PENGARUH WATER SOLID RATIO PADA PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER MENGGUNAKAN KAOLIN DAN KAPUR SEBAGAI BAHAN DASAR PADA KONDISI 12 MOLAR NaOH

EFFECT OF WATER SOLID RATIO ON THE MANUFACTURE OF GEOPOLYMER MORTAR USING KAOLIN AND LIME AS BASIC MATERIALS AT 12 MOLAR NAOH

Material yang paling sering digunakan dalam proyek pembangunan infrastruktur adalah beton. Bahan penyusun beton adalah campuran dari semen, agregat kasar, agregat halus, dan air. Dalam produksinya, industri pembuatan semen merupakan sektor industri yang tidak ramah lingkungan karena proses pembakaran bahan baku semen pada suhu tinggi dan menghasillkan gas buang yang dilepaskan ke atmosfer. Permintaan semen nasional pada tahun 2020 mencapai 115,3 juta ton. Ketergantungan akan semen sebagai bahan dasar semen sebagai material beton dalam pekerjaan konstruksi juga akan menjadi semakin tinggi seiring dengan perkembangan zaman.

Akibat adanya permasalah tersebut, perlu adanya solusi berupa inovasi terkait bahan material yang dapat menjadi alternatif dari penggunaan bahan semen yang lebih ramah lingkungan. Mortar geopolimer yang saat ini banyak dikembangkan dan merupakan salah satu upaya untuk mencari alternatif dari penggunaan bahn semen. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh water solid ratio pada mortar geopolimer yang berbahan dasar kaolin dan kapur pada kondisi 12 molar NaOH. Rasio water solid yang digunakan dalam penelitian ini dimuali dari 0,25 dan akan bertambah dalam rentang rasio 0,05 hingga mencapai rasio water solid 0,55. Aktivator yang digunakan adalah sodium silikat (Na₂SiO₃) dan sodium hidroksida (NaOH) dan perbandingannya adalah 3,5. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi secara pastisipatif dimana peneliti terlibat secara langsung selama kegiatan penelitian dan mengamati secara langsung. Teknik analisa yang digunakan menggunakan analisa deskripstif kuantitatif dimana teknik ini dilakukan dengan mendeskripsikan data ang yang diperoleh dan pengolahan data tersebut dipaparkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dari penelitian ini, hasil yang didapatkan kuat tekan maksimum ada pada mortar geopolimer usia 28 hari pada mix design dengan rasio w/s 0,55 dengan nilai kuat tekan rata-rata mencapai 4,021 MPa. Porositas terendah juga didapat pada mortar geopolimer usia 28 hari pada mix design dengan rasio w/s 0,55 dengan hasil persentase porositas mencapai 14,77%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan water solid ratio berpengaruh pada pembuatan mortar geopolimer.

Kata kunci: mortar geopolimer, water solid ratio, kaolin, kapur, kuat tekan, porositas

The most commonly used material in infrastructure development projects is concrete. The constituent materials of concrete are a mixture of cement, coarse aggregate, fine aggregate, and water. In its production, the cement manufacturing industry is an industrial sector that is not environmentally friendly because the process of burning cement raw materials at high temperatures and consuming exhaust gases released into the atmosphere. National cement demand in 2020 reached 115.3 million tons. The dependence on cement as a basic material for cement as a concrete material in construction work will also become higher along with the times.

As a result of these problems, there is a need for solutions in the form of innovations related to materials that can be an alternative to the use of cement materials that are more environmentally friendly. Geopolymer mortars are currently widely developed and are one of the efforts to find alternatives to the use of cement bahn. In this study, the aim is to determine the effect of water solid ratio on geopolymer mortars made from kaolin and lime at 12 molar NaOH. The water solid ratio used in this study starts from 0.25 and will increase in the ratio range of 0.05 to reach a water solid ratio of 0.55. The activator used is sodium silicate (Na_2SiO3) and sodium hydroxide (NaOH) and the ratio is 3.5. This study uses an experimental method, with a data collection technique using a participatory observation method where the researcher is directly involved during the research activity and observes directly. The analysis technique used uses quantitative descriptive analysis where this technique is carried out by describing the data obtained and the data processing is presented in the form of tables and graphs.

From this study, the maximum compressive strength obtained was in a 28-day-old geopolymer mortar in a mix design with a w/s ratio of 0.55 with an average compressive strength value of 4.021 MPa. The lowest porosity was also obtained in a 28-day-old geopolymer mortar in a mix design with a w/s ratio of 0.55 with a porosity percentage of 14.77%. Based on this, it can be concluded that the water solid ratio has an effect on the manufacture of geopolymer mortar.

Keywords: geopolymer mortar, water solid ratio, kaolin, lime, compressive strength, porosity