PENGARUH VOLUME BERAT ADSORBEN DAUN BAMBU DALAM PROSES ADSORPSI TERHADAP KUALITAS PEMURNIAN GLISEROL DARI HASIL SAMPING BIODIESEL BIJI KARET (HEVEA BRASILIENSIS)

THE EFFECT OF ADSORBENT WEIGHT VOLUME OF BAMBOO LEAVES IN THE ADSORPTION PROCESS ON THE QUALITY OF PURIFIED GLYCEROL FROM THE BY-PRODUCT OF BIODIESEL SEED RUBBER (HEVEA BRASILIENSIS)

Gliserol dihasilkan dalam jumlah besar sebagai limbah atau produk samping dari produksi biodiesel melalui proses transesterifikasi. Tingkat kemurnian gliserol tersebut masih rendah karena mengandung banyak pengotor dan sangat terbatas penggunaannya jika tidak dilakukan proses pemurnian. Dengan demikian, pemurnian gliserol diperlukan untuk menghilangkan zat-zat pengotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terbaik dari persen berat (%wt) adsorben untuk menghasilkan kadar kemurnian gliserol yang tertinggi. Crude gliserol terlebih dahulu diasidifikasi dengan asam klorida (HCl) pada suhu 70℃ selama 1 jam dengan rasio mol (n/n) asam yang ditambahkan 1:1. Kemudian dilanjutkan dengan adsorpsi dengan menggunakan adsorben dari daun bambu yang telah dikalsinasi pada suhu 600℃ selama 2 jam dengan rasio persen berat (%wt) adsorben yang ditambahkan 12%, 14%, 16%, 18% dan 20%. Crude gliserol dan hasil gliserol yang telah dimurnikan dianalisa kadar gliserol, kadar air, kadar abu, densitas, dan kadar MONG. Crude gliserol yang digunakan memiliki kandungan kadar gliserol sebesar 35,86%. Setelah dilakukan serangkaian proses pemurnian, kondisi optimum yang diperoleh pada rasio berat (%wt) adsorben sebesar 20% yang menghasilkan kemurnian tertinggi dengan kadar gliserol 52,23%, kadar air 21,9%, kadar abu 0,064%, densitas 1,253 gr/ml, dan kadar MONG (Matter Organic non Glycerol) 25,804%.

Kata kunci : crude gliserol, asidifikasi, adsorben daun bambu, adsorpsi. 

Glycerol is produced in large quantities as a waste or by-product of biodiesel production through the transesterification process. The level of purity of glycerol is still low because it contains a lot of impurities and its use is very limited if no purification process is carried out. Thus, purification of glycerol is necessary to remove impurities. This study aims to determine the best condition of the weight percent (wt) of the adsorbent to produce the highest levels of glycerol purity. Crude glycerol was first acidified with hydrochloric acid (HCl) at 70℃ for 1 hour with a mole ratio (n/n) of acid added 1:1. Then proceed with adsorption using adsorbents from bamboo leaves which have been calcined at 600℃ for 2 hours with a ratio of weight percent (% wt) of adsorbent added 12%, 14%, 16%, 18% and 20%. Crude Glycerol and purified glycerol were analyzed for glycerol content, moisture content, ash content, density, and MONG content.Crude glycerol used has a glycerol content of 35.86%. After carrying out a series of purification processes, the optimum conditions were obtained at a weight ratio (%wt) of adsorbent of 20% which produced the highest purity with a glycerol content of 52.23%, water content of 21.9%, ash content of 0.064%, density of 1.253 gr/ml , and MONG (Matter Organic Non Glycerol) content of 25.804%.

Keywords: crude glycerol, acidified, adsorbent bamboo leaves, adsorption.