ABSTRAK
REGENERASI KOMUNITAS MUSIK PA’BENG DI DESA BANTAL KABUPATEN SITUBONDO
Nama Mahasiswa : Ahmad Baidhowi
NIM : 15020134028
Prodi/ Jurusan : Pendidikan Sendratasik
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd.
Tahun : 2019
Kata Kunci: regenerasi, musik bambu, komunitas musik Pa’beng
Penelitian ini dilatar belakangi oleh satu kegiatan proses regenerasi yang dilakukan komunitas musik Pa’beng dalam melestarikan kesenian daerah yang harus dipertahankan. Melalui regenerasi komunitas musik Pa’beng dapat mempertahankan kesenian daerah dan meneruskan jejak senior kepada generasi baru untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian musik Pa’beng, karena regenerasi merupakan kunci pelestari budaya. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendiskripsikan regenerasi komunitas musik Pa’beng di Desa Bantal Kabupaten Situbondo, 2) Mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses regenerasi komunitas musik Pa’beng di Desa Bantal Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan terdiri dari 3 orang, 2 orang pengelola, 2 seniman (tari dan karawitan), sedangkan informan pelengkap untuk keperluan informasi yaitu sebanyak 3 orang. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan 1) Reduksi data, 2) Penyajian Data, dan 3) Penarikan simpulan.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa : 1) Proses regenerasi komunitas musik Pa’beng di Desa Bantal Kabupaten Situbondo melalui regenerasi berencana yaitu proses regenerasi yang direncanakan, dan dipersipakan. 2) Faktor pendukung dalam regenerasi komunitas musik Pa’beng yaitu adanya anggota sebagai subjek yang menjalankan, peran orang tua, sekolah sebagai media regenerasi, publikasi di media sosial. Beberapa faktor penghambat regenerasi komunitas musik Pa’beng yaitu kurangnya perhatian dari pemerintah, kurangnya fasilitas yang memadai.
ABSTRACT
PA’BENG MUSIC COMMUNITY REGENERATION IN BANTAL, SITUBONDO REGENCY
Student Name : Ahmad Baidhowi
Program/Major : Sendratasik Education
Faculty : Language and Art
Institution : Surabaya State University
Supervisor : Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd.
Year : 2019
Keywords: regeneration, bamboo music art, Pa’beng music community
This research based on a regeneration process carried out by Pa’beng music community in preserving cultural art that must be maintained. Through the Pa’beng music regeneration can maintain this cultural art and pass on the senior footstep to the new generation for maintaining and developing the Pa’beng musical art, because regeneration is the key of preserving culture. The purpose of this research is 1) Describe the bamboo music regeneration by the Pa’beng music community in Bantal, Situbondo Regency, 2) Describe the supporting and inhibiting factors in the process of bamboo music regeneration by the Pa’beng music community in Bantal, Situbondo Regency.
This research uses a qualitative approach with descriptive methods, and data collection techniques are carried out by interview, observation, and documentation. The informants consisted of 3 people, 2 managers, 2 artists (dance and musical), while supplementary informants for information purposes were as many as 3 people. The data validity technique uses triangulation source and triangulation technique. The data analysis uses 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) conclusions.
The results from this research show that 1) Regeneration of bamboo music by the Pa’beng music community in Bantal, Situbondo Regency was carried out through regeneration planned that the regeneration was prepared and planned. 2) The Supporting factors in the regeneration of bamboo music by the Pa’beng music community are the presence of members as the subjects that do the process, the role of parents, schools as a regeneration media, and publication on social media. Some factors that inhibit the regeneration of bamboo music by the Pa’beng music community are lack of attention from the government, lack of member interest, and also lack of adequate facilities.