NILAI KEPAHLAWANAN DALAM
SERAT MENAK MONDHA-MUNDHU JILID VIII
Nama Mahasiswa : Pambayun Sudarsono
NIM : 14020114023
Prodi/Angkatan : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa/2014
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Bambang Purnomo, M.S
Taun : 2020
Serat Menak dengan judul Mondha-Mundhu ini tidak termasuk dalam 24 judul serat menak karyanya Kyai Yasadipura, juga tidak termasuk dalam judul serat menak Surakarta dan Menak-Pang. Kata Mondha-mundhu sebenarnya nama salah satu tempat, yaitu salah satu telaga untuk tempat bersembunyinya orang kafir. Hal yang menjadikan perhatian, yaitu ceritanya tidak banyak membahas mengenai telaga Mondha-Mundhu. Serat Menak Mondha-Mundhu merupakan salah satu jenis Naskah Epik-Kepahlawanan, maka dalam kesastraan Jawa Baru dinamai wiracarita. Umumnya Serat Menak menceritakan mengenai kepahlawanan Amir Hambyah dalam perang musuh orang kafir, tetapi serat ini lebih mengutamakan tokoh Nabi Muhammad sebagai pahlawan Islam dalam mengalahkan lan mengislamkan orang kafir. Bab kepahlawanan dalam wiracarita itu merupakan tema yang utama, sehingga kedudukan tokoh utama di sini adalah hal yang diutamakan. Nabi Muhammad diceritakan sebagai seseorang yang jadi utusanNya Allah SWT, yang mempunyai cara berbeda dengan Amir Hambyah untuk mengalahkan orang-orang kafir.
Rumusan masalah penelitian yang sesuai dengan wiracarita didalam serat Menak Mondha-Mundhu ini yaitu: (1) bagaimana karakteristik Serat Menak Mondha-Mundhu Jilid VIII, (2) bagaimana suntingan teks Serat Menak Mondha-Mundhu Jilid VIII, (3) bagaimana nilai kepahlawanan dalam Serat Menak Mondha-Mundhu Jilid VIII. Tujuan penelitian yaitu: (1) menjelaskan karakteristik teks, (2) menjelaskan suntingan teks, dan (3) menjelaskan nilai kepahlawanan dalam teks. Fungsi dari penelitian ini diharapkan bisa memberi gambaran yang lebih gamblang mengenai nilai kepahlawanan dalam teks, untuk pembaca umum dan juga mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Selain itu penelitian ini untuk upaya melestarikan Naskah Menak Mondha-mundhu Jilid VIII.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil transliterasi Serat Menak Mondha-mundhu Jilid VIII ini jadi sumber dhata. Petikan yang berwujud tembang macapat didalam Serat Menak Mondha-mundhu Jilid VIII merupakan dhata yang dianalisis. Ketika mengumpulkan dhata dengan cara diberi tanda dengan menggunakan bolpoin yang bermacam-macam warnanya.
Hasilnya penelitian ini menjelaskan mengenai; (1) karakteristik Serat Menak Mondha-mundhu Jilid VIII yang wujudnya deskripsinya naskah. (2) suntingan teks dipilih hanya tiga pupuh saja yaitu pupuh I (Gambuh), pupuh X (Asmaradana), dan pupuh XXII (Asmaradana). Ketiga pupuh tadi dipilih karena banyak hal-hal yang menarik perhatian selaras dengan nilai kepahlawanan. Didalam pupuh I (Gambuh) menceritakan peperangan di telaga Mondha-Mundhu yang dimulai dari godhaan dari musuh kepada Sultan Kamidilngalam dan pengikutnya. Pupuh X (Asmaradana) menceritakan Nabi Muhammad yang bisa berbicara dan memberi pertolongan kepada sebangsanya hewan. Sedangkan pupuh XXII (Asmaradana) menceritakan tokoh Sayid Sahib sebagai putra dari gurunya para raja kafir, yang meminta pertolongan kepada Nabi Muhammad. (3) nilai kepahlawanan Amir Hambyah dan Nabi Muhammad dibandingkan dengan menggunakan watak bawalaksana, selaras dengan cerita dalam naskah yaitu dihormati, bela negara, dan memberi pertolongan kepada sebangsanya hewan. Walaupun sama-sama dihormati tetapi mempunyai sebab, apa sebabnya bisa dihormati banyak orang. Walaupun sama-sama membela negara, tetapi mempunyai cara tersendiri-sendiri untuk membela negaranya. Walaupun mempunyai kedudukan yang sama, tetapi tidak semua manusia bisa berbicara dengan sebangsanya hewan.
Kata terpenting: Serat Menak, Mondha-Mundhu, kepahlawanan, nilai kepahlawanan.
ABSTRACT
VALUE IN HEROES
SERAT MENAK MONDHA-MUNDHU Volume VIII
Name : Pambayun Sudarsono
Study Program / Force : Bachelor Program in Language and Literature in Java / 2014
Name of Institution : Surabaya State University
Supervisor : Drs. Bambang Purnomