Olahraga pencak silat adalah salah satu
dari sekian banyak olahraga yang memiliki berbagai macam kategori, mulai dari
individu seperti kategori tanding dan kategori seni tunggal dan Sedangkan di
nomor kelompok terdapat kategori seni ganda dan seni regu. Dalam kategori seni penguasaan gerakan adalah kunci utama untuk
memperoleh nilai yang tinggi, dalam kategori seni terdapat beberapa penilaian
yang pertama adalah kebenaran gerak jurus yang di mainkan, yang kedua yaitu
kemantapan bergerak yang meliputi Stamina, power serta kekompakan bergerak
khusnya pada kategori seni regu, dan yang terakhir adalah jumlah pelanggaran
yang di miliki.
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian eksperimen sejenis yang artinya penelitian
ini menggunakn treathment atau perlakuan setalah adanya Pretest dan PostTest
Setelah Treatmeant, penelitian ini dilaksanakn di laboratorium pencak silat Gor
Internation Unesa Lidah. Sampel pada penelitian ini terdapat tiga atlet pencak
silat yang ekspert di kategori regu dengan perguruan yang berbeda beda yang
berada di unit kegiatan mahasiswa universitas negeri surabaya yaitu dari pencak
organisasi, PSHT dan Jokotole.
Hasil nilai tes yang
dilaksanakan di gedung Laboratorium Pencak Silat Gor Internasional yaitu regu
putri memperoleh nilai 443, hal ini di
pengaruhi oleh gerakan tambahan dan keslahan gerakan terletak pada jurus 10
sampai jurus 11 yang dimana ada satu atlet yang proses gerakannya berbeda
dengan yang lainnya. Untuk hasil postest
regu putri dari 443 menjadi 454. Menurut dewan juri secara uraian
peningkatan gerakan baik posisi kuda kuda stamina serta kebenaran gerak sudah
ada perubahan tetapi kesalahan tersebut berawal dari adanya gerakan gerakan
yang goyang dan irama yang terlambat.
Hasil penelitian menunjukan
rata rata nilai yang di peroleh dari regu putri dengan nilai awal 443 dan nilai
akhir 454 mendapatkan rata rata 448,5 dengan standart deviasi 7,78. Jika
dilihat dari hasil persentase peningkatan maka regu putri yang menggunakan mata
tertutup meningkat 2,48%. Peningkatan hasil latihan dengan mata tertutup ini
jika dilihat dan dihitung sesuai rumus maka hasilnya tidak signifikan atau
hasilnya sangatnya kecil hal ini diperkuat
dengan adanya uji T atau uji beda yang menghasilkan nilai T hitung lebih kecil
dari T tabel yaitu f(2) = 2,92 sedangkan
T hidung memperoleh 1,35. namun hasil evaluasi yang sudah di uraikan secara
tertulis oleh juri di sebutkan bahwa adanya peningkatan yang lebih baik dari
hasil tes sebelumnya.
KATA KUNCI : Pencak Silat, Latihan Mata
Tertutup, Imagery, Atlet Unesa