HABITUATION OF PANCASILA VALUE IN BALUN TURI VILLAGE, LAMONGAN
Desa Balun merupakan salah satu Desa di Kabupaten Lamongan yang terkenal akan toleransi agamanya. Di Desa Balun terdapat tiga agama yaitu agama Islam, Kristen, dan Hindu yang masing-masing memiliki tempat ibadah yang saling berdekatan. Perbedaan agama bukan menjadi penghalang warga Desa Balun untuk senantiasa meciptakan kehidupan yang toleran, damai, saling tolong menolong dan saling menghargai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses terbentuknya habituasi dan menganalisis praktik habituasi masyarakat Desa Balun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Perspektif teori Habituasi Pierre Bourdieu. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proses terbentuknya habituasi pada masyarakat Desa Balun terjadi karena adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan tersebut seperti, kegiatan keagamaan Islam yaitu, memperingati hari besar Islam Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun kegiatan lain seperti, Nuzulul Qur’an dan Maulid Nabi sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Kegiatan keagamaan Kristen seperti, perayaan Hari Natal, Paskah, Jumat Agung dan Kebangkitan Yesus. Kebiasaan yang dilakukan berawal dari dilaksanakanya kegiatan yang ada di Gereja Lamongan, karena adanya masyarakat desa Balun yang sering melakukan kegiatan tersebut, dapat menjadikan warga Desa Balun mendapatkan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan di Desa Balun sendiri. Sedangkan kegiatan keagamaan masyarakat Hindu seperti, Hari Raya Nyepi dan Pawai Ogoh-Ogoh. Kegiatan ini bermula pada saat Hari Raya Nyepi yang pertama kali merayakannya dengan Pawai Ogoh-Ogoh. Pemangku agama Hindu Desa Balun mengundang warga dari Bali untuk merayakan Hari Raya Nyepi. Adapun tujuan kedua dari penelitian ini yaitu adanya praktik habituasi. Praktik habituasi masyarakat Desa Balun dijalankan melalui kegiatan keagamaan. Seperti kegiatan masyarakat Islam, Kristen dan Hindu. Praktik habiatusi masyarakat Islam dilakukan dengan adanya kegiatan hari Raya Idul Fitri, sebelum pelaksanaan Sholat Idul Fitri semua masyarakat Islam berziarah kubur kemakam keluarga. Pada malam hari raya terdapat pembacaan takbir yang dilakukan dimasjid. Pada pagi hari masyarakat Desa Balun melaksanakan sholat idul fitri di masjid dan bersilaturrahmi ke rumah-rumah warga. Pada perayaan Hari Raya Idul Adha semua masyarakat mendapatkan bagian daging kurban. Pada Maulid Nabi dan Nuzulul Qur’an dilakukan masyarakat dengan menggelar acara pengajian. Pada kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Kristen terdapat beberapa kegiatan. Pada kegiatan Natal ini terdapat lomba pembuatan pohon Natal yang dilakukan di lapangan Desa Balun. Pada Jumat Agung dilakukan pada hari Jumat dengan tujuan memperingati kematian Yesus. Sedangkan pada kegiatan keagamaan Hindu yaitu pawai Ogoh-Ogoh dan perayaan Hari Nyepi. Perayaan ogoh-ogoh semua masyarakat ikut berpartisipasi dan ikut mengarak, baik masyarakat Kristen, Hindu dan Islam. Desa Balun disebut sebagai desa Pancasila di latar belakangi oleh banyaknya mahasiswa dan dosen yang sedang penelitian. Masyarakat Desa Balun masih menjalankan budaya-budaya terdahulu dan secara tidak sadar menjalankan lima sila Pancasila, sehingga Desa Balun layak untuk di juluki sebagai Desa Pancasila.
Balun Village is one of the villages in Lamongan Regency which is famous for its religious tolerance. In Balun Village, there are three religions, namely Islam, Christianity, and Hinduism, each of which has a place of worship that is close to each other. Religious differences are not a barrier for the residents of Balun Village to always create a tolerant, peaceful life, help each other and respect each other. This study aims to analyze the process of habituation formation and analyze the habituation practice of the people of Balun Village. This study uses a qualitative method with the perspective of Pierre Bourdieu's Habituation theory. Subjects were taken using a purposive technique. The results of the study indicate that the process of habituation in the Balun Village community occurs because of the activities carried out by the community. These activities include, Islamic religious activities, namely, commemorating the Islamic holidays of Eid al-Fitr and Eid al-Adha. As for other activities, such as, Nuzulul Qur'an and Maulid Nabi have become community habits. Christian religious activities such as the celebration of Christmas, Easter, Good Friday and the Resurrection of Jesus. The habit started from carrying out activities at the Lamongan Church, because the Balun village community often carries out these activities, it can make Balun Village residents get facilities to carry out activities in Balun Village themselves. Meanwhile, Hindu community religious activities such as Nyepi Day and Ogoh-Ogoh Parade. This activity began during Nyepi Day which was celebrated for the first time with the Ogoh-Ogoh Parade. Hindu religious leaders from Balun Village invited residents from Bali to celebrate Nyepi. The second objective of this research is the practice of habituation. The habituation practice of the Balun Village community is carried out through religious activities. Such as the activities of the Muslim, Christian and Hindu communities. The practice of habituation of the Islamic community is carried out by carrying out Eid al-Fitr activities, before the implementation of the Eid prayer, all Muslim communities make a pilgrimage to family graves. On the eve of the holiday there is a takbir reading that is carried out in the mosque. In the morning the people of Balun Village carry out Eid prayers at the mosque and stay in touch with residents' homes. At the celebration of Eid al-Adha, all people get a share of the sacrificial meat. On the Prophet's Birthday and Nuzulul Qur'an, the community held a recitation event. In religious activities carried out by the Christian community there are several activities. In this Christmas activity, there was a Christmas tree making competition which was held in the Balun Village field. Good Friday is held on Friday with the aim of commemorating the death of Jesus. Meanwhile, Hindu religious activities include the Ogoh-Ogoh parade and Nyepi Day celebrations. The ogoh-ogoh celebration is where all people participate and participate in the parade, both Christian, Hindu and Muslim communities. Balun Village is referred to as the Pancasila village in the background by the many students and lecturers who are doing research. The people of Balun Village still carry out previous cultures and unconsciously carry out the five precepts of Pancasila, so that Balun Village deserves to be dubbed the Pancasila Village.