Analisis Tingkat Pemanfaatan Dermaga Di Terminal Nilam Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan ini merupakan pusat ekspor impor di Indonesia bagian timur. Bersebelahan dengan Pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, dimana ferry menuju Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Pelabuhan Tanjung Perak terdiri dari beberapa terminal, salah satunya Terminal Nilam. Dalam perkembangan tingkat pemanfaatan dermaga setiap tahunnya, dilakukan perhitungan terhadap tingkat hunian dermaga (BOR) di Terminal Nilam dengan kondisi saat ini. . Analisis akan dihitung mulai dari tingkat penggunaan dermaga, perbandingan nilai BOR pada Keputusan Dirjen Pelayaran Tahun 2011 Perihal Parameter Kemampuan Pelayanan Operasional Pelabuhan, forecast (total arus kapal, arus peti kemas dan kapasitas peti). Untuk menghitung nilai tingkat penggunaan dermaga dengan menggunakan metode regresi analitik. Diketahui panjang dermaga Nilam adalah 320m, dan waktu efektif dalam setahun adalah 354 hari, diperoleh dari peredaran kapal tahun 2019 sampai dengan 561, tahun 2020 sampai dengan 508, tahun 2021 sampai dengan 632. Dari peredaran peti kemas pada Tahun 2019 sebesar 361.287, kemudian tahun 2020 menjadi 324.552, dan pada tahun 2021 menjadi 396.714. BOR tahun 2019 sebesar 52%, tahun 2020 sebesar 44%, tahun 2021 sebesar 55%. Dengan demikian, analisis tingkat utilisasi Terminal Nilam Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari nilai BOR yang masih dibawah 70% (nilai BOR dalam Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Tahun Perihal Parameter Kemampuan Pelayanan Operasional Pelabuhan).

Kata Kunci: Pelabuhan, Terminal Nilam, Tingkat penggunaan Dermaga (BOR)

Tanjung Perak Port is the second largest and busiest port in Indonesia after Tanjung Priok Port. This port is an export-import center in eastern Indonesia. Adjacent to Tanjung Perak Port is Ujung Port, where ferries go to Kamal Port, Bangkalan, Tanjung Perak Port consists of several terminals, one of which is Nilam Terminal. In developing the wharf utilization rate every year, a calculation is made of the wharf occupancy rate (BOR) at Nilam Terminal under current conditions. . The analysis will be calculated starting from the level of use of the wharf, comparison of BOR values in the 2011 Director General of Shipping Decree concerning Port Operational Service Performance Standards, forecast (total flow of ships, flow of containers and capacity of crates). To calculate the value of the level of use of the wharf using the analytical regression method. It is known that the length of the Patchouli pier is 320m, and the effective time in a year is 354 days, obtained from the circulation of vessels in 2019 to 561, from 2020 to 508, and from 2021 to 632. From the circulation of containers in 2019 there were 361,287, then in 2020 to 324,552, and in 2021 to 396,714. BOR in 2019 was 52%, in 2020 it was 44%, and in 2021 it was 55%. Thus, the analysis of the utilization rate of Patchouli Terminal at Tanjung Perak Surabaya Port can be said to be good. This can be seen from the BOR value which is still below 70% (the BOR value in the 2011 Director General of Sea Transportation Decree concerning Port Operational Service performance standards)