Bentuk Penyajian dan Fungsi JAranan Pegon Rukun Budaya pada Ritual Adat Bersih Desa di Kelurahan Blitar
FORM OF PRESENTATION AND FUNCTION OF JARANAN PEGON ARTS GROUP RUKUN BUDAYA IN VILLAGE CLEAN TRADITIONAL RITUALS IN BLITAR DISTRICT
Kelurahan Blitar merupakan salah satu daerah di Kota Blitar yang memiliki tradisi turun temurun yaitu pelaksanaan ritual adat bersih desa yang dilaksanakan rutin setiap satu tahun sekali. Pada pelaksanaan bersih desa selalu menghadirkan Jararanan Pegon yang perannya adalah sebagai sarana utama dalam pelaksanaan ritual adat bersih desa ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penyajian dan menganalisis fungsi Jaranan Pegon Rukun Budaya pada ritual adat bersih desa di Kelurahan Blitar, dengan menggunakan teori bentuk penyajian dan fungsi seni sebagai ritual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan penjabaran secara deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi terstruktur, wawancara terstruktur, serta studi dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan, serta validitas data yang menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk penyajian Jaranan Pegon kelompok Jaranan Rukun Budaya pada ritual adat bersih desa di Kelurahan Blitar, terikat oleh tempat, waktu, orang/ pelaku, tujuan, sesaji, dan tata busana pelaku. Penyajian Jaranan Pegon dilaksanakan pada bulan Selo tepatnya hari Jum’at pahing malam Sabtu pon, bertempat di Kelurahan Blitar dan makam leluhur. Orang terpilih sebagai pelaku utama adalah carik, penari Jaranan Pegon harus genap. Sesaji yang dipersiapkan terdiri dari pisang raja, nasi tumpeng, bunga setaman, cok bakal, ayam ingkung, dan anglo. Tujuan diadakannya bersih desa adalah sebagai ungkapan syukur warga desa serta meminta keselamatan untuk satu tahun mendatang, serta busana yang digunakan adalah identik dengan busana jawa atau disebut jadul. Struktur penyajian terdiri atas pembersihan lingkungan sekitar, makam leluhur, kenduri bersama, hingga puncaknya yaitu kirab budaya. Perlengkapan yang tidak boleh ditinggalkan dalam penyajian Jaranan Pegon ini adalah sesaji yang terdiri dari pisang raja, ayam ingkung, rujak uyup, tumpeng, bunga setaman, cok bakal, dan anglo. Struktur tari terdiri atas gerak, pola lantai, tata rias, tata busana, dan alat musik. Struktur gerak terdiri atas gerak kiprah/pambuka, gerak Sekaran, gerak Jaranan Pegon, gerak tarian sampak, serta gerak prang kenthes. Pola lantai yang digunakan merupakan pengembangan dari jenis pola lantai garis lurus dan melengkung, tata rias dan busana menggunakan karakter wayang orang seperti Anggada, Anila, Boma, Gatotkaca. Alat musik yang digunakan terdiri dari kendang, kenong, kempul, suwukan, gong, dan slompret. Fungsi Jaranan Pegon pada ritual bersih desa di Kelurahan Blitar ini meliputi fungsi individu dan sosial. Fungsi seni ritual bagi individu terdiri dari pengenalan tubuh, pembentukan tubuh, sosisalisasi diri, menumbuhkan kepribadian, komunikasi, dan pengenalan nilai estetik. Fungsi seni ritual sosial yaitu sebagai pelestarian budaya, penghubung sosial, media pendidikan, refleksi sosial, dan kesehatan masyarakat.
Kesimpulan akhir, keberadaan Jaranan Pegon menjadi sarana utama dalam pelaksanaan ritual adat bersih desa di Kelurahan Blitar, sehingga bentuk penyajiannya terikat oleh struktur acara ritual, struktur penyajian, dan perlengkapan yang harus menyertainya.