ANALISIS DAN INTERPRETASI ANOMALI GRAVITASI UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER PANAS BUMI DI GUNUNG ARJUNO-WELIRANG

ANALYSIS AND INTERPRETATION OF GRAVITY ANOMALIES TO IDENTIFY THE GEOTHERMAL POTENTIAL IN MOUNT ARJUNO-WELIRANG

Gunung Arjuno-Welirang menyimpan potensi sumber panas Bumi yang melimpah. Hal ini ditandai dengan eksistensi mata air panas Coban, Cangar dan Padusan sepanjang lereng kompleks Arjuno-Welirang serta emisi gas fumarol dan solfatara di sekitar puncak Welirang. Dalam konteks inilah, penelitian ini dilaksanakan untuk identifikasi sumber panas Bumi kompleks Arjuno-Welirang melalui analisis dan interpretasi pengukuran anomali gravitasi kompleks Gunung Arjuno-Welirang dan sekitarnya. Data penelitian diperoleh dari satelit TOPEX yang dapat diakses di http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi dengan keunggulan aksesibilitas tinggi dan bersifat non-destruktif. Data enhancement dilakukan secara berjenjang melalui dekomposisi data CBA menjadi anomali lokal (residual) dan anomali regional secara terpisah dengan bantuan filter kontinuasi ke atas, teknik derivative (FHD dan SVD) untuk identifikasi dan interpretasi peta kontur anomali yang lebih akurat, serta analisis spektrum daya sinyal anomali residual untuk estimasi kedalaman sumber panas Bumi. Hasil citra resolusi tinggi dalam bentuk peta kontur SVD berbasis anomali residual memberikan gambaran sebaran pola anomali rendah di sekitar puncak dan lereng kompleks Arjuno-Welirang dan Gunung Penanggungan, serta arah barat dan barat daya kompleks Arjuno-Welirang. Kontur anomali rendah tersebut menunjukkan keberadaan fluida panas (liquid dan/atau gas) sebagai produk aktivitas sumber panas Bumi bawah permukaan. Analisis lebih lanjut dengan bantuan spektrum daya radiasi anomali residual memberikan estimasi kedalaman sumber panas Bumi kompleks Arjuno-Welirang adalah 1650 m dengan sebaran noise yang masih muncul pada kedalaman 570 m di bawah permukaan. Kedalaman sumber anomali target di Arjuno-Welirang dan sekitarnya jauh lebih dangkal dari lokasi umum ditemukannya jalur patahan aktif yang bisa mencapai sekitar 10 km atau lebih. Identifikasi sumber panas Bumi khususnya potensi sumber panas Bumi kompleks Arjuno-Welirang adalah penting sebagai bagian dari kegiatan eksplorasi sumber panas Bumi nusantara untuk mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan (green energy).

Mount Arjuno-Welirang harbors abundant potential of geothermal resources. This is marked by the existence of hot springs such as Coban, Cangar, and Padusan along the slopes of the Arjuno-Welirang complex, as well as fumarole gas emissions and solfatara around the peak of Welirang. In this context, this research was conducted to identify the geothermal sources of the Arjuno-Welirang complex through analysis and interpretation of gravity anomaly measurements in the Arjuno-Welirang mountain complex and its surroundings. Research data were obtained from TOPEX satellites accessible at http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi with the advantage of high accessibility and being non-destructive. Data enhancement was carried out progressively through CBA data decomposition into local anomalies (residual) and regional anomalies separately with the help of upward continuation filters, derivative techniques (FHD and SVD) for identification and interpretation of more accurate anomaly contour maps, as well as analysis of power spectrum of residual anomaly signals to estimate the depth of the geothermal heat source. High-resolution image results in the form of SVD based residual anomaly contour maps provide a distribution overview of low anomaly patterns around the peaks and slopes of the Arjuno-Welirang and Mount Penanggungan complex, as well as westward and southwestward directions of the ArjunoWelirang complex. These low anomaly contours indicate the presence of hot fluids (liquid and/or gas) as products of subsurface geothermal activity. Further analysis with the assistance of residual anomaly power spectrum radiation estimates the depth of the Arjuno-Welirang complex geothermal heat source to be 1650 m with noise distribution still appearing at a depth of 570 m below the surface. The depth of the target anomaly source in Arjuno-Welirang and its surroundings is much shallower than the common locations of active fault lines, which can reach around 10 km or more. Identification of geothermal sources, particularly the potential geothermal sources of the Arjuno-Welirang complex, is important as part of geothermal exploration activities in the archipelago to seek environmentally friendly alternative energy sources (green energy).

Keywords: Mount Arjuno-Welirang, geothermal potential, gravity anomalies