Habituasi Masyarakat Miskin Dalam Penerapan Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung

Kemiskinan telah menjadi masalah besar bagi setiap negara. Tahun ke tahun kemiskinan semakin bertambah dan belum menemukan solusi yang tepat. Masyarakat miskin akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya apabila hidup dalam lingkup kemiskinan. Sulitnya memperoleh pekerjaan merupakan salah satu faktor munculnya kemiskinan. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah kemiskinan. Salah satunya dengan membentuk suatu program yang berguna untuk menjembatani masyarakat miskin untuk memperoleh bantuan sosial.. program tersbeut adalah Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) yang dibentuk oleh Kemensos. Program ini akan menjangkau ke setiap desa-desa untuk mencatat masyarakat miskin yang membutuhkan. Salah satu  kabupaten yang menjalankan program tersebut adalah Tulungagung. Rumusan Masalah dalam penelitian ini mengenai Bagaimana habituasi masyarakat miskin dalam penerapan Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT). Penelitian ini meggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teori dari Bourdieu mengenai Habitus. Untuk lokasi penelitian berada di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung. Hasil dari penelitian memperoleh hasil bahwa kebiasaan masyarakat pada umunya berlangsung dalam waktu cukup lama. Adanya program tersebut membuat masyarakat menginginkan untuk memperoleh bantuan secara terus menerus. Selain itu masyarakat yang tidak tercatat akan selalu menunggu dan jarang melaporkan ke pihak desa maupun anggota dari SLRT. 

Poverty has become a big problem for every country. From year to year, poverty is increasing and has not found the right solution. The poor will meet their needs to meet their needs in the scope of poverty. Difficulty in getting a job is one of the factors of poverty. The government continues to strive to overcome the problem of poverty. One of them is by establishing a program that is useful for bridging the poor to get social assistance. The program is the Integrated Service and Referral System (SLRT) established by the Ministry of Social Affairs. This program will reach out to every village to record the poor in need. One of the districts that runs the program is Tulungagung. Formulation of problems in research on how the poor are habituated in the application of the Integrated Service and Referral System (SLRT) Program. This study uses a qualitative research type using Bourdieu's theory of Habitus. The research location is in Jengglungharjo Village, Tanggunggunung District, Tulungagung Regency. The results of the research show that the habits of the people generally take place in sufficient time. The existence of this program makes people want to get assistance on an ongoing basis. In addition, people who are not recorded will always wait and report to the village authorities and members of the SLRT.