ABSTRAK
Kata-kata kunci: penilaian otentik, pembelajaran Bahasa Inggris, implementasi,
kualitas pembelajaran, peta perkembangan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi gejala-gejala unik tentang implementasi penilaian otentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Penelitian ini khususnya mengenai investigasi pemahaman guru tentang konsep-konsep penilaian otentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris, implementasi penilaian otentik, dan bagaimana guru melaporkan implementasi penilaian otentik melalui peta perkembangan siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus. Ada 2 jenis data dalam penelitian ini, meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi data lisan dan non verbal. Contoh data lisan yaitu ungkapan guru dan siswa, dalam bentuk kata-kata dan deskripsi. Sedangkan contoh data non verbal adalah tindakan siswa, motivasi siswa, semangat siswa, antusiasme siswa, dan juga keterlibatan siswa. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah penguasaan guru tentang konsep-konsep penilaian otentik yang diperoleh dengan mengundang guru untuk mempresentasikan penilaian otentik dalam seminar dan melalui wawancara. Data berikutnya adalah deskripsi bagaimana guru mengimplementasikan penilaian otentik yang diperoleh dari observasi pembelajaran pada saat guru menerapkan penilaian otentik di kelas. Secara rinci data berupa kata-kata, frasa, atau kalimat dari waawancara, percakapan, pidato yang terjadi pada siswa dan guru di kelas. Selanjutnya, data kuantitatif yaitu prestasi yang dicapai siswa dengan peta perkembangan siswa yang diperoleh dari arsip yaitu nilai siswa yang diberikan guru dan catatan lapangan yang ditulis pada saat observasi di kelas, wawancara, rekaman video, rekaman suara, dan foto.
Temuan dari penelitian ini adalah: pertama, pemahaman guru tentang penilaian otentik baik. Beliau memiliki pengalaman mengajar menggunakan penilaian otentik yang sudah lama. Kedua, terdapat banyak tipe penilaian otentik yang diterapkan guru, antara lain pidato, tanya-jawab, percakapan, wawancara, menceritakan kembali, porto folio, bermain peran, demonstrasi, dan observasi. Pemahaman guru tentang konsep-konsep penilaian otentik sangat bagus. Beliau juga menerapkan apa yang dikuasai terkait penilaian otentik dalam proses pembelajaran dengan baik. Penerapan ini mempengaruhi prestasi siswa yang dicapai yang lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ini diidentifikasi dari nilai yang dicapai siswa ketika guru menerapkan penilaian otentik dalam pembelajaraan Bahasa Inggris. Keempat, guru menerapkan system penghargaan. Kelima, guru memiliki cara yang unik untuk memanggil siswa dalam Bahasa Jawa “nak, ndhuk, dan le”. Keenam, ketika guru menerapkan penilaian otentik, suasana kelas menjadi jauh lebih baik dan ada peningkatan yang baik pada motivasi, keikutsertaan, semangat, dan keterlibatan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Sehingga kebaruan dari penelitiaan ini adalah ada hubungan yang sangat positif antara pemahaman guru tentang konsep-konsep penilaian otentik terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Dalam hal ini, peneliti menemukan bahwa pemahaman tentang penilaian otentik yang baik menghasilkan proses yang baik sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas yang ditandai dengan nilai yang dicapai siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ABSTRACT
Key Words: Authentic assessments, ELT. Implementation, learning quality,
students’ progress map
The research was aimed at exploring the unique phenomena about the implementation of the authentic assessments in English language teaching classrooms. Specifically, this research was concerned with investigating the teacher’s understanding about the concept of the authentic assessments, the implementation of the authentic assessments, and the teacher’s report of the application of authentic assessment through students’ progress map.
This research used qualitative approach in the form of a case study.There are two kinds of data in this case research, consisting of qualitative data and quantitative ones. The qualitative data consist of verbal data and non verbal ones. The example of verbal data is the teacher’s and students’ comment, in the form of word and description. While the example of non verbal data are students’ action, students’ motivation, students’ engagement, students’ enthusiasm, and also students’ involvement. The qualitative data in this research are the teacher’s mastery upon the concepts of authentic assessment obtained by inviting her to present authentic assessment in a seminar and through interview. The next data is the description of how the teacher implements authentic assessment which is collected by observing the learning teaching process when the teacher implemented authentic assessment. Specifically, the data is the form of words, phrases, or sentences taken from interviews, conversations, dialog, of speech occurring among students-teacher in the class. Further is quantitative data that is the achievement reached by the students’ progress map which is obtained from the document - the students score – given by the teacher and then field notes made during the classroom observation, interviews, audio visual recordings, audio recording and pictures.
The findings of this research are: Firstly, the teacher’s understanding about the concept of the authentic assessments was very good. She has a lot of experience in implementing authentic assessment in learning teaching process for years. Secondly, there were some tasks of the authentic assessments applied by the teacher in learning teaching process, such as speech delivery, question and answer, conversations, oral interview, text retelling, port folio, role-play, demonstration, and observation. She understands about the concepts of authentic assessment well. She also implements what she masters in learning teaching process well. This implementation influences the students’ achievement reached by the students which are higher that the criteria of minimal mastery (KKM). It is identified from the score reached by the students when the teacher implemented authentic assessment in English classroom. Fourthly, the teacher involves rewarding system. Fifthly, the teacher has unique addressing system to the students in Javanese, such as “nak, ndhuk and le”. Sixthly, when the teacher implemented authentic assessment, the atmosphere of the class is much better and there is good progress on students’ motivation, engagement, enthusiasm, and involvement during the learning teaching process. So the novelty of this research is there is a very significant relationship between the teacher’s mastery upon the concept of authentic assessment and the process of teaching carried out by the teacher. In this matter, the researcher found out that good understanding about authentic assessment resulted good process in teaching that is resulted good learning quality indicated by the score achieved by the students was higher than criteria of minimal mastery (KKM).