Kajian Geografi Tentang Pengembangan Industri Kerajinan Gerabah di Desa Mlaten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Geographical Study of The Development of The Pottery Industry in Mlaten Village Puri Sub-district Mojokerto Regency

untuk mempertahankan dan melestarikan kerajinan gerabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) Perolehan bahan baku 2) Serapan tenaga kerja 3) Proses pemasaran yang dilakukan Perkembangan industri kerajinan gerabah tidak lepas dari peranan pengrajin dalam memberikan ide dan inovasi baru. Inovasi dan kreativitas pengrajin seharusnya dapat menarik generasi milenial pengrajin dalam mengembangkan utilitas kerajinan gerabah di Desa Mlaten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di industri kerajinan Dusun Mlaten dan Bedog. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengrajin dengan sampel 98 orang responden yang bekerja. Data primer yang digunakan berupa kajian sosial ekonomi seperti latar belakang, kegiatan usaha, dan kehidupan pelaku industri (pengrajin) dalam pengembangan fungsi utilitas gerabah di industri kerajinan gerabah di Desa Mlaten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Data sekunder diperoleh dari dokumen resmi kantor desa mlaten, buku dan laporan yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah skoring.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Perolehan bahan baku kerajinan sebesar 66% atau sebanyak 65 pengrajin mengatakan mudah. Ketersediaan bahan baku kerajinan sebesar 66% pengrajin menyatakan cukup, dan 63% pengrajin menyatakan jarak perolehan bahan baku dekat. 2) Tenaga kerja industri kerajinan gerabah dominan laki-laki berjumlah 56 pengrajin atau 57%. Rata-rata tingkat pendidikan SMP dengan persentase 60%. Sistem kerja dan pengupahan adalah harian dengan persentase 60%. 3) Pemasaran produk gerabah dijual pada tengkulak sekitar wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan Bali. Kelancaran pemasaran kerajinan sebesar 63%, cara pemasaran melalui tengkulak sebesar 69%, dan tujuan pemasaran kepada tengkulak sebesar 69%.

The development of the pottery industry can not be separated from the role of craftsmen in providing new ideas and innovations. Craftsman innovation and creativity should be able to attract millennials to maintain and preserve earthenware vessels. The purpose of this study was to analyze 1) Obtaining raw materials 2) Absorption of labor 3) The marketing process carried out by craftsmen in developing pottery utilities in Mlaten Village, Puri District, Mojokerto Regency

This type of research is a survey research using a descriptive approach. Research locations in the handicraft industry of Mlaten and Bedog Hamlet. The population of this study were all craftsmen with a sample of 98 respondents who worked. Primary data used in the form of socio-economic studies such as background, business activities, and the lives of industry players (craftsmen) in developing the function of the pottery utilities in the pottery industry in Mlaten Village, Puri District, Mojokerto Regency. Secondary data were obtained from official village office documents, books and reports related to research. Data collection techniques using questionnaires, observation and documentation. The data analysis technique used is scoring.

The results showed that 1) Acquisition of 66% of raw materials or 65 craftsmen said easy. The availability of handicraft raw materials by 66% of craftsmen stated that it was sufficient, and 63% of craftsmen stated that the acquisition of raw materials was close. 2) The workforce of the dominant male pottery industry is 56 craftsmen or 57%. The average level of junior high school education is 60%. The system of work and remuneration is 60% daily. 3) Marketing of pottery products is sold at middlemen around the regions of East Java, West Java and Bali. Smooth marketing of handicrafts by 63%, marketing methods through middlemen by 69%, and marketing objectives to middlemen by 69%.