Padepokan Seni Mangun Dharma merupakan lembaga pendidikan non formal yang memberikan pembelajaran bidang seni khususnya Wayang Topeng Malangan sejak 26 Agustus 1989. Seiring perkembangan zaman padepokan ini mengalami berbagai perubahan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Perkembangan pembelajaran tersebut menjadi daya tarik untuk dilaksanakan penelitian. Berangkat dari hal tersebut peneliti memfokuskan pada 1) perkembangan pembelajaran Wayang Topeng Malangan dan 2) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pembelajaran Wayang Topeng Malangan di Padepokan Seni Mangun Dharma Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang dari tahun 1989-2018.
Peneliti menggunakan beberapa teori dan konsep untuk menjawab fokus penelitian, di antaranya adalah Teori Perkembangan Edi Sedyawati (1981), teori Pembelajaran menurut Ki Hajar Dewantara (1977) dan teori Faktor-Faktor Perkembangan Seni menurut Bastomi Suwaji (1990). Metode penelitian kualitatif digunakan pada penelitian ini karena menggunakan data deskriptif untuk menjelaskan perkembangan pembelajaran Wayang Topeng Malangan di Padepokan Seni Mangun Dharma. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan 4 tahap yaitu mengumpulkan data, reduksi data, tahap penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi dengan bentuk triangulasi waktu, sumber dan bentuk.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perkembangan pembelajaran Wayang Topeng Malangan di Padepokan Seni Mangun Dharma terbagi menjadi 4 fase yaitu fase tahun 1989-1992 yang merupakan awal pendirian; fase tahun tahun 1993-1998 yang mengalami perkembangan pesat dengan berbagai perubahan metode pembelajaran; fase tahun 1999-2003 ketika padepokan mengalami masa vakum; dan pada fase tahun 2004-2018 ketika padepokan mengadakan kegiatan pembelajaran seni yang lebih berfokus kepada materi Malangan dan Topeng. Perkembangan pembelajaran tersebut dipengaruhi faktor intrinsik seperti adanya ide baru dan perubahan manajemen padepokan; serta faktor ekstrinsik seperti perubahan dan perkembangan zaman, dukungan pemerintah dan masyarakat, dan masalah keluarga.
Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran Wayang Topeng Malangan di Padepokan Seni Mangun Dharma mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi dilihat pada unsur pembelajaran seperti peserta didik, pendidik, tujuan belajar, metode, materi, media belajar, dan proses evaluasi.
Kata kunci : perkembangan, pembelajaran, wayang topeng, Mangun Dharma
Mangun Dharma Art Institute is a non-formal educational institution that provides learning in the arts especially the Malangan Mask Puppet since August 26, 1989. Along with the development of the age of the hermitage, there have been various changes in the implementation of learning activities. The development of those learning is the main attraction for conducting research. Departing from this, the researcher focused on 1) the development of Malangan Mask Puppet learning and 2) the factors that influenced the development of Malangan Mask Puppet learning in the Mangun Dharma Art Institute, Tumpang District, Malang Regency from 1989-2018.
The researcher used several theories and concepts to answer the research focus, including Edi Sedyawati's Development Theory (1981), Learning theory according to Ki Hajar Dewantara (1977) and the theory of Art Development Factors according to Bastomi Suwaji (1990). The qualitative research method was used in this study because it used descriptive data to explain the development of Malangan Mask Puppet learning in the Mangun Dharma Art Institute. Data collection is done by observation, interviews, and documentation to obtain primary and secondary data. Data analysis was carried out in 4 stages, namely collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. Data validity is done by triangulation in the form of time, source and form triangulation.
The results obtained showed that the development of Malangan Mask Puppet learning in the Mangun Dharma Art Institute was divided into 4 phases, namely the phase 1989-1992 which was the beginning of the establishment; the phase of the year 1993-1998 which experienced rapid development with various changes in learning methods; the phase of 1999-2003 when the hermitage had a vacuum; and in the phases of 2004-2018 when the hermitage held an art learning activity that focused more on the material of Malangan and Mask. The development of learning is influenced by intrinsic factors such as the presence of new ideas and changes in hermitage management; and extrinsic factors such as changes and developments in the times, government and community support, and family problems.
The conclusion of this research is that the learning of Malangan Mask Puppet at the Mangun Dharma Art Institute has developed. The development that occurs is seen in the elements of learning such as students, educators, learning objectives, methods, materials, learning media, and evaluation processes.
Keywords: development, learning, puppet mask, Mangun Dharma