Tuturan Sindiran Dalam Serial Drama Bitter Blood
Satire Utterance In Bitter Blood Drama Series
Sindiran merupakan salah satu gaya bahasa yang sering digunakan dalam berkomunikasi, karena cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan kepribadian penutur. Gaya bahasa sindiran tidak hanya digunakan untuk menyindir dan mengolok – olok lawan tutur, namun gaya bahasa sindiran juga digunakan untuk memperkuat suatu pernyataan yang dikemukakan oleh lawan tutur kepada penutur. Selain itu, gaya bahasa sindiran digunakan untuk mengekspresikan apa yang terjadi dalam suatu konteks di dalam komunikasi yang berlangsung.
Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tuturan dan fungsi sindiran pada serial drama Bitter Blood episode 1 – 11 karya Shota Koyama. Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang makna kognitif sindiran pada serial drama Bitter Blood episode 1 – 11 karya Shota koyama. Bentuk dan fungsi tuturan sindiran akan dijawab dengan teori Daisuke Tsuji (2001:57), Endo Orie (1994:611), dan Fukuda Shuhei (2010:1). Makna kognitif pada tuturan sindiran akan dijawab dengan teori Fatimah Djajasudarma (1999:11)
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data teknik simak, bebas, libat, cakap. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan analisis data menggunakan teknik deskriptif.
Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Berikut contoh gaya bahasa sindiran yang digunakan dalam serial drama Bitter Blood episode 1 – 11 yaitu: oniichan mo su-tsu niau, teiban no puran, fudeki na musume, dobu ni sute you toshiteta kane, ima made ikite kore mashitane, tsuyogaru na binbou nin, yamashii kimochi, namaiki na hiyokko. Hasil penelitian yang telah didapatkan adalah bentuk tuturan sindiran yang digunakan dalam serial drama Bitter Blood terdapat 4 bentuk sindiran yaitu sindiran hiniku, sindiran hango, sindiran iyami, dan sindiran bougen. Dari 4 macam bentuk sindiran yang terdapat pada serial drama tersebut, mendapatkan 72 data dengan rincian yaitu: sindiran hiniku 20 data, sindiran hango 4 data, sindiran iyami 19 data, dan bougen 29 data.
2. Masing-masing bentuk sindiran mempunyai satu macam fungsi yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Fungsi sindiran hiniku yaitu mengkritik lawan bicara dengan kejam, contoh: oniichan mo su-tsu niau. Fungsi sindiran hango yaitu untuk memperkuat pernyataan, contoh: dobu ni sute you toshiteta kane. Fungsi sindiran iyami yaitu untuk membuat lawan bicara merasa tidak nyaman, contoh: tsuyogaru na binbou nin Fungsi sindiran bougen yaitu untuk merendahkan lawan bicara, contoh namaiki na hiyokko.
3. Makna kognitif mengacu kepada konteks kalimat yang sedang bergantung sehingga tidak dapat digolongkan sesuai macamnya. Tuturan sindiran hiniku: oniichan mo su-tsu niau. Konteks: Sahara Natsuki mengenakan setelan jas. Makna kognitif: Sahara Natsuki cocok memakai setelan jas. Tuturan sindiran hango: dobu ni sute you toshiteta kane. Konteks: Sahara Natsuki memberikan uang kepada Yoichi Imamura. Makna kognitif: Sahara Natsuki tidak ingin menggunakan uang dari Shimao Akimura sehingga ingin membuangnya. Tuturan sindiran iyami: tsuyogaru na binbou nin. Konteks: Sahara Natsuki mendapatkan tabungan dari Shimao Akimura. Makna kognitif: Sahara Natsuki tidak kaya raya dan tidak mempunyai barang mewah. Tuturan sindiran bougen: namaiki na hiyokko. Konteks: Sahara Natsuki dan Shimao Akimura melakukan investigasi. Makna kognitif: Sahara Natsuki merendahkan Shimao Akimura dengan cara berbicaranya.
Kata Kunci: Gaya bahasa, Majas, Hiniku
Satire is one style of language that is often used in communication, because of the way to express thoughts through a unique language that shows the personality of the speaker. The satirical style is not only used to insinuate and ridicule the interlocutor, but the satirical style is also used to reinforce a statement made by the interlocutor to the speaker. In addition, satirical language styles are used to express what is happening in a context in the ongoing communication.
The purpose of this research is to find out the form of speech and satire function in the drama series Bitter Blood episodes 11-11 by Shota Koyama. In addition, this study also discusses the cognitive significance of satire in the drama series Bitter Blood episodes 1-11 by Shota Koyama. The form and function of the insinuation speech will be answered with the theory of Daisuke Tsuji (2001: 57), Endo Orie (1994: 611), and Fukuda Shuhei (2010: 1). The cognitive meaning of satire speech will be answered by the theory of Fatimah Djajasudarma (1999: 11)
This research is a research that uses qualitative methods. The technique used to collect technical data is by simak, bebas, libat, cakap. In this study researcher applied data analysis using descriptive techniques.
The results of the study are as follows :
1. The following examples of satirical language styles used in the drama series Bitter Blood episode 1 – 11 are onii-chan mo sutsu niau, teiban no puran, fudeki na musume, dobu ni sute you toshiteta kane . The result obtained are forms of innuendo used in the drama Bitter Blood there are 4 forms of innuendo namely hiniku, hango, iyami, bougen. From 4 kinds of allusion contained in the drama series get 72 data, hiniku 20 data, iyami 4 data and bougen 29 data.
2. Each forms of innuendo has one kind of function in accordance with the theory put forward by the experts. The hiniku satire function is to criticize the other person cruelly, for example : oniichan mo su-tsu niau. Hango satire function is to strengthen the statement, for example : dobu ni sute you toshiteta kane. Iyami satire function is to make the other person feel uncomfortable, for example : tsuyogaru na binbou nin. The function of Bougen satire is to lower the other person, for example : namaiki na hiyokko.
Cognitive meaning refers to the context of the sentence being dependent so that it cannot be classified according to its kind. Speech satire hiniku: oniichan mo su-tsu niau. Context: Sahara Natsuki wearing a suit. Cognitive meaning: Sahara Natsuki fits in a suit. Hango satire utterance: dobu ni sute you toshiteta kane. Context: Sahara Natsuki gives money to Yoichi Imamura. Cognitive meaning: Sahara Natsuki doesn't want to use money from Shimao Akimura so he wants to throw it away. Iyami satire utterances: tsuyogaru na binbou nin. Context: Sahara Natsuki gets savings from Shimao Akimura. Cognitive meaning: Sahara Natsuki is not rich and has no luxury. Speech satire bougen: namaiki na hiyokko. Context: Sahara Natsuki and Shimao Akimura investigate. Cognitive meaning: Sahara Natsuki patronizes Shimao Akimura by speaking.
Keywords: Language Style, Figure of Speech, Hiniku.