PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI TULANG SAPI DENGAN METODE HIDROTERMAL UNTUK APLIKASI BIOMATERIAL

EFFECT OF ADDITION OF SODIUM HYDROXIDE ON THE SYNTHESIS OF HYDROXYAPATITE FROM BEEF BONE USING THE HYDROTHERMAL METHOD FOR BIOMATERIAL APPLICATIONS

Pada era globalisasi seperti ini, kita dituntut untuk mencari penemuan dan hasil yang terbaik. Hasil produksi dan pemanfaatan bahan atau limbah dilingkungan ini bisa dijadikan penemuan pemanfaatan limbah secara maksimal. Kemajuan teknologi pada bidang kesehatan, rekayasa jaringan dan genetik sudah membuka pengetahuan baru pada berbagai macam kondisi. Pada saat ini kebutuhan akan biomaterial sangat tinggi dan telah memberi dampak yang cukup besar terutama dalam bidang kedokteran ortopedi, misalnya saja untuk perbaikan tulang, baik pada perbaikan tulang retak maupun tulang patah. Hidroksiapatit (HA) merupakan bentuk dari mineral kalsium apatit yang mengandung unsur kalsium dan fosfat dengan rumus kimia Ca₁₀(PO₄)₆(OH)₂. Komposit hidroksiapatit bisa didapatkan menggunakan sumber-sumber kalsium sintetik dan alami seperti tulang sapi. Untuk mendapatkan hidroksiapatit dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode kering, sol gel, pengendapan basah, dan hidrotermal. Sintetis hidroksiapatit melalui proses kalsinasi dengan temperatur 1000°C selama 6 jam. Pengaturan pH pada proses hidrotermal dapat mempengaruhi hasil kemurnian pada sintesis hidroksiapatit. Penambahan NaOH digunakan sebagai pengatur pH proses hidrotermal sintesis hidroksiapatit.

Pada penelitian ini hidroksiapatit dilakukan variasi pH 8.5, 9.5, 10.5, 11.5 dan sintesis hidroksiapatit dilakukan metode hidrotermal karena memiliki banyak keunggulan, menghasilkan partikel dengan kristalinitas tinggi, kemurnian tinggi, dan distribusi partikel yang homogen. Hasil sintesis kemudian akan dilakukan karakterisasi menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) sehingga dapat diketahui fasanya dan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk diuji penentuan morfologinya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai kemurnian tertinggi terdapat pada sampel hidroksiapatit dengan penambahan NaOH mencapai pH 9,5 sebesar 89,29% dan nilai kemurnian terendah pada pH 11,5 sebesar 88,09%, sedangkan nilai kristalinitas tertinggi didapatkan pada sampel hidroksiapatit penambahan NaOH mencapai pH 11,5 sebesar 76,64% dan nilai kristalinitas terendah pada pH 8,5 sebesar 73,63%. Pada penelitian kali ini didapatkan bentuk morfologi bulat bola seiring dengan meningkatnya variasi pH. Bentuk bulat terbaik didapatkan pada pH 11,5. Dan kerapatan antar partikel terbaik pada pH 8,5.

In this era of globalization, we are required to seek the best inventions and results. The results of the production and utilization of materials or waste in this environment can be used as the discovery of optimal waste utilization. Technological advances in the fields of health, tissue engineering and genetics have opened up new knowledge on various conditions. At this time the need for biomaterials is very high and has had a considerable impact, especially in the field of orthopedic medicine, for example for bone repair, both for fractured bones and broken bones. Hydroxyapatite (HA) is a form of the mineral calcium apatite which contains the elements calcium and phosphate with a chemical formula Ca₁₀(PO₄)₆(OH)₂. Hydroxyapatite composites can be obtained using synthetic and natural sources of calcium such as bovine bones. To obtain hydroxyapatite can be done by several methods, including the dry method, sol gel, wet deposition, and hydrothermal. Synthetic hydroxyapatite through a calcination process with temperature 1000°C during 6 hours. Setting the pH in the hydrothermal process can affect the results of purity in the synthesis of hydroxyapatite. The addition of NaOH is used as a pH regulator for the hydrothermal process of hydroxyapatite synthesis.

In this study, hydroxyapatite was carried out with variations in pH 8.5, 9.5, 10.5, 11.5 and the hydrothermal method for hydroxyapatite synthesis was carried out because it has many advantages, producing particles with high crystallinity, high purity, and homogeneous particle distribution. The results of the synthesis will then be characterized using an X-Ray Diffractometer (XRD) so that the phase can be identified and a Scanning Electron Microscope (SEM) to be tested for morphological determination.

The results of this study showed that the highest purity value was found in the hydroxyapatite sample with the addition of NaOH reaching a pH of 9.5 of 89.29% and the lowest purity value at pH 11.5 of 88.09%, while the highest crystallinity value was obtained in the hydroxyapatite sample with the addition of NaOH reaching pH 11.5 of 76.64% and the lowest crystallinity value at pH 8.5 of 73.63%. In this study, a spherical morphology was obtained along with increasing pH variations. The best spherical shape is obtained at pH 11.5. And the best inter-particle density at pH 8.5.