Makam Kanjeng Sepuh merupakan makam adipati Sidayu ke-8 yang berada di Desa Kauman, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Makam Kanjeng Sepuh sendiri banyak dikunjungi masyarakat sekitar berkat jasa-jasanya semasa hidup. Meski makam Kanjeng Sepuh berada jauh dari kompleks makam wali-wali yang ada di Gresik, namun makam Kanjeng Sepuh tetap banyak dikunjungi masyarakat. Wisata religi makam Kanjeng Sepuh berbeda dengan makam wali-wali pada umunya yang ramai pengunjung pada hari jum’at legi. Makam Kanjeng Sepuh akan ramai pada hari jum’at pahing yang kemudian menjadi tradisi di sana. Batas spasial yang digunakan sejak tahun 2000-2011.
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana makam Kanjeng Sepuh Sidayu menjadi wisata religi pada tahun 2000-2011?; 2) Bagaimana nilai tradisi jum’at pahing di makam Kanjeng Sepuh Sidayu tahun 2000-2011?. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil dari penelitian ini adalah, makam Kanjeng Sepuh sejak dulu sudah dikunjungi masyarakat sekitar. Sekitar tahun 2000-an, makam Kanjeng Sepuh sudah mulai diperhatikan oleh Dinas Kepurbakalaan Trowulan dan juga telah diakui oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik. Sejak munculnya Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No 26 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Gresik. Setelah munculnya perda tersebut, makam Kanjeng Sepuh mulai diperhatikan oleh pemerintah daerah yang kemudian menjadikan pertambahan jumlah pengunjung. Berkat jasa-jasanya pada masyarakat, Kanjeng Sepuh sangat dihormati dan disegani. Kanjeng Sepuh merupakan sosok yang sangat membela rakyatnya sekaligus seorang pemimpin, ulama.
Puncak keramaian makam Kanjeng Sepuh terjadi hanya pada hari jum’at pahing. Kebiasaan mengunjungi makam ini memiliki nilai dan fungsi bagi kehidupan masyarakat sekitar. Terutama dalam bidang sosial, budaya, religi, dan ekonomi. Nilai dan fungsi sosial yaitu mempererat persaudaraan dan komunikasi antar sesama. Nilai budaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan tradisi jum’at pahing. Nilai religi sebagai sarana mendekatkan diri pada Tuhan, serta nilai ekonomi dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Sidayu dan luar Sidayu.
Kata Kunci: Wisata religi, Kanjeng Sepuh, Sidayu
Kanjeng Sepuh's tomb is the 8th duke's tomb located in Kauman Village, Sidayu District, Gresik Regency. Kanjeng Sepuh's tomb itself was visited by many people thanks to his services during his lifetime. Although Kanjeng Sepuh's tomb is far from the guardian tomb complex in Gresik, Kanjeng Sepuh's tomb is still visited by many people. Kanjeng Sepuh tomb religious tourism is different from the guardian's grave in general, which is crowded with visitors on Jum’at Legi. Kanjeng Sepuh's tomb will be crowded on Jum’at Pahing which later became a tradition there. Spatial limits used since 2000-2011.
Based on the background above, the formulation of the problem in this study are: 1) How did the Kanjeng Sepuh Sidayu tomb become a religious tourism in 2000-2011?; 2) What is the traditional value of Friday pahing at the tomb of Kanjeng Sepuh Sidayu in 2000-2011? The research method used by the author is a historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography.
The results of this study are, the Kanjeng Sepuh tomb has been visited by the surrounding community for a long time. Around the year 2000, the Kanjeng Sepuh tomb has been noticed by the Archaeological Office of Trowulan and has also been recognized by the Tourism and Culture Office of Gresik Regency. Since the emergence of the Regional Regulation of Gresik District No. 26 of 2000 concerning the Organizational Structure and Work Procedure of the Gresik Regency Regional Offices. After the issuance of the regulation, Kanjeng Sepuh's grave began to be noticed by the local government which then made the number of visitors increase. Thanks to his services to the community, Kanjeng Sepuh is highly respected and respected. Kanjeng Sepuh is a figure who strongly defends his people as well as a leader, a cleric.
The peak of the Kanjeng Sepuh tomb crowd occurred only on Jum’at Pahing. The habit of visiting this tomb has value and function for the lives of the surrounding community. Especially in the social, cultural, religious and economic fields. Social value and function is to strengthen brotherhood and communication between people. Cultural values to increase public awareness in preserving the traditions of Jum’at Pahing. Religious values as a means of getting closer to God, as well as economic values can create jobs for people around Sidayu and outside Sidayu.
Keywords: Religious tourism, Kanjeng Sepuh, Sidayu