MITOS SUMUR GEMULING ING DESA SUMBEREJO KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER
MYTH THE GEMULING WELL IN SUMBEREJO VILLAGE AMBULU DISTRICT JEMBER REGENCY
Mitos adalah cerita rakyat yang dianggap sudah terjadi dan dianggap suci. Mitos Sumur Gemuling di Desa Sumberejo termasuk folklor lisan. Rumusan masalah ini adalah: (1) Bagaimana awal mulanya mitos sumur gemuling, (2) Kepercayaan dan tradhisi pada mitos sumur gemuling, (3) Makna dan simbol didalam bahan tradhisi, (4) Fungsi folkloric apa saja, (5) Nilai budaya apa saja. Penelitian ini memakai teori yang cocok dengan rumusan seperti mitos memakai konsep Levi-Strauss, simbol memakai konsep Pierce, nilai budaya memakai konsep Djamaris, dan fungsi memakai konsep Bascom. Peneliti memakai metode deskriptif kualitatif. Teknik untuk menggumpulkan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, rekam, dan catat. Untuk menganalisis data dengan interpretasi dari data.
Mitos Sumur Gemuling menghasilkan awal mulanya sumur gemuling yang berhubungan dengan awal mulanya desa Sumberejo. Juga menghasilkan kepercayaan seperti air sumur yang sakti, ziarah hari Jumat pon dan wage, pesugihan, datang ke juru kunci, dan nikahan. Tradisi yang muncul seperti slametan, haul, dan tahlilan. Bahan didalam tradisi mempunyai makna dan simbol seperti tumpeng yang berisi urapan, ayam panggang, ubi-ubian, pisang raja, jajanan pasar, kripik, dan bunga setaman. Fungsi yang muncul sebagai sistem proyeksi, alat pengesahan kebudayaan, sarana pendidikan, dan alat kendali sosial. Mitos Sumur Gemuling juga memunculkan fungsi lainya seperti mencari berkah dan menyejukan hati. Juga menghasilkan nilai budaya yang menghubungkan manusia dengan Gustinya, yang menghubungkan manusia dengan alam, yang menghubungkan manusia dengan masyarakat, yang menghubungkan manusia dengan manusia lainya lan yang menghubungkan manusia dengan dirinya sendiri.
Kata Kunci : mitos, sumur gemuling, masyarakat
Myth is a folklore that is considered to have happened and is considered sacred. The myth of a rolling well in the village of Sumberejo includes oral folklore. The formulation of this problem is: (1) How it began The myth of a rolling well , (2) What beliefs and traditions The myth of a rolling well, (3) Meanings and symbols in traditions, (4) Any folkloric function, (5) Any cultural value. This study uses theories that fit with formulations such as myths using the Levi-Strauss concept, symbols using the Pierce concept, cultural values using the Djamaris concept, and functions using the Bascom concept. Researchers used descriptive qualitative methods. Techniques for collecting data by observation, interview, documentation, engineering, and note taking. To analyze data with interpretation of data.
The myth of a rolling well produces the beginning of a rolling well that is related to the beginning of the village of Sumberejo. Also generate trust such as magic well water, Friday pilgrimage and wage pilgrimage, pesugihan, dating to the caretaker, and marriage. Emerging traditions such as slametan, haul, and tahlilan. Material in tradition has meanings and symbols such as cone containing anointing, grilled chicken, sweet potatoes, plantains, market snacks, chips, and flower setaman. Functions that emerge as projection systems, cultural endorsements, educational facilities, and social control tools. The myth of a rolling well also brings up other functions such as seeking blessing and soothing. It also produces cultural values that connect humans with their Allah, which connects humans with nature, which connects humans with society, which connects humans with other humans and connects humans with themselves
Keyword : myths, rolling wells, societ.