Makna Simbolik dan Nilai-nilai Moral Kesenian Sandur di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban
Symbolic Meanings and Moral Values of Sandur Art in Sukorejo Village, Parengan District, Tuban Regency
Kata Kunci: Makna, Nilai-nilai Moral, Sandur
Kesenian Sandur merupakan kesenian yang berkembang di Kabupaten Tuban, salah satunya di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan. Keunikan seni Sandur di Sukorejo adalah memiliki bentuk sajian dengan makna simbolik yang berbeda dengan Sandur pada umumnya. Berbeda dengan Sandur Tuban lainnya, Sandur di Sukorejo tetap menggunakan unsur ritual tanpa menggunakan adegan Kalongking. Sandur di Sukorejo juga tidak memberikan persyaratan khusus bagi tokoh utamanya. Sandur di Sukorejo memiliki makna simbolik mulai dari adegan pertama hingga hiburannya. Namun, tidak banyak generasi muda yang mengetahui makna simbolik yang ada didalamnya. Perlunya makna simbolik diketahui mengingat nilai-nilai moral yang terkandung perlahan lebur seiring masuknya budaya baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengajukan beberapa rumusan masalah: 1) Bagaimana makna simbolik yang terdapat pada Kesenian Sandur Sri Sadana di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban? 2) Bagaimana nilai moral yang terkandung dalam Sandur Sri Sadana di Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban? Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan makna simbolik dan nilai-nilai moral Sandur yang ada di Desa Sukorejo. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang relevan dari tesis, skripsi maupun jurnal. Kajian teori yang berasal dari beberapa ahli seperti Sumandiyo Hadi, A Teew. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dimana peneliti menafsirkan pengalaman dan keterlibatan narasumber secara langsung maupun tidak langsung pada kesenian Sandur. Validitas data menggunakan teknik triangulasi dan analisis data.
Hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, kesenian Sandur memiliki makna simbolik mulai dari prosesi, tata rias dan busana, tembang, dialog, arena pementasan, peralatan dan perlengkapan pentas. Makna simbolik berkaitan makna ungkapan rasa syukur petani pasca panen dan mohon perlindungan pada Tuhan yang Maha Esa. Kedua, nilai-nilai moral yang terkandung berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari masyarakat di Sukorejo seperti pesan untuk gotong royong, tolong menolong, berdoa setiap akan memulai dan mengakhiri kegiatan, serta menghormati nenek moyang.
Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa kesenian Sandur di Desa Sukorejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban kaya akan makna simbolik mengenai kehidupan masyarakat agraris yang berlatar belakang petani. Membawa nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya seperti tradisi syukuran, hidup gotong royong, menghormati leluhur dan melakukan tindakan sesuai tata nilai yang disepakati masyarakat Sukorejo.
Keywords: Meaning, Moral Values, Sandur
Sandur art is an art that develops in Tuban Regency, one of which is in Sukorejo Village, Parengan District. The uniqueness of Sandur's art in Sukorejo is that it has a form of presentation with a symbolic meaning that different from Sandur in general. Different with Sandur in general, Sandur in Sukorejo still uses ritual elements without using Kalongking scenes, nor does he have any special requirements for the main character. Sandur in Sukorejo has a symbolic meaning from the first scene to the entertainment. However, not many young people know the symbolic meaning that it contains, so that the moral values contained in it are slowly being eroded by a new culture.
This is what makes researchers interested in reviewing this research. Based on those background, the researcher proposes several problem formulations: 1) What is the symbolic meaning found in Sandur Sri Sadana Art in Sukorejo Village, Parengan District, Tuban Regency? 2) What is the moral value contained in Sandur Sri Sadana in Sukorejo, Parengan District, Tuban Regency? The purpose of this research is to describe the symbolic meaning and moral values of Sandur in Sukorejo Village. This research uses relevant literature reviews from theses, theses and journals. Theoretical studies that come from several experts such as Sumandiyo Hadi, A Teew. The research method uses a qualitative method with a phenomenological approach where the researcher interprets the experience and involvement of the speakers directly or indirectly in Sandur art. The data validity used triangulation techniques and data analysis.
The results of the research are as follows: First, the art of Sandur has symbolic meanings starting from the procession, make-up and clothing, songs, dialogues, performance arenas, stage equipment and equipment. The symbolic meaning relates to the meaning of the post-harvest farmer's expression of gratitude and asking for protection from God Almighty. Second, the moral values contained in the daily habits of the people in Sukorejo, such as messages for mutual cooperation, help, pray every time they start and end activities, and respect their ancestors.
From this research, it is concluded that the art of Sandur in Sukorejo Village, Parengan District, Tuban Regency is rich in symbolic meaning regarding the life of an agrarian society with a farmer background. Bringing the cultural values of the supporting community such as the tradition of thanksgiving, mutual cooperation, respecting ancestors and taking action according to the values agreed upon by the Sukorejo community.