini dilakukan karena daya persaingan kebudayaan dan supaya masyarakat lebih tertarik dengan kesenian tari ini.
Kata Kunci : Tari Gajah-gajahan, Gontor Ponorogo
Gajah-gajahan Dance Art is one of the original Ponorogo arts apart from Reog. At the beginning of the emergence of this art background of political competition in Ponorogo Regency. At that time Reog art had become the basis of the Communist party, so the santri created dance arts which they hoped could rival the dance art of Reog which was ingrained in the Ponorogo community.
The formulation of this research problem is 1) What is the history of the formation of elephant-gajahan dance in Ponorogo Regency? 2) What is the Development of Gajah-gajahan Dance in Gontor Village, Mlarak District, Ponorogo Regency in 1965 to 2000? 3) How is the procession of the performance of Gajah-gajahan Dance in Gontor Village, Mlarak District, Ponorogo Regency? The purpose of this study was to find out how the development of the elephant-gajahan dance in Gontor Village, Mlarak Subdistrict, Ponorogo Regency. The method used in this study is the historical research method, with several stages, namely: The first stage is heuristic, the second stage is criticism, the third stage is interpretation, the fourth stage is hostoriography.
Based on the results of the study it can be seen that the art of Gajah-gajahan dance was originally created by Islamists to rival Reog dance art, because in the 1960s Reog had become a mass base for communists. Therefore the ulama and non-communists made art which in addition to showing entertainment was also a suggestion of da'wah for Islamists. In the development of the elephant-gajahan art era, in Gontor Village there were many changes ranging from the way it was performed to musical instruments, accompaniment songs, and added elements from other arts such as warok and punokawan. In terms of music, the accompaniment song that is used is not only Islamist as it was at the beginning of this art, but now there are many musical genres used in elephant-dance art such as campursari, dangdut, and even pop songs. This is done because of the competitive power of culture and so that people are more interested in this dance art.
Keywords: Gajah-gajahan Dance Art, Gontor Ponorogo