Penelitian ini dilakuakan untuk mengkaji penguasaan afiks siswa MTs Ma’arif randegansari dalam bercerita berdasarkan usia dan jenis kelamin, yang bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan prefiks, sufiks, konfiks, dan kombinasi afiks bahasa Indonesia Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional desin dan termasuk ke dalam jenis penelitian peskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 30 siswa yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Data penelitian berupa afiks bahasa Indonesia yang diproduksi oleh siswa saat bercerita secara lisan, kemudian ditranskripkan dalam bentuk tulisan. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik simak, catat, rekam, dan tes, sedangkan teknik skala implikasional digunakan sebagai teknik analisis data penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan; (1) siswa MTs Ma’arif Randegansari telah memperoleh delapan jenis prefiks bahasa Indonesia. Jika dihitung bersama dengan alomorfnya, siswa berusia 12 tahun menggunakan 15 alomorf prefiks, siswa berusia 13 dan 14 tahun menggunakan 16 alomorf prefiks. Berdasarkan jenis kelamin, siswa laki-laki dan perempuan menggunakan delapan jenis prefiks. Siswa perempuan menggunakan 16 alomorf prefiks, sedangkan siswa laki-laki menggunakan 15 alomorf prefiks. Berdasarkan frekuensinya, siswa berusia 12 tahun menggunakan prefiks sebanyak 791 kali, siswa berusia 13 tahun menggunakan prefiks sebanyak 996 kali, dan siswa berusia 14 tahun menggunakan prefiks sebanyak 1066 kali. Siswa laki-laki mengguanakan prefiks sebanyak 1222 kali dan siswa perempuan menggunakan prefiks sebanyak 1627 kali. Penguasaan prefiks siswa MTs Ma’arif lebih baik dibandingkan penguasaan sufiks. (2) penguasaan sufiks siswa MTs Ma’arif Randegansari. Siswa berusia 12 dan 13 tahun menggunakan tiga jenis sufiks, sedangkan siswa berusia 14 tahun menggunakan empat jenis sufiks ketika bercerita. Berdasarkan jenis kelamin, siswa laki-laki menggunakan tiga jenis sufiks, sedangkan siswa perempuan menggunakan empat jenis sufiks. Berdasarkan frekuensinya, siswa berusia 12 tahun menggunakan sufiks sebanyak 72 kali, siswa berusia 13 tahun menggunakan sufiks sebanyak 107 kali, dan siswa berusia 14 tahun menggunakan sufiks sebanyak 89 kali. Siswa laki-laki mengguanakan sufiks sebanyak 98 kali dan siswa perempuan menggunakan sufiks sebanyak 170 kali. Penguasaan sufiks siswa MTs Ma’arif berada diurutan terakhir bila dibandingkan dengan penguasaan prefiks, konfiks, dan kombinasi afiks. (3) penguasaan konfiks siswa MTs Ma’arif Randegansari. Siswa telah menggunakan lima jenis konfiks bahasa Indonesia. Jika dihitung bersama dengan alomorfnya, siswa berusia 13 tahun menggunakan tujuh alomorf konfiks, siswa berusia 12 dan 14 tahun menggunakan enam alomorf konfiks. Siswa perempuan menggunakan tujuh alomorf konfiks, sedangkan siswa laki-laki menggunakan enam alomorf konfiks. Berdasarkan frekuensinya, siswa berusia 12 tahun menggunakan konfiks sebanyak 57 kali, siswa berusia 13 tahun menggunakan konfiks sebanyak 48 kali, dan siswa berusia 14 tahun menggunakan konfiks sebanyak 76 kali. Siswa laki-laki mengguanakan konfiks sebanyak 70 kali dan siswa perempuan menggunakan konfiks sebanyak 111 kali. Penguasaan konfiks siswa MTs Ma’arif lebih baik dibandingkan penguasaan prefiks dan penguasaan sufiks. (4) penguasaan kombinasi afiks bahasa Indonesia siswa MTs Ma’arif Randegansari. Siswa berusia 12 tahun menggunakan enam jenis kombinasi afiks dan menggunakan 13 alomorf kombinasi afiks, siswa berusia 13 tahun menggunakan tujuh jenis kombinasi afiks dan 13 alomorf kombinasi afiks, sedangkan siswa berusia 14 tahun menggunakan tujuh jenis kombinasi afiks dan 15 alomorf kombinasi afiks. Siswa perempuan menggunakan delapan jenis kombinasi afiks dan 15 alomorf kombinasi afiks, sedangkan siswa laki-laki menggunakan enam jenis kombinasi afiks dan 14 alomorf kombinasi afiks. Berdasarkan frekuensinya, siswa berusia 12 tahun menggunakan kombinasi afiks sebanyak 140 kali, siswa berusia 13 tahun menggunakan kombinasi afiks sebanyak 215 kali, dan siswa berusia 14 tahun menggunakan kombinasi afiks sebanyak 208 kali. Siswa laki-laki mengguanakan kombinasi afiks sebanyak 256 kali dan siswa perempuan menggunakan kombinasi afiks sebanyak 309 kali. Penguasaan kombinasi afiks siswa MTs Ma’arif lebih baik dibandingkan penguasaan prefiks, sufiks, dan konfiiks. Berdasarkan beberapa temuan tersebut, dapat disimpulakan bahwa terjadi peningkatan penguasaan afiks bahasa Indonesia pada siswa berdasarkan usia dan penguasaan afiks siswa perempuan lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki.
