LANGUAGE NORM IN MINIMIZING CHILDREN CULTURE SHOCK IN MIXED-MARRIAGE FAMILY
Norma bahasa adalah aturan bahasa yang digunakan di rumah untuk membuat anak menguasai dua bahasa asal dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana norma bahasa bisa menyelamatkan anak dari pernikahan campuran yang mengalami kesulitan karena gagar budaya dapat menjadi multibahahasa. Sebagai informasi tambahan, semua keluarga berasal dari pernikahan campuran beda bahasa yang setiap dari mereka memiliki masalah nya sendiri dalam membesarkan anak multibahasa. Penelitian ini menggunakan metode qualitative karena peneliti bermaksud untuk meneliti di kondisi nyata. Wawancara dan dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data konkret dan akurat dari beberapa anggota forum online pernikahan campuran dari beberapa negara, yang sebagian besar berasal dari pasangan Polandia-Inggris, pasangan Norwegia-Inggris, Swiss Jerman-Inggris, dan pasangan Perancis-Inggris. Di akhir, daata berupa kata-kara, frasa atau kalimat. Hasil menunjukan bahwa setiap pasangan pernikahan campuran menggunakan norma bahasa yang berbeda-beda sesuai kepercayaan mereka terhadap gagar budaya. Orang tua yang percaya pada gagar budaya lebih memilih norma bahasa yang diciptakan oleh ahli dan ilmuwan. Hasil yang kedua menunjukan ada beberapa anak dari pernikahan campuran yang mengalami kesulitan gagar budaya, dan setiap anak akan mengalami gagar budaya yang berbeda. Hasil yang terakhir memberikan fakta baru jika setiap norma bahasa yang diciptakan oleh orang tua atau ilmuwan tetap akan memberikan efek mengurangi dari gagar budaya selama orang tua mau bekerja sama dan sabar pada aturan norma bahasa yang mereka telah pilih.
Language norm is a language home that parents use as a language policy in order to make children master both parent’s languages. This current research intended to know how language norm rescues mix-marriage children who are suffering from culture shock to become multilingual. For the information, the families come from a mixed marriage couple which each of them has own problem in raising a multilingual child. This research used a qualitative method because to reach a natural setting. Interview and documentation were the technique to achieve concrete and accurate data from several members of mixed marriage parent’s forum online from several countries, the majority of them are Polish–English couple, Norway–English, Swiss-German–English, and French–English couple. In the end, the data were in the form of words, phrases, or sentences. The result showed that every mixed marriage parent used different language norms based on their belief in culture shock. Parents who believe in culture shock tend to adapt language norm by expert or scientist while, parents who do not believe in culture shock construct own language norm yet, there is also a parent who chooses language norm by expert and scientist. The second result presented there are numbers of mixed marriage children who suffer from culture shock, and every culture shock is different from others. The last result gave a new fact that every language norm no matter using own language norm or scientist, it would reduce the effect of culture shock as long as parents work together and be patient on what they are already set.