Stand up komedi adalah sebuah jenis komedi baru yang sedang populer di Indonesia. Komedi ini pertama kali diperkenalkan di Amerika. Di dalam stand up komedi, komedian atau yang biasa disebut komika biasanya menceritakan tentang keresahan mereka kepada penonton secara humoris. Para komedian tentu harus membuat penonton memahami lelucon yang mereka buat untuk membuat mereka tertawa. Oleh karena itu, para komika diharapkan untuk mengikuti sebuah teori prinsip kerja sama yang dicetuskan oleh Paul Grice. Menurut Paul Grice, untuk membuat sebuat komunikasi berjalan lancar, ada empat prinsip kerja sama yang harus diikuti; maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara (Yule, 1996). Namun, Attardo mengemukakan bahwa melanggar maksim merupakan hal yang biasa dalam penelitian tentang humor (Attardo, 1990). Terdapat beberapa studi yang telah membahas topik yang sama berkaitan dengan melanggar maksim untuk membuat humor seperti yang ada di stand up comedy. Tetapi, penelitian-penelitian tersebut hanya mengkaji satu subjek dari satu negara. Sedangkan penelitian ini akan meneliti dua komika yang berasal dari dua negara yang berbeda; Abdur Arsyad dari Indonesia dan Kevin Hart dari Amerika.
Studi ini bertujuan untuk membandingkan pelanggaran maksim yang dilakukan oleh kedua komika dan tekhnik lelucon yang mereka gunakan ketika melanggar maksim untuk menciptakan humor. Studi ini menggunakan deskripsi kualitatif sebagai metode untuk meneliti hasil dari pelanggaran maksim yang dilakukan oleh kedua komika. Hasil penemuan dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk teks deskriptif. Terdapat dua subjek yang diteliti dari studi ini, yaitu komika dari Indonesia bernama Abdur Arsyad dan komika dari Amerika bernama Kevin Hart. Instrumen dari studi ini adalah penulis yang mengobservasi kedua komika dari video penampilan stand up komedi mereka yang diteliti berdasarkan tabel berisi kategori dari karakteristik maksim dan teori tentang tekhnik pembuatan lelucon.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua komika melanggar semua jenis maksim, perbedaannya adalah komika Indonesia paling banyak melanggar maksim kualitas sedangkan komika Amerika paling banyak melanggar maksim kuantitas. Perbedaan penggunaan maksim yang lebih banyak dilanggar ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan tempat mereka berasal. Alasan seorang komika dari Amerika bernama Kevin Hart paling banyak melanggar maksim kuantitas dipengaruhi oleh identitasnya sebagai orang Amerika. Dalam berkomunikasi, orang Amerika cenderung mengekspresikan perasaan dan pemikiran mereka secara langsung dan lugas. Oleh karena itu, Kevin Hart paling banyak melanggar maksim kuantitas dengan memberikan informasi yang lebih sedikit maupun lebih banyak dari yang dibutuhkan. Pemberian informasi yang lebih sedikit dari yang dibutuhkan ini dipengaruhi oleh budaya Amerika yang lebih suka berbicara singkat sehingga sedikit informasi dirasa sudah cukup.Pemberian informasi berlebih dari yang dibutuhkan dipengaruhi oleh budaya Amerika yang menanamkan kebebasan berbicara sehingga orang Amerika bisa menjabarkan pemikiran maupun perasaan mereka yang membuat mereka memberikan informasi lebih banyak dari yang dibutuhkan. Berbeda dengan Kevin, seorang komika dari Indonesia bernama Abdur Arsyad paling banyak melanggar maksim kualitas.Hal ini disebabkan karena orang Indonesia cenderung lebih menggunakan kata sindiran ketika mengkritik orang. Oleh karena itu, seorang komika Indonesia bernama Abdur paling banyak melanggar maksim kuantitas untuk menyindir orang tertentu, institusi, maupun kondisi dari kampung halamannya. Penemuan lain dalam studi ini menemukan bahwa pelanggaran maksim yanng dilakukan kedua komika sama-sama telah mengaplikasikan semua jenis tekhnik lelucon yang berkontribusi untuk membuat humor. Pelanggaran-pelanggaran maksim yang mereka lakukan telah mengaplikasikan tekhnik lelucon seperti paralanguage, ridicule, satire, dan politeness strategy. Persamaan dalam pengaplikasian tekhnik lelucon yang dihasilkan dari pelanggaran maksim ini dipengaruhi oleh persamaan latar belakang etnis mereka. Meskipun Abdur dan Kevin berasal dari negara yang berbeda, namun mereka memiliki latar belakang etnis yang sama. Abdur berasal dari Indonesia Timur dan Kevin adalah seorang African-American, mereka sama-sama minoritas di negara mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan tekhnik yang sama dalam meceritakan lelucon-lelucon. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh materi lelucon mereka yang sama-sama membahas topik mengenai keresahan mereka sebagai minoritas dan tentang kritik sosial.
Kata kunci: Prinsip kerja sama, Pelanggaran maksim, Stand up komedi
Stand up comedy is popular in Indonesia nowadays. It is a comedy which originally came from America. In a stand up comedy, the stand up comedian or also known as comic have to tell about their restlessness to the audience in a funny way. In order to make the audience laugh, they surely need to make the audience understand the topic being discussed. Therefore, a theory of cooperative principle proposed by Paul Grice is expected to follow. Paul Grice proposed four cooperative principles that people need to follow cconcerning to the success of a communication (Yule, 1996). They are maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and maxim of manner. However, Attardo claims that disobeying maxims is common in a research of humor (Attardo, 1990). There are some previous studies relating to flouting maxims to create humor such as what happened in Stand up comedy. However, the researches are mostly only study one subject from one country. Meanwhile, this study observes two comics from two different countries; Abdur Arsyad from Indonesia and Kevin Hart from America.
This study is purposed to compare the flout of maxims done by those two comics, its joke techniques which they employ while flouting maxims to create humorous materials and the reason why they flout certain maxim the most and use certain joke techniques. This study used descriptive qualitative method to observe the result of flouting maxims in Stand up comedy which was done by American comic named Kevin Hart and Indonesian comic named Abdur Arsyad. The result finding of this study will be in a form of descriptive text. The participants of this study are an Indonesian comic named Abdur Arsyad and an American comic named Kevin Hart. The researcher who observes both stand up comedian video performances based on a note field or table containing of the characteristic of maxims and joke technique theory will be the instrument of this study.
The result of this study finds that Abdur and Kevin similarly flout all types of maxims, however, the maxims they flout the most is different. The reason behind their difference is influenced by their nationalities and cultures. An American comic named Kevin Hart flouts maxim of quantity the most. The reason Kevin flouts maxim of quantity the most is influenced by his nationality as an American. The culture of American in communication is direct and straightforward at expressing their thoughts and feelings. Therefore, he flouts maxim of quantity the most by giving less and more information than needed. He gives less information because of the culture of prefering simple talk, and he gives more information than needed because of the culture of freedom of speech embedded in America. On the other hand, An Indonesian comic named Abdur Arsyad flouts maxim of quality the most. The reason behind Abdur flouts of maxim quality the most is because of his nationality as an Indonesian.It is because Indonesians tend to be indirect which make them use satiric words while criticizing others instead of frankly confronts others. Therefore, an Indonesian comic named Abdur, one of the subjects of this study flouts maxim of quality the most as a way to satirize certain people, institution and condition of his hometown.Another finding is that the flout of maxims done by both comic have similarly employed all types of joke techniques which contributed to create humor. Their flouts of maxims have employed paralanguage, ridicule, satire, and politeness strategy of joke techniques.The similarity of the joke techniques employed by both comics is influenced by their ethnic background.Abdur Arsyad and Kevin Hart have different nationalities, however they have the same ethnic background. Abdur comes from East side of Indonesia, and Kevin is African-American which both are minority in their countries. Therefore, they employ the same joke telling technique to deliver the jokes. It can also be influenced by their joke materials which are similar. Both of them usually bring up the topic of the restlessness of being minority and about social criticism.
Keywords: Cooperative principle, Flouting, Stand up Comedy