Pemertahanan Cerita Rakyat di Kabupaten Ponorogo sebagai Upaya Pengembangan Destinasi Wisata Lokal
Maintaining Folklore in Ponorogo Regency as an Effort to Develop Local Tourist Destinations
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pemertahanan cerita rakyat di Kabupaten Ponorogo, yang meliputi (1) upaya perlindungan, (2) upaya pengembangan, (3) upaya pemanfaatan, (4) upaya pembinaan, dan (5) daya dukung masyarakat terhadap bentuk pemertahanan cerita rakyat di Kabupaten Ponorogo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemertahanan budaya yang mengacu pada teori Fishman dan berlandaskan pada UU RI No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan folklor modern, dengan menggunakan metode etnografi, untuk meneliti lebih dalam tentang tradisi dan masyarakatnya. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara, perekaman, pencatatan, dan analisis dokumen. Sumber utama data penelitian ini adalah informan yang dipilih peneliti berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pemertahanan cerita rakyat di Kabupaten Ponorogo mencakup empat upaya, antara lain (a) upaya perlindungan yang dilakukan dengan cara inventarisasi cerita rakyat di Kabupaten Ponorogo menjadi sebuah buku kumpulan cerita rakyat dan bahan ajar, (b) upaya pengembangan, dilakukan dengan cara promosi kebudayaan, seperti mengadakan festival, pengelolaan website resmi, dan mengadakan pameran, (c) upaya pemanfaatan, dilakukan dengan cara mengembangkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Ponorogo, dan (d) upaya pembinaan, dilakukan dengan cara pemanfaatan SDM dengan maksimal oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ponorogo. Selanjutnya dukungan masyarakat ditunjukkan oleh sikap masyarakat yang meyakini dan mempercayai tradisi yang berkembang di daerahnya dan tetap memegang kuat tradisi yang ada sampai sekarang.
Kata kunci: pemertahanan, cerita rakyat, tradisi lisan, folklor, Kabupaten Ponorogo, destinasi wisata
This study aims to describe the form of folklore defense in Ponorogo Regency, which insludes (1) protection efforts, (2) development efforts, (3) utilization efforts, (4) development efforts, and (5) community support capacity for forms of story defense people in Ponorogo Regency. The teory used in this study is the theory of cultural defense which refers to Fishman's theory and is based on UU RI No. 5 of 2017 concerning the Advancement of Culture. The approach in this study is a modern folklore approach, using athnographic methods, to examine more deeply about traditions and society. The data in this study were obtained by means of observation, interviews, recording, and document analysis. The main source of this research data is the informants selected by the researchers based on predetermined criteria.
The results showed that the form of preserving folklore in Ponorogo Regency includes four efforts, including (a) protection efforts carried out by inventorying folklore in Ponorogo Regency into a collection of folklore books and teaching materials, (b) development efforts, carried out by ways of cultural promotion, such as holding festivals, managing official websites, and holding exhibitions, (c) utilization efforts, carried out by developing tourism potential in Ponorogo Regency, and (d) fostering efforts, carried out by utilizing human resources optimally by the Office of the Republic of Indonesia. Ponorogo Culture and Tourism. Furthermore, community support is shown by the attitude of the people who believe in and trut the traditions that develop in their area and still hold firmly to the existing traditionals until now.
Keyword: defense, folklore, oral tradition, Ponorogo Regency, tourist destinations