Konsientisasi Lingual dalam Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar Bermodel MPK Kajian Sosiopsikolinguistik

Lingual Conscientization in Learning Javanese Language in Elementary Schools with Konsientisasi Model Sociopsycholinguistic Studies

Penelitian ini berfokus pada konsientisasi lingual bahasa Jawa siswa SD bermodel konsientisasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah menemukan dengan mengeksplanasikan performansi konsientisasi lingual dalam pembelajaran bahasa Jawa pada siswa SD dan menemukan dengan mengeksplanasikan produksi konsientisasi lingual dalam pembelajaran bahasa Jawa pada siswa SD bermodel MPK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdesain RDR. Penelitian ini digunakan untuk memecahkan masalah praktis khususnya dalam pembelajaran bahasa Jawa di SD. Upaya yang telah dilakukan adalah dengan meneliti dan mengembangkanberbagai model pembelajaran dengan media pembelajaran yang beragam dengan konsep konsientisasi. Produk penelitian dan pengembangan adalah berupa model pembelajaran konsientisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi konsientisasi lingual merupakan penglasifikasian kemampuan penggunaan bahasa berdasarkan kesadaran kritis berbahasa. Performansi konsientisasi lingual dalam pembelajaran bahasa Jawa di SD dapat dibedakan menjadi dua, yakni natural dan konvensional. Bentuk performansi konsientisasi lingual bahasa Jawa menentukan tingkat kekritisan bahasa Jawa siswa SD. Bentuk konsientisasi lingual secara natural mendukung dan mempercepat peningkatan kesadaran kritis berbahasa Jawa siswa. Sebaliknya, bentuk konsientisasi lingual secara konvensional dapat menghambat bahkan menghentikan peningkatan kesadaran kritis berbahasa Jawa siswa dan hanya menempatkan siswa pada tingkat kesadaran naif. Bentuk produksi konsientisasi lingual berbahasa Jawa menentukan tingkat kekritisan berbahasa Jawa siswa SD. Semakin banyak kerancuan yang muncul mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran kritis berbahasa Jawa siswa semakin rendah. Sebaliknya, semakin sedikit kerancuan yang muncul mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran kritis berbahasa Jawa siswa semakin tinggi. Praktik pembelajaran yang dilakukan guru di kelas bahasa Jawa dengan menggunakan model pembelajaran konsientisasi dapat merangsang dan meningkatkan kesadaran kritis berbahasa siswa. Pelaksanaan praktik konsientisasi lingual sesuai dengan pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan tingkat berpikir kritis siswa dalam kaitannya dengan kemampuan akademik siswa di masa depan. Temuan ini menunjukkan bahwa praktik peningkatan kesadaran bahasa menawarkan banyak peluang kepada siswa untuk dapat menganalisis bahasa, merumuskan gagasan dan ide-ide dan dalam pelaksanaannya bertujuan untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis dan kreatif pada siswa.

This study focuses on the Javanese lingual conscientization of elementary school students with the Konsientisasi model. The objectives of this research are  finding out by explaining the performance of lingual conscientization in learning Javanese language in elementary school students and find out by explaining the production of lingual conscientization in Javanese language learning in elementary school students with MPK model. This study uses a qualitative approach with an RDR design. This research is used to solve practical problems, especially in learning Javanese in elementary school. Efforts that have been made are to research and develop various learning models with various learning media with the concept of conscientization. The product of research and development is the konsientisasi learning model. The results showed that the performance of lingual conscientization was a classification of language use skills based on language critical awareness. The performance of lingual conscientization in Javanese language learning in elementary schools can be divided into two, namely natural and conventional. The form of Javanese lingual conscientization performance determines the critical level of elementary school students Javanese language. The form of lingual conscientization naturally supports and accelerates the increase in students critical awareness of the Javanese language. On the other hand, the conventional form of lingual conscientization can hinder and even stop the increase in students critical awareness of the Javanese language and only puts students at a naive level of consciousness.

The form of production of Javanese lingual conscientization determines the level of criticality of the Javanese language of elementary school students. The more confusion that appears indicates that the level of critical awareness of students Javanese language is getting lower. On the other hand, the less confusion that appears, it indicates that the level of critical awareness of students Javanese language is getting higher. The learning practices carried out by teachers in Javanese language classes using the konsientisasi learning model can stimulate and increase students critical awareness of language. The implementation of the practice of lingual conscientization is in accordance with education which aims to prepare and increase students critical thinking levels in relation to students academic abilities in the future. These findings indicate that the practice of increasing language awareness offers many opportunities for students to be able to analyze language, formulate ideas and ideas and in its implementation aims to increase the level of critical and creative thinking in students.