ABSTRAK
STRUKTUR DAN GAYA PENYAJIAN KESENIAN TAYUB
DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Nama Mahasiswa : Femilia Kristian Arum Sari
NIM : 15020134081
Prodi/jurusan : Sendratasik
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum
Tahun : 2019
Kunci : Tayub, Tulungagung-an, Struktur, Gaya
Kesenian Tayub terdapat hampir di seluruh Pulau Jawa dan menjadi salah satu ekspresi yang penting bagi masyarakat pendukungnya. Kesenian Tayub merupakan sebuah ritual kesuburan. Kesenian Tayub di Kabupaten Tulungagung dalam penyajiannya berbeda dari daerah lain, bahkan mempunyai sebutan tersendiri yaitu Tayub Tulungagung-an. Keunikan pada penyajian Tayub Tulungagung-an ini terdapat pada jumlah waranggana yang banyak dan ciri khas pada saat ngibingan. Berdasarkan fenomena dan ketertarikan peneliti dirumuskan masalah seperti berikut;1. Bagaimana struktur penyajian kesenian Tayub di Kabupaten Tulungagung?, 2. Bagaimana gaya penyajain kesenian Tayub di Kabupaten Tulungagung?.
Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori struktur dari Djelantik dan teori gaya dari Soedarsono dan Sumandiyo Hadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitian kesenian Tayub di Kabupaten Tulungagung. Narasumber yang digunakan yaitu Kepala Desa, seniman Tulungagung, waranggana, dan juga perangkat desa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data sebagai proses pemilihan dan pemfokusan data yang diperoleh di lapangan, penyajian data sebagai proses penggabungan data dan penarikan simpulan sebagai penarikan data akhir yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat elemen-elemen yaitu gerak, iringan, pola lantai, busana juga tempat dan waktu pelaksanaan. Elemen tersebut menjadi satu kesatuan yang harus ada dalam sebuah penyajian kesenian Tayub. Struktur penyajian terdiri dari struktur besar yaitu nguyu-nguyu(pra acara), bedayan (tarian selamat datang), gedhog (proses pembagian sampur diawali pramugari), ngibingan (adegan waranggana dan pengibing menari bersama). Gaya dipengaruhi oleh bentuk, teknik dan faktor-faktor. Secara bentuk, gaya pada kesenian Tayub Tulungagungan terdapat pada sajian bedayan dan ngibingan, yang memunculkan pola gerak megol mental, ngeper dan ogek lambung. Sajian gendingnya menggunakan pola kendang ganggamina, dengan teknik pukul yang keras menghasilkan pola geraknya mengikuti tekanan kendang yang disajikan sehingga memunculkan karakter yang sigrak dan dinamis. Karakter tersebut dipengaruhi oleh faktor individual, yaitu disebabkan waranggana yang centil dan genit Pola lantai yang disajikan merupakan gambaran filosofi kehidupan manusia yang selalu maju mundur, dan lintasan pola lantai yang berpapasan kemudian coblosan adalah sebuah makna simbolis dari kesenian Tayub, yaitu sebuah lambang kesuburan.
Simpulan dari penelitian ini adalah munculnya gerak megol mental, ngeper, ogek lambung, sigrak dan dinamis dipengaruhi karena adanya hubungan antar elemen, yaitu hubungan gerak, pola kendang dan iringannya. Pola gerak yang muncul disebabkan oleh tempo dan ritme dari pola kendang dan juga disebabkan oleh karakteristik gending yang dinamis. Terdapat faktor individual dari salah satu waranggana yang kemudian menjadi pelopor gerak Tayub Tulungagung-an dan faktor komunal masyarakat yang memunculkan pola kendang gaya Tulungagung-an, yaitu pola kendang ganggamina.
ABSTRACT
STRUCTURE AND PRESENTATION STYLE OF TAYUB ARTICLE IN TULUNGAGUNG DISTRICT
Name : Femilia Kristian Arum Sari
Study Program : Sendratasik
Faculty : Faculty of Language and Art
Name of Institution : Surabaya State University
Advisor : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum
Year : 2019
Keywords: Tayub, Tulungagung-an, Structure, Style
Tayub art is found in almost all of Java and is one of the important expressions for its supporting community. Tayub art is a fertility ritual. Tayub art in Tulungagung Regency in its presentation is different from other regions, and even has its own name, Tayub Tulungagung-an. The uniqueness of the presentation of Tayub Tulungagung is found in the large number of waranggana and the characteristics at the time of flying. Based on the phenomenon and the interest of the researcher the problem was formulated as follows: 1. What is the structure of the presentation of Tayub art in Tulungagung Regency ?, 2. What is the style of Tayub art presentation in Tulungagung Regency ?.
The theories used in this research are structural theory from Djelantik and the style theory from Soedarsono and Sumandiyo Hadi. This study used a qualitative approach with the object of Tayub art research in Tulungagung Regency. Resource persons used were the Village Head, Tulungagung artists, waranggana, and village officials. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The data analysis technique used is data reduction as the process of selecting and focusing the data obtained in the field, presenting data as a process of combining data and drawing conclusions as drawing the final data used in the study. The results of the study and discussion show that there are elements, namely motion, accompaniment, floor pattern, clothing and the place and time of implementation. The element becomes a single unit that must be present in a presentation of Tayub art. The presentation structure consists of large structures namely nguyu-nguyu (pre-program), bedayan (welcome dance), gedhog (the process of distributing sampur begins with flight attendants), ngibingan (waranggana scene and pengibing danced together). Style is influenced by form, technique and factors. In terms of style, the style of Tayub Tulungagungan art is found in the dish and ngibingan dish, which gives rise to the pattern of mental megol movement, stomach crunching and ogek. The gending dish uses the ganggamina drum patternThese characters are influenced by individual factors, which are caused by waranggana who are coquettish and flirtatious. The pattern of floors presented is a philosophy of human life which always back and forth, and the trajectory of floor patterns that pass later.
The conclusion of this study is that Tayub's art, the emergence of the megol mental motion, flat, stomach, dynamic and dynamic are affected because of the relationship between elements, namely the relationship of motion, drum pattern and accompaniment. The pattern of motion that appears is caused by the tempo and rhythm of the drum pattern and is also caused by dynamic gending characteristics. There are individual factors from one of the waranggana which later became the pioneers of the motion of Tayub Tulungagung-an and the communal factors of the community which gave rise to the Tulungagung-style drum pattern, namely the ganggamina drum pattern.