PENGARUH PENAMBAHAN KAOLIN PADA MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADI PADA KONDISI NaOH 12 MOLAR

EFFECT OF ADDING KAOLIN TO GEOPOLYMER MORTAR MADE FROM FLY ASH AND RICE HUSK ASH AT 12 MOLAR NaOH CONDITIONS 

Beton merupakan salah satu bahan material konstruksi yang jumlahnya masih mendominasi dibandingkan dengan bahan material lainnya dengan bahan penyusun yaitu campuran agregat kasar, agregat halus dan semen. Penggunaan semen dalam beton adalah salah satu sumber pencemaran lingkungan yang cukup berat karena dalam proses pembuatan semen memerlukan energi dengan suhu yang cukup tinggi dan menghasilkan gas emisi karbon yang cukup tinggi pula. Di Indonesia total kebutuhan semen nasional diperkirakan mencapai 62,4 juta ton per tahun 2016. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan semen dalam bidang konstruksi sangat besar nilainya karena pembangunan konstruksi di Indonesia masih didominasi oleh bangunan dengan bahan material dasar beton. Akibat permasalahan tersebut, perlu adanya solusi serta inovasi terkait bahan material pengganti semen yang bersifat ramah lingkungan. Mortar geopolimer merupakan salah satu inovasi yang saat ini banyak dikembangkan sebagai alternatif dalam upaya mengurangi penggunaan semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kaolin pada mortar geopolimer berbahan dasar abu terbang dan abu sekam padi pada kondisi NaOH 12 molar ditinjau dari kuat tekan dan porositas mortar. Rasio penggunaan abu terbang terhadap abu sekam padi yang digunakan yaitu 50% : 50% dengan penambahan kaolin dalam rentan 10% sampai 80%. Aktivator yang digunakan adalah sodium silikat (Na2SiO3) dan sodium hidroksida (NaOH) dengan perbandingan SS/SH = 2. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi secara partisipatif dimana peneliti terlibat langsung selama kegiatan penelitian dan mengamati secara langsung. Hasil penelitian didapatkan kuat tekan optimum pada usia 28 hari yaitu pada mix design 6 dengan presentase material yang digunakan yaitu 50% abu terbang, 50% abu sekam padi dan 50% kaolin mecapai rata-rata 23,58 MPa. Porositas terendah didapatkan pada mix design 6 dengan hasil presentase mencapai 10,15%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan penambahan kaolin pada mortar geopolimer dapat menghasilkan kuat tekan yang cukup tinggi dan porositas yang rendah.

Kata kunci: mortar geopolimer, abu terbang, abu sekam padi, kaolin, kuat tekan, porositas.

Concrete is one of the construction materials that still dominates compared to other materials with the constituent ingredients being a mixture of coarse aggregate, fine aggregate and cement. The use of cement in concrete is a source of serious environmental pollution because the process of making cement requires energy at quite high temperatures and produces quite high carbon emissions. In Indonesia, the total national cement demand is estimated to reach 62,4 million tons as of 2016. Based on this, the use of cement in the construction sector is very valuavle because construction development in Indonesia still dominated by buildings using concrete as basic materials. As a result of these problems, there is a need for solutions and innovations related to cement replacement materials that are environmentally friendly. Geopolymer mortar is one innovation that is currently being developed as an alternative in an effort to reduce the use of cement. This research aims to determine rhe effect of adding kaolin to geopolymer mortar made from fly ash and rice husk ash under 12 molar NaOH conditions in term of compressive strength and mortar porosity. The ratio of fly ash to rice husk ash used is 50% : 50% with the addition of kaolin at a range of 10% to 80%. The activator used is sodium silicate (Na2Sio3) and sodium hydroxide (NaOH) with a ratio of SS/SH=2. This research ises an experimental method with a quantitative approach and the data collection technique used is a participatory observation method where researchers are directly involved during research activities and observe directly. The research result showed that the optimum compressive strength at the age of 28 days was in mix design 6 with the percentage of material used is 50% fly ash, 50% rice husk ash dan 50% kaolin, reaching an average of 23,58 MPa. The lowest porosity was obtained in mix design 6 with a percentage of 10,15%. Based on this, it can be concluded that the addition of kaolin to geopolymer mortar can produce quite high compressive strength and low porosity.

Keywords: geopolymer mortar, fly ash, rice husk ash, kaolin, compressive strength, porosity.