This research was conducted to examine the affix mastery of MTs Ma'arif randegansari students in storytelling based on age and gender, which aims to describe the mastery of prefixes, suffixes, confixes, and combinations of affixes in Indonesian. This study used a cross-sectional design design and included in the type of design qualitative descriptive research. The subjects of this study were 30 students who met the specified criteria. Research data in the form of Indonesian affixes were produced by students when telling stories verbally, then transcribed in written form. Research data collection uses the techniques of listening, note taking, records, and tests, while the implicational scale technique is used as a research data analysis technique.
The results of this study indicate; (1) MTs student Ma'arif Randegansari has obtained eight types of Indonesian prefixes. If calculated together with the allomorph, students 12 years old use 15 prefix allomorphs, students 13 and 14 years old use 16 prefix allomorphs. Based on gender, male and female students use eight types of prefixes. Female students use 16 prefix allomorphs, while male students use 15 prefix allomorphs. Based on its frequency, 12-year-old students use prefixes 791 times, 13-year-old students use prefixes 996 times, and 14-year-old students use prefixes 1066 times. Boys use 1222 prefixes and girls use 1627 prefixes. The mastery of MTs Ma'arif students' prefixes is better than mastery of suffixes. (2) mastery of MTs student Ma'arif Randegansari's suffix. Students aged 12 and 13 use three types of suffixes, while students aged 14 use four types of suffixes when telling stories. Based on gender, male students use three types of suffixes, while female students use four types of suffixes. Based on its frequency, 12 year old students use suffixes 72 times, 13 year old students use suffixes 107 times, and 14 year old students use suffixes 89 times. Male students used suffixes 98 times and female students used suffixes 170 times. The mastery of MTs Ma'arif students' suffixes comes last when compared to mastery of prefixes, confixes, and combinations of affixes. (3) mastery of MTs Ma'arif Randegansari student confixes. Students have used five types of Indonesian language confixes. If calculated together with the allomorph, students 13 years old use seven config allomorphs, students 12 and 14 years old use six config allomorphs. Female students use seven config allomorphs, while male students use six confessional allomorphs. Based on its frequency, 12-year-old students use confixes 57 times, 13-year-old students use confixes 48 times, and 14-year-old students use confixes 76 times. Male students used confixes 70 times and female students used confixes 111 times. Mastery of MTs Ma'arif students' confixes is better than mastery of prefixes and mastery of suffixes. (4) mastery of the Indonesian affix combination of MTs students Ma’arif Randegansari. 12-year-old students use six types of affix combinations and use 13 affix combination allomorphs, 13-year-old students use seven types of affix combinations and 13 affix combination allomorphs, while 14-year-old students use seven types of affix combination combinations and 15 affix combination allomorphs. Female students use eight types of combinations of affixes and 15 allomorphic combinations of affixes, while male students use six types of combinations of affixes and 14 allomorphic combinations of affixes. Based on its frequency, 12 year old students use a combination of affixes 140 times, 13 year old students use a combination of affixes 215 times, and 14 year old students use a combination of affixes 208 times. Male students used a combination of affixes 256 times and female students used a combination of affixes 309 times. The mastery of MTs Ma'arif students' affixes is better than the mastery of prefixes, suffixes, and confixes. Based on these findings, it can be concluded that there is an increase in mastery of Indonesian affix mastery in students based on age and the mastery of affixes in female students is better than in male students.