Konflik Bahasa dalam Otak ketika Memproduksi Ujaran
Brain Language Conflict in English Utterances Production: Ethnosociopsycholinguistic Study
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi (1) konflik bahasa di otak dengan menemukan bentuk-bentuk konflik bahasa, proses produksi bahasa, faktor-faktor yang mempengaruhi konflik bahasa, dan budaya bahasa, (2) sikap bahasa terhadap bahasa Inggris, dan (3) pilihan bahasa dalam menggunakan bahasa.
Penelitian ini menggunakan tiga bidang pendekatan: pendekatan etnografi, sosiolinguistik dan psikolinguistik yang digabungkan menjadi studi etnosociopsycholinguistic. Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut, diharapkan hasil penelitian lebih komprehensif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian penelitian ini adalah seorang santri yang mengalami konflik bahasa saat memproduksi ujaran. Data penelitian ini berupa tuturan subjek penelitian, hasil wawancara, dan hasil observasi. Data tersebut diperoleh melalui observasi perilaku, pencatatan dan wawancara. Peran peneliti dalam penelitian saat ini adalah instrumen kunci. Untuk mengumpulkan data, peneliti dibantu oleh salah satu santri pondok pesantren. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah satu subjek penelitian perempuan yang diambil melalui purposive random sampling. Purposive random sampling ini diperoleh setelah berkonsultasi dengan guru dan teman sekelas subjek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dimulai dari reduksi data dari observasi dan wawancara, penyajian data dan verifikasi data. Analisis data penelitian ini menggunakan hermeneutika interpretatif. Untuk menghindari bias data digunakan triangulasi data dan member check.
Temuan penelitian ini adalah: 1. konflik bahasa yang terdiri dari: a. Bentuk-bentuk konflik bahasa: (1) terselubung, yaitu konflik bahasa yang tidak terlihat. Artinya subjek penelitian tampak seperti tidak memiliki konflik bahasa meskipun mengalami konflik bahasa, (2) secara terbuka, konflik bahasalah yang dapat dilihat secara langsung. Hal ini ditandai dengan pengulangan, pemanjangan dan meminta bantuan sebelum menemukan ucapan yang dimaksud (3) terkontrol, yaitu subjek penelitian dapat menghentikan intrusi ucapan yang tidak diinginkan dalam bahasa nontarget. Subjek penelitian berbicara dengan menggunakan ucapan-ucapan yang dimaksudkan (4) tidak terkendali, yaitu subjek penelitian tidak dapat menangani adanya ucapan-ucapan yang tidak diinginkan dalam bahasa nonsasaran. (5) kuat, merupakan jenis konflik bahasa yang kuat dalam konflik bahasa. Dibutuhkan perjuangan yang tinggi untuk menemukan ucapan-ucapan yang dimaksud dalam bahasa sasaran (6) lemah.
Konflik bahasa yang lemah yang tidak membutuhkan usaha yang tinggi untuk menemukan ujaran yang dimaksud dalam bahasa sasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik bahasa adalah: a. kompetisi bahasa di otak. Ada persaingan antara ucapan yang dimaksudkan dan yang tidak diinginkan dalam bahasa non-target sebelum memilih ucapan yang dimaksud. Itu bisa di antara dan di dalam bahasa. b. faktor psikologis. Faktor-faktor tersebut adalah takut, tidak siap, pelupa, dan c. faktor sosial. Faktor sosial yang terdiri dari lawan bicara dan setting saat memproduksi ucapan yang dimaksud dalam bahasa target, 2. subjek penelitian memiliki sikap positif terhadap bahasa Inggris. Sikap positif ini ditunjukkan dengan rasa optimis subjek penelitian terhadap bahasa Inggris. 3. subjek penelitian memilih bahasa berdasarkan: (1) lawan bicara; subjek penelitian memilih bahasa Indonesia untuk lawan bicara yang tidak mampu berbicara dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab, (2) topik. Subjek penelitian memilih bahasa Arab ketika berbicara tentang topik bahasa Arab, menggunakan bahasa Inggris ketika subjek penelitian berbicara tentang topik bahasa Arab dan bahasa Indonesia untuk berbicara tentang bahasa Indonesia dan topik yang sulit dalam topik bahasa Inggris dan bahasa Arab, dan (3) domain interaksi, pada domain tersebut subjek penelitian menggunakan bahasa berdasarkan domain yang sesuai. Subjek penelitian memilih bahasa Indonesia dalam ranah pelayanan publik dan menggunakan bahasa Jawa ketika subjek penelitian berbicara dengan keluarganya di rumah.
The current research used three fields of study: ethnography, sociolinguistic and psycholinguistic approach compounded into ethnosociopsycholinguistic study. By using these approaches, it is hoped that the findings of the research are more comprehensive. This research is a qualitative research. The research subject of the current research is one female student who has language conflict when producing the utterances. The data of this research are the form of the research subject’s utterances, interview results, and observation results. These data were gained through behavioral observation, recording and interview. The role of the researcher in the current research is the key instrument under the manual guidance. To collect the data, the researcher was helped by one student of the Islamic boarding school. The research subject of the current research is one girl research subject which was taken through purposive random sampling. This purposive random sampling was gained after consulting to the teacher and the research subject’s classmate. The technique of data analysis used started from data reduction from the observation and interview, data display and data verification. The data analysis of the current research used interpretative hermeneutics. To avoid the bias of the data, it was used data triangulation and member check.
The findings of the current research are: 1. language conflict consisting of: a. forms of language conflict: (1) covert, that is the unseen language conflict. It means that the research subject looked like have no language conflict though she had language conflict, (2) overt, it is the language conflict that can be seen directly. It is characterized by repetition, lengthening and asking for help before finding the intended utterances (3) controlled, that is the research subject could stop the inrusion of the unintended utterances in nontarget language. The research subject spoke using the intended utterances (4) uncontrolled, that is the research subject could not handle the presence of the unintended utterances in nontarget language. (5) strong, it is a kind of language conflict that has high tension in language conflict. It needed high struggle to find the intended utterances in the target language (6) weak. The weak language conflict that does not need high effort to find the intended utterances in the target language. b. factors affecting language conflict are: a. language competition in the brain. There was competition between intended and unintended utterances in the non-target language before selecting the intended utterances. It could be between and within the language. b. psycological factors. These factors are fear, unready, forgetful, and c. social factors. The social factors consisting of the interlocutor and the setting when producing the intended utterances in the target language, 2. the research subject had positive attitudes towards English language. This positive attitude was shown by the research subject’s respect to the English. 3. the research subject chose the language based on: (1) the interlocutors; the research subject chose Indonesian language to the interlocutors who are not capable to speak in English and Arabic language, (2) topics. The research subject chose Arabic language when she talked about Arabic topic, used English language when the research subject talked about Arabic topic and Indonesian language to talk about Indonesian language and the hard topic in English and Arabic topic, and (3) domains of the interaction, in these domains, the research subject used the language based on the appropriate domains. The research subject chose Indonesian language in the domain of public services and used Javanese language when the research subject talked to her family at home.