Community Meaning Regarding the Program to Alleviate Addiction to Children Playing Gadgets during the Covid19 Pandemic (Study in Lali Gadget Village, Wonoayu District, Sidoarjo Regency)
Perkembangan usia anak-anak didukung oleh aktivitas bermain. Seperti yang diketahui bersama bahwa bersenang-senang dalam bermain sebagai sesuatu yang melekat pada usia anak. Realitasnya, aktivitas fisik anak melalui bermain secara aktif telah bergeser ke dalam bermain pasif, yang sebagian besar dimanfaatkan oleh anak-anak dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Hal ini dipengaruhi oleh trend penggunaan gadget yang berpengaruh dan mulai meluas ke kehidupan anak-anak. Kondisi penggunaan gadget semakin meningkat sejak pandemi covid19, karena kebosanan anak-anak dengan kebijakan sekolah di rumah serta pembatasan aktivitas di luar rumah. Kampung Lali Gadget merupakan pelopor gerakan perubahan untuk melawan kecanduan anak bermain Gadget. Kampung Lali Gadget pertama kali dibentuk oleh Achmad Irfandi di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Kampung Lali Gadget memiliki beberapa program untuk mengurangi kecanduan anak bermain Gadget yakni permainan (dolanan) tradisional, parenting, roadshow atau kunjungan ke daerah lain, dan program pendukung lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan masyarakat Desa Pagerngumbuk mengenai program Kampung Lali Gadget. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan perspektif teori interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat memaknai pesan yang diproduksi oleh tim Kampung Lali Gadget di beberapa media sebagai bentuk penyebaran Kampung Lali Gadget agar lebih terkenal. Media sosial dianggap efektif untuk menarik perhatian masyarakat. Hal ini terbukti bahwa banyak sekali masyarakat luar daerah yang datang ke Kampung Lali Gadget. Selain itu, beberapa masyarakat tidak mengenal siang dan malam. Jika dibutuhkan oleh tim Kampung Lali Gadget, maka saling gotong royong membantu. Tindakan masyarakat dimaknai sebagai bentuk dukungan dan menerima keberadaan Kampung Lali Gadget. Sehingga, Tim Kampung Lali Gadget mengikutsertakan masyarakat sekitar pada beberapa program, seperti Roadshow/kunjungan ke daerah lain. Hal ini dibuktikan dengan pemakaian simbol berupa pemberian pakaian yang seragam kepada masyarakat sekitar.
Children's age development is supported by play activities. As we all know that having fun in playing is something that is inherent in children's age. In reality, children's physical activity through active play has shifted to passive play, which is mostly used by children by utilizing technological sophistication. This is influenced by the trend of using gadgets that are influential and are starting to spread to children's lives. The condition of using gadgets has increased since the COVID-19 pandemic, due to the boredom of children with school policies at home and restrictions on activities outside the home. Kampung Lali Gadget is a pioneer of the movement for change to fight addiction to children playing Gadgets. Lali Gadget village was first formed by Achmad Irfandi in Pagerngumbuk Village, Wonoayu District, Sidoarjo Regency. Kampung Lali Gadget has several programs to reduce children's addiction to playing Gadgets, namely traditional games (dolanan), parenting, roadshows or visits to other areas, and other supporting programs. This study aims to find out how the Pagerngumbuk Village community interprets the Lali Gadget Village program. This study uses a qualitative research method with the perspective of symbolic interactionism theory from Herbert Blumer. The results of this study indicate that people interpret the messages produced by the Kampung Lali Gadget team in several media as a form of spreading Kampung Lali Gadget to make it more famous. Social media is considered effective to attract people's attention. It is proven that a lot of people from outside the region who come to Kampung Lali Gadget. In addition, some people do not know day and night. If needed by the Kampung Lali Gadget team, then mutually help each other. Community action is interpreted as a form of support and acceptance of the existence of Kampung Lali Gadget. Thus, the Kampung Lali Gadget Team involved the surrounding community in several programs, such as Roadshows/visits to other areas. This is evidenced by the use of symbols in the form of giving uniforms to the surrounding community.