MANAJEMEN FESTIVAL JARANAN KOTA BLITAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KESENIAN DAERAH DI KOTA BLITAR
MANAJEMENT OF JARANAN FESTIVAL AS THE PRESERVATION EFFORTS OF LOCAL ARTS IN BLITAR CITY
Nama Mahasiswa : Mei Putri Cahyaningrum
NIM : 16020134067
Program Studi/Jur. : S1 Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas : Bahasa Dan Seni
Nama Lembaga. : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si.
Tahun : 2019/2020
Kata kunci: Manajemen, Festival Jaranan, Upaya Pelestarian
Kesenian Jaranan di Blitar merupakan kesenian tradisional yang akhir-akhir ini telah merebut perhatian masyarakat, sehingga mendorong pemerintah Kota Blitar memberikan ruang pertunjukan. Festival Jaranan menjadi pilihan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar untuk melestarikan dan mengembangkan pertunjukan Jaranan di Kota Blitar. Festival Jaranan tahun 2019 telah menjadi daya tarik wisatawan di Blitar, karena festival ini tidak hanya diikuti oleh kelompok Jaranan dari Blitar tetapi juga dari luar Blitar seperti Tulungagung, dan Trenggalek. Rumusan masalah pada penelitian ini: 1) Bagaimana latar belakang penyelenggaraan Festival Jaranan Kota Blitar sebagai upaya pelestarian kesenian daerah; 2) Bagaimana manajemen pertunjukan Festival Jaranan Kota Blitar sebagai upaya pelestarian kesenian daerah; 3) Bagaimana upaya pelestarian kesenian jaranan yang dilakukan Pemerintah Kota Blitar.
Teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yaitu manajemen pertunjukan, dan pelestarian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data penelitian berupa sumber data manusia yang terdiri dari narasumber yang berkaitan dengan Festival Jaranan Kota Blitar dan sumber data non manusia yang terdiri dari brosur, foto, video Festival Jaranan Kota Blitar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan reduksi data, menyusun data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penyelenggaraan Festival Jaranan Kota Blitar dilatarbelakangi oleh 1) antusias masyarakat terhadap pertunjukan kesenian jaranan; 2) dorongan para seniman jaranan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melalui sebuah paguyuban Pakoja; 3) keinginan pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata dengan berbasis potensi budaya lokal, sehingga menghasilkan sebuah potensi wisata budaya. Festival Jaranan Kota Blitar telah dikelola dengan baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Upaya pelestarian kesenian jaranan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Blitar adalah preservasi seperti mendokumentasikan pertunjukan pagelaran rutin kesenian jaranan di Kota Blitar dan konservasi yang dilakukan dengan memberi kesempatan pada para seniman untuk mengembangkan kesenian jaranan agar kesenian jaranan tetap bertahan dan diminati oleh masyarakat.
Simpulan pada penelitian ini adalah bahwa antusiasme masyarakat di Kota Blitar terhadap pertunjukan Jaranan menjadi dasar yang kuat dalam penyelenggaraan Festival Jaranan. Pengelolaan Festival Jaranan ini membutuhkan kecermatan, kejelasan, kerja keras serta kontroling panitia penyelanggara, sehingga dapat terselenggara dengan baik, dengan harapan dapat dijadikan upaya untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional sebagai aset wisata di Kota Blitar.
Name of Student. : Mei Putri Cahyaningrum
Number of Student : 16020134067
Department : Bachelor of Education of Art, Drama, Dance and Music
Faculty : Language and Art
Name of Institution : Surabaya State University
Supervisor : Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si.Y
Year : 2019/2020
Keywords: Management, Jaranan Festival, Preservation
An art called Jaranan in Blitar is a traditional art which lately has captured the attention of the community, thus prompt the government of Blitar gives space to the show. Department of Tourism and Culture of Blitar choose The Jaranan Festival to preserve and develop the show Jaranan in Blitar city. The festival of Jaranan in 2019 has become a tourist attraction in Blitar, because the festival is not only followed by the Jaranan’s group from Blitar but also from the outside Blitar like Tulungagung, and Trenggalek. The formulation of problems in this study: 1 ) What is the background in implementing the Jaranan festival of Blitar as the preservation effort of local art; 2 ) How is the show management of the Jaranan festival of Blitar as the preservation effort of local art; 3) What is the preservation effort of jaranan art which done by the govenrment of Blitar.
The theory used to discuss the problem is the management of the show, and the preservation. This study using the qualitative research as the method. The source of the data are in form of human data sources consist of informant related with the Jaranan Festival of Blitar and non-human data sources consist of a brochures, photso, videos of Jaranan Festival of Blitar. The techniques in collecting the data used the observation interview and documentation. The techniques in analyzing data used data reduction, data arrangement, data presentation, the withdrawal of the conclusion. The validity of the data used triangulation resources and triangulation technique.
The results of research shows that, the background of implementating the Jaranan Festival of Blitar are 1 ) enthusiastic of the society toward the performance of jaranan art; 2 ) encouragement of the jaranan artists to the Department of Tourism and Culture through a Pakoja association; 3 ) the eagerness of the government to develop tourism potential with based potential of the local culture, so that it can produce a potential tourist culture. The Jaranan festival of Blitar has been managed well, starts from planning, organizing, movement and supervision. The preservation effort of jaranan art carried out by the government of Blitar is documenting the routine show as well as the art performance outside Blitar city and conservation done by giving an opportunity to the artists to develop the jaranan art, so that the jaranan art still exist and intriguing by the community.
The conclusion in this study is that the enthusiasm of the people in the Blitar city on the Jaranan show already be a strong foundation in implementing the Jaranan festival. The management of the Jaranan Festival requires precision, clarity, hard work and controlling organizer committee, so that it can be held properly, in hope that it can be used as an attempt to preserve and develop the traditional arts as a tourism asset in Blitar.