BANDUNGAN TRADITION IN THE HAUL OF MBAH SINDUJOYO IN LUMPUR VILLAGE, GRESIK DISTRICT, GRESIK DISTRICT (FOLKLOR STUDY)
TRADISI BANDUNGAN DALAM HAUL MBAH SINDUJOYO DI KELURAHAN LUMPUR KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK
(KAJIAN FOLKLOR)
Nama : Citra Arifiani
NIM : 20020114008
Program Studi : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Fakultas : Bahasa dan Seni
Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd.
Tahun : 2024
Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo merupakan salah satu tradisi yang masih dilaksanakan setiap tahunnya oleh kelompok nelayan Bale Cilik Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Tradisi Bandungan sebagai tradisi yang memiliki karakteristik yang khas menarik perhatian untuk diteliti. Fokus penelitiannya yaitu: 1) Asal-usul Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo, 2) Rangkaian Acara Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo, 3) Ubarampe Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo dan maknanya, 4) Fungsi Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo, 5) Perubahan Tradhisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo, dan 6) Upaya pelestarian Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, sumber data dalam penelitian ada sumber data primer dan sumber data sekunder, juga menggunakan data lisan dan data non lisan.
Hasil penelitian terkait Tradisi Bandungan dalam Haul Mbah Sindujoyo menghasilkan semua hal yang berkaitan dengan jalannya tradisi. Asal-usul pelaksanaan Tradisi Bandungan yang berhubungan dengan Mbah Sindujoyo dan kebiasaan masyarakatnya. Rangkaian acara Tradisi Bandungan yang terbagi menjadi tiga rangkaian, yaitu persiapan (membentuk panitia, mengumpulkan biaya, masak-masak, dan menyiapkan ubarampe), pelaksanaan (berjalan ke laut, pembukaan, membaca yasin tahlil, melarungkan sesaji, berdoa, makan bersama, membaca sholawat, berziarah di makam Mbah Sindujoyo, tahlil di Bale Cilik, dan membaca macapat), dan penutupan (bersih-bersih). Ubarampe yang harus disiapkan untuk keperluan Tradisi Bandungan yaitu perahu replika, bubur sembilan warna, tumpeng kecil dan telur, klanting, pudak roti, bunga, tumpeng besar, dan masakan lomboksiyah. Fungsi dari Tradisi Bandungan yaitu sebagai sistem proyeksi, alat pengesahan aturan-aturan dan budaya, alat pendidikan, dan alat pengawas norma masyarakat. Selain itu juga ada fungsi lainnya seperti fungsi sosial dan fungsi sebagai pelestari budaya. Perubahan Tradisi Bandungan terdapat pada rangkaian acara dan ubarampenya. Hal tersebut karena menyesuaikan dengan kemajuan zaman dan menyesuaikan dengan kesanggupan pelaksana. Supaya Tradisi Bandungan tetap berjalan juga ada upaya pelestarian dari masyarakat dan pemerintah.
Kata Kunci: Folklor, Tradisi Bandungan, Mbah Sindujoyo
BANDUNGAN TRADITION IN THE HAUL OF MBAH SINDUJOYO IN LUMPUR VILLAGE, GRESIK DISTRICT, GRESIK DISTRICT
(FOLKLOR STUDY)
Name : Citra Arifiani
Study Program: S-1 Javanese Language and Literature Education
Faculty : Language and Art
Institution : State University of Surabaya
Advisor : Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd.
Year : 2024
The Bandungan tradition of Haul Mbah Sindujoyo is one of the traditions that is still carried out every year by the Bale Cilik fishermen group in Lumpur Village, Gresik District, Gresik Regency. The Bandungan tradition as a tradition that has unique characteristics attracts attention to be researched. The research focus is: 1) The origins of Bandungan Traditions in Mbah Sindujoyo's Haul, 2) The series of Bandungan Tradition Events in Mbah Sindujoyo's Haul, 3) The Ubarampe Bandungan tradition in Mbah Sindujoyo's Haul and its meaning, 4) The functions of Bandungan Traditions in Mbah Sindujoyo's Haul, 5) The changes of Bandungan Traditions in Mbah Sindujoyo's Haul, and 6) The efforts to preserve Bandungan Traditions in Mbah Sindujoyo's Haul. This research uses descriptive qualitative research methods, the data sources in the research are primary data sources and secondary data sources, also using oral data and non-verbal data.
The results of research related to the Bandungan Tradition in Haul Mbah Sindujoyo produced all matters related to the running of the tradition. The origins of the implementation of the Bandungan Tradition are related to Mbah Sindujoyo and the habits of his people. The series of Bandungan Tradition events is divided into three series, namely preparation (forming a committee, collecting fees, cooking, and preparing ubarampe), implementation (walking to the sea, opening, reading yasin tahlil, laying out offerings, praying, eating together, reading shalawat, pilgrimage at Mbah Sindujoyo's grave, tahlil at Bale Cilik, and reading macapat), and closing (cleaning up). Ubarampe that must be prepared for Bandungan Tradition purposes are replica boats, nine-colored porridge, small tumpeng and eggs, klanting, bread pudak, flowers, large tumpeng, and Lomboksiyah dishes. The functions of the Bandungan Tradition is as a projection system, a tool for validating rules and culture, an educational tool, and a tool for monitoring community norms. Apart from that, there are also other functions such as social functions and functions as cultural preservers. The changes in Bandungan traditions can be founded in the series of events and the ubarampe. This is because it adapts to the times and adapts to the capabilities of the implementer. In order for the Bandungan tradition to continue, there are also conservation efforts from the community and government.
Keywords: Folklore, Bandungan Tradition, Mbah Sindujoyo