MODEL PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DI KELURAHAN AIRLANGGA KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA

MODEL OF COMMUNITY PARTICIPATION IN THE CITY WITHOUT SLUM KOTAKU PROGRAM IN AIRLANGGA SUB-DISTRICT, GUBENG SUB-DISTRICT, SURABAYA CITY

Focus penelitian ini adalah menguraikan model partisipasi masyarakat Kelurahan Airlangga dalam program KOTAKU. Kajian ini penting dilakukan karena secara empiris partisipasi masyarakat di kelurahan airlangga berjalan baik dan berkelanjutan dalam menjaga lingkungan. Perlu dikaji model dan bentuk partisipasi yang diterapkan melalui pelibatan PUPR, Pemerintah Daerah, mitra pemerintah, pihak swasta dan masyarakat kelurahan. Mengkaji factor-faktor internal dan eksternal yang mendukung kolaborasi, model kolaboratif yang di desain diharapkan dapat menjadi sumbangsih saran dalam penuntasan kawasan kumuh di wilayah lain. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian ini menghasilkan data sebagai berikut: 1). Bentuk partisipasi yang digunakan 99 responden adalah 20% menggunakan pikiran, 29 % menggunakan tenaga dan 22% menggunakan keahlian dan 16% menggunakan materi atau uang. 2).Model kolaborasi yang digunakan kelurahan airlangga adalah 4-Key atau 4K yakni Keelembagaan, Kendali Warga, Kepemimpinan Fasilitatif dan Komunikasi. 3) Faktor Internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, Pada faktor eksternal, factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah komunikasi, kepemiminan dan peran fasilitator.

Kata Kunci : Model, Partisipasi Masyarakat, KOTAKU, kawasan kumuh

The focus of this research is to describe the participation model of the Airlangga Village community in the KOTAKU program. This study is important because empirically community participation in the Airlangga sub-district has been going well and is sustainable in protecting the environment. It is necessary to study the model and form of participation implemented through the involvement of PUPR, local government, government partners, the private sector and the village community. Examining the internal and external factors that support collaboration, the collaborative model that is designed is expected to be able to contribute suggestions in solving slum areas in other regions. By using a quantitative research approach, this study produced the following data: 1). The form of participation used by 99 respondents was 20% using thoughts, 29% using energy and 22% using expertise and 16% using materials or money. 2). The collaboration model used by the Airlangga sub-district is 4-Key or 4K, namely Institutionalism, Citizen Control, Facilitative Leadership and Communication. 3) Internal factors that influence community participation are age, gender and level of education. On external factors, factors that influence community participation are communication, leadership and the role of the facilitator.

Keywords: Model, Community Participation, KOTAKU, slum area