Pemanfaatan Limbah Cangkang Simping dan Pasir Silika sebagai Subtitusi Agregat Halus pada Pasangan Mortar Beton
Utilization of Scallop shells and silica sand for fine aggregate subtitution on application of mortar concrete
Abstrak
Perkembangan pembangunan di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini diiringi dengan peningkatan kebutuhan perumahan sehingga berimbas pada meningkatnya kebutuhan mortar. Komposisi utama dari mortar adalah agregat halus yaitu pasir. Sehingga penggunaan agregat halus pasir juga mengalami peningkatan. Pada penelitian ini komposisi agregat halus tidak hanya menggunakan pasir tapi juga menggunakan pasir silika dan cangkang simping. Sehingga dapat mengurangi penggunaan pasir dan meningkatkan penggunaan limbah cangkang simping. Limbah cangkang simping yang digunakan berada di daerah Lumpur Gresik. Dimana kerang simping selama ini hanya dimanfaatkan dagingnya saja oleh penduduk setempat, sedangkan untuk cangkang - cangkangnya belum dimanfaatkan dengan optimal. Hal ini menimbulkan masalah yaitu limbah cangkang simping yang menumpuk di daerah pesisir pantai. Cangkang simping banyak mengandung zat kapur dan apabila dihancurkan dapat dirubah menjadi pasir sehingga limbah cangkang simping dapat dimanfaatkan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui pengaruh dari pemanfaatan limbah cangkang simping dan pasir silika sebagai substitusi agregat halus. Subtitusi agregat halus yang digunakan yaitu 15% limbah cangkang simping, 50% Pasir Silika, dan 35% pasir menggunakan water cement ratio (w/c) sebesar 0,4851, 0,6, 0.8, 1, dan 1,2. Penelitian ini mengukur hasil dari eksperimen yang dibuat menggunakan uji kuat tekan dan porositas. Hasil nilai kuat tekan mix design k sebesar 11,19 Mpa, mix design 1 sebesar 4,13 Mpa, mix design 2 sebesar 4,95 Mpa, mix design 3 sebesar 7,09 Mpa, mix design 4 sebesar 12,1 Mpa, mix design 5 sebesar 8,8 Mpa. Terjadi peningkatan secara konsisten pada nilai kuat tekan dari mix design 1 hingga mix design 4, kemudian mengalami penurunan pada mix design 5. Sehingga disimpulkan bahwa subtitusi agregat halus pada mix design 4 bisa digunakan sebagai subtitusi agregat halus pada mortar.
Kata Kunci: Limbah Cangkang Simping, Pasir Silika, Agregat Halus, Mortar, Water Cement Ratio (w/c).
Abstract
The development of building in Indonesia is rapidly increasing. This has been accompanied by increasing the demand of housing, which has resulted the increasing demand for mortar. The main composition of mortar is fine aggregate sand. So the using of fine aggregate sand has also increasing. In this study, the composition of fine aggregate is not only sand but also silica sand and Scallop shells. So this study can reduce the use of sand and increase the using of waste shells. The waste shell that used is from Gresik. Where the scallop usually used only its meat by people around the location, whoever the shells are not used optimally. This condition causes waste shells that piled up in coastal areas. Scallop Shells consist of calcium and if it is mashed, it will be formed like sand, so it can give more benefit. This research was conducted to determine the impact of utilization in both of Scallop Shells waste and silica sand as a substitute for fine aggregate. fine aggregate that used consist of 15% Scallop Shells, 50% silica sand, and 35% sand with water cement ratio (w/c) 0.4851, 0.6, 0.8, 1, and 1.2. This study measures the results of this experiments that made with compressive strength test and porosity tests. The results of the compressive strength of mix design k is 11.19 Mpa, mix design 1 is 4.13 Mpa, mix design 2 is 4.95 Mpa, mix design 3 is 7.09 Mpa, mix design 4 is 12.1 Mpa, and mix design 5 is 8.8 Mpa. There was a continuous increase in the compressive strength value in mix design 1 to mix design 4, but the compressive strength value in mix design 5 was decreasing. From this research can be concluded that fine aggregate substitution of mix design 4 can be used for fine aggregate substitution in mortar.
Keywords: Scallop Shell Waste, Silica Sand, Fine Aggregate, Mortar, Water Cement Ratio (w/c).