Hubungan antara Kecemasan dengan Emotional Eating pada Atlet Remaja

Relationship between Anxiety and Emotional Eating in Teenage Athletes

Atlet remaja rentan mengalami kecemasan. Dalam kondisi emosi negatif seperti ini sangat mungkin seseorang akan memilih makan sebagai mediator untuk meredakan emosi tersebut, hal ini disebut emotional eating. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara kecemasan dengan emotional eating pada atlet remaja di sebuah sekolah menengah Atas khusus olahraga Jawa Timur di kota Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif yang melibatkan Peserta sebanyak 110 atlet yang terdiri dari 55 atlet laki-laki dan 55 atlet perempuan. Peneliti menggunakan teknik random sampling. Alat Ukur kecemasan ini dibuat berdasarkan teori Smith dkk. (2006) memuat 3 aspek Somatic, Worry,dan Concentration Disruption. Alat ukur emotional eating dibuat oleh peneliti berdasarkan teori van Strien et al., (1986) terdapat 2 dimensi yaitu sebagai peredam emosi dan sebagai respon terhadap emosi yang jelas. Analisis data menggunakan metode Pearson product moment dengan bantuan SPSS 26.0. hasil analisis data menemukan korelasi yang signifikan antara kecemasan dengan emotional eating (p<0,028; r= 0,203), artinya Ha dalam penelitian ini diterima. Korelasi bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin tinggu juga tingkat emotional eating.

Teenage athletes are vulnerable to anxiety. In negative emotional conditions like this, someone may choose to eat as a mediator to relieve these emotions, this is called emotional eating. This research aims to determine the relationship between anxiety and emotional eating in teenage athletes at a high school specializing in sports in East Java in the city of Sidoarjo. The research method used was a quantitative method involving 110 participants consisting of 55 male athletes and 55 female athletes. Researchers used random sampling techniques. This anxiety measuring tool was created based on the theory of Smith et al. (2006) and contains 3 aspects Somatic, Worry, and Concentration Disruption. The emotional eating measuring tool was created by researchers based on the theory of van Strien et al., (1986) which has 2 dimensions, namely as a dampener for emotions and as a response to clear emotions. Data analysis used the Pearson product-moment method with the help of SPSS 26.0. The results of the data analysis found a significant correlation between anxiety and emotional eating (p<0.028; r= 0.203), meaning that Ha in this study was accepted. The correlation is positive, which means that the higher the level of anxiety, the higher the level of emotional eating.