MAKNA SIMBOLIK MAKANAN PADA TRADISI MANGGULAN NYAMBUNG TUWUH MANTEN DI DESA BETAK
THE SYMBOLIC MEANING OF FOOD IN THE MANGGULAN NYAMBUNG TUWUH MANTEN TRADITION IN BETAK VILLAGE
Penelitian ini menjelaskan tentang makna simbolik keberadaan makanan dalam Tradisi Manggulan Nyambung Tuwuh Manten. Metode yang digunakan adalah kualitatif sebagai pendekatan dan teori interaksi simbolik sebagai alat analisis untuk menggambarkan interaksi manusia dengan makna simbol pada suatu objek. Data yang digunakan adalah data primer melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data didukung oleh data sekunder dari studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Lokasi penelitian adalah Desa Betak, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian ini adalah jenis dan makna makanan yaitu ambengan, keleman, gedang setangkep, buceng kuat, sega golong, kembang setaman, jenang abang, jenang sengkala dan sego punar. Makna keberadaan makanan yaitu sebagai ungkapan rasa syukur dan memberikan keselamatan bagi pemilik acara. Masyarakat Desa Betak dalam melaksanakan Tradisi Manggulan telah mengalami perubahan sehingga kesakralan tradisi ini semakin berkurang akibat pengaruh modernisasi. Untuk menjaga warisan budaya ini, masyarakat Desa Betak secara aktif melibatkan anak cucu mereka dalam menegakkan Tradisi Manggulan, sekaligus beradaptasi dengan tuntutan modernitas untuk menjaga keberlangsungan tradisi ini.
Kata Kunci: Makna Simbolik; Makanan; Manggulan
This research explains the symbolic meaning of the existence of food in the Manggulan Nyambung Tuwuh Manten Tradition. The method used is qualitative as an approach and symbolic interaction theory as an analytical tool to describe human interactions with the meaning of symbols on an object. The data used is primary data through observation, in-depth interviews and documentation. Data is supported by secondary data from literature studies. The data obtained was then analyzed through three stages, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The research location is Betak Village, Kalidawir District, Tulungagung Regency. The results of this research are the types and meanings of food, namely ambengan, keleman, gedang setangkep, buceng strong, sega golong, kembang setaman, jenang abang, jenang sengkala and sego punar. The meaning of the existence of food is as an expression of gratitude and providing safety for the event owner. The Betak Village community in carrying out the Manggulan Tradition has experienced changes so that the sacredness of this tradition is increasingly reduced due to the influence of modernization. To maintain this cultural heritage, the people of Betak Village actively involve their children and grandchildren in upholding the Manggulan Tradition, while adapting to the demands of modernity to ensure the continuity of this tradition.
Keywords: Symbolic Meaning, Food, Manggulan