Tradhisi Kirab Nayaka Praja lan Andum Berkah Bolu Rahayu ing Kabupaten Magetan: Tintingan Folklor
The Tradition of Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu in Magetan Regency: Study Folklore
TRADISI KIRAB NAYAKA PRAJA DAN ANDUM BERKAH BOLU RAHAYU DI KABUPATEN MAGETAN:
TINTINGAN FOLKLOR
Nama
: Indah Nur Arifah
NIM
: 18020114031
Prodi
: S-I/Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Fakultas
: Bahasa dan Seni
Lembaga
: Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Sukarman, M.Si.
Tradisi Kirab Nayaka Praja dan Andum Berkah Bolu Rahayu merupakan tradisi yang tumbuh di masyarakat di Kabupaten Magetan. Tradisi tersebut dimulai pada tahun 2000. Tradisi Kirab Nayaka Praja dan Andum Berkah Bolu Rahayu diadakan setiap bulan 1 Sura dengan tujuan sebagai sarana melestarikan budaya Jawa, sekaligus membawa berkah bagi seluruh warga di Magetan. Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah yang pertama adalah awal mula tradisi, yang kedua adalah prosesi, ubarampe dan maknanya, kemudian yang ketiga adalah bagaimana fungsi yang ada di dalamnya, yang terakhir adalah bagaimana faktor pendukung Tradisi Kirab. Nayaka Praja dan Andum Berkah Bolu Rahayu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk Tradisi Kirab Nayaka Praja dan Andum Berkah Bolu Rahayu di Kabupaten Magetan dengan menggunakan Tintingan Folklor. Kemudian analisis teoritis yang digunakan untuk mendeskripsikan temuan penelitian yaitu: konsep folklor menurut Danandjaja (1997:2), Jan Harold Bruvand, kemudian konsep tradisi dari Endraswara (2005), konsep simbol dan makna oleh Geertz (dalam Sudikan, 2011: 1840), Konsep fungsi menurut Bascom (dalam Dananjaja 1997: 19). Terakhir adalah konsep pendukung tradisi yang digunakan, yaitu menurut Soerjono Soekanto (1982).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengkaji tradisi ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Dalam pelaksanaan tradisi tersebut terbagi menjadi tiga yaitu pembukaan, pelaksanaan, dan penutup. Bahan utama yang digunakan adalah roti bolu. Tradisi tersebut memiliki fungsi 1) Sebagai sistem proyeksi, 2) Sebagai pengenalan budaya, 3) Sebagai alat kontrol sosial, 4) Sebagai alat pengesahan budaya. Kemudian faktor sosial pendukung tradisi yaitu faktor internal terbagi menjadi 4 yaitu; 1) Bertambah atau berkurangnya penduduk. 2) Inovasi baru, 3) Konflik di masyarakat, 4) Revolusi. Kemudian faktor eksternal (di luar masyarakat) tumbuh adanya pengaruh perkembangan teknologi dan ekonomi. Pemerintah juga mendukung acara tersebut dengan melibatkan seluruh warga di Magetan dan membantu meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat di Magetan sehingga upaya yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Magetan dapat lebih maju dan produktif.
Kata Kunci: Tradhisi, Folklor, Kirab Nayaka Praja dan Andum Berkah Bolu Rahayu
THE TRADITION OF KIRAB NAYAKA PRAJA AND ANDUM BERKAH BOLU RAHAYU IN MAGETAN REGENCY: STUDY FOLKLORE
Name
Study Program
: S-I/Regional Language and Literature Education
Faculty
: Faculty of Language and Art
Institution
: State University Of Surabaya
Mentor : Drs. Sukarman, M.Si.
The tradition of Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu is a tradition that grows in the community in Magetan Regency. The tradition began in 2000. The tradition of Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu traditions are held every 1 Sura month with the aim of preserving Javanese culture, as well as bringing blessings to all residents in Magetan. What will be discussed in this study is that the first is how to open it, the second is how to practice it, ubarampe and its meaning, then the third is how the functions are in it, the last is how the factors supporting the tradition of Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu. This study aims to describe the form of the tradition of Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu in Magetan Regency by using Tintingan Folklore. Then the theoretical analysis used to describe the research findings are: the concept of folklore from Danandjaja (1997:2), Jan Harold Bruvand, then the concept of tradition from Endraswara (2005), the concept of symbols and meanings from Geertz (in Sudikan, 2011: 1840), the concept of function from Bascom (in Dananjaja 1997: 19). The last is the concept of supporting the tradition used, from Soerjono Soekanto (1982).
This study used descriptive qualitative method. Sources of research data used are primary data and secondary data. To examine this tradition, researchers collected data using data collection techniques in the form of interviews and documentation. The implementation of the tradition is divided into three, namely the opening, implementation, and closing. The main ingredient used is sponge bread. The tradition has the functions of 1) As a projection system, 2) As an introduction to culture, 3) As a means of social control, 4) As a means of cultural validation. Then the social factors supporting the tradition, namely the internal factors are divided into 4 namely; 1) Increase or decrease in population. 2) New innovation, 3) Conflict in society, 4) Revolution. Then external factors (outside the community) grew the influence of technological and economic developments. The government also supports the event by involving all residents in Magetan and helping to improve the creative economy of the people in Magetan so that the efforts made by the people in Magetan Regency can be more advanced and productive.
Keywords: Tradition, Folklore, Kirab Nayaka Praja and Andum Berkah Bolu Rahayu