Fenomena menggunakan jasa Make Up Artist sedang hangat diperbincangkan oleh kaum perempuan. Terdapat berbagai makna kecantikan yang terdefinisi dari permintaan para klien Make Up Artist. Make Up Artist harus memahami berbagai standar kecantikan untuk memuaskan kliennya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kecantikan dalam perspektif Herbert Mead. Tujuan ini dibedakan menjadi makna kecantikan dalam perspektif I dan me. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Perspektif teori yang digunakan adalah interaksionisme simbolik Mead. Penelitian dilakukan di Surabaya selama tiga bulan. Subjek dipilih secara purposive dengan kriteria berpenghasilan, pernah dirias oleh Grace, dan tinggal di Surabaya. Penelitian ini menggunakan dua sumber data. Sumber data primer berasal dari wawancara dengan subjek. Sumber data kedua berupa dokumen dan referensi pendukung. Analisis menggunakan kualitatif-deskriptif dengan teknik Miles dan Huberman. Teknik analisis ini menghadirkan tiga tahapan, yakni data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasilnya setiap individu mempunyai makna kecantikan yang berbeda beda. Seorang Individu menampilkan sisi I ketika individu berpenampilan tanpa dituntut kondisi tertentu. Subjek mengekspresikan kecantikan sebagai riasan minimum sesuai kenyamannya masing-masing. Individu menampilkan sisi me ketika subjek harus menampilkan dirinya sesuai haapan orang lain. Hal ini ditemukan dalam situasi ketika subjek harus bertemu orang-orang dengan maksud tertentu. Seperti ketika acara perkumpulan, pemotretan, pertunangan, akad nikah, dan perlombaan. Situasi-situasi tersebut mengharuskan dipenuhinya kondisi tertentu. Akibatnya subjek individu harus menampilkan dirinya sesuai keadaan. Namun, Individu tetap dapat berdandan secara bebas dan dapat secara mengikuti tren yang diinginkan.
The phenomenon of using the services of a Make Up Artist is hotly discussed by women. There are various meanings of beauty that are defined by the requests of the Make Up Artist clients. Make Up Artist must understand various beauty standards to satisfy his client. This study aims to analyze the meaning of beauty in the perspective of Herbert Mead. This goal is divided into the meaning of beauty in perspective I and me. This research uses a qualitative-descriptive approach.The theoretical perspective used is Mead's symbolic interactionism. The study was conducted in Surabaya for three months. Subjects were selected purposively with income criteria, once managed by Grace, and living in Surabaya. This study uses two data sources. The primary data source comes from interviews with subjects. The second data source is in the form of supporting documents and references. Data analysis technique using Miles and Huberman’s. This analysis technique presents three stages, namely data reduction, data display, and conclusion drawing / verification. The result is that each individual has a different meaning of beauty. An individual displays the first side when he looks without being required by certain conditions. It expresses beauty as a minimum makeup according to the comfort of each. The individual displays his side when he must present himself according to the expectations of others. This is found in situations when he has to meet people with a specific purpose. Such as gathering, photoshoots, engagements, marriage agreements, and competitions. These situations require certain conditions to be met. As a result, individual subjects must present themselves according to circumstances. However, individuals can still dress up freely and can follow the desired trends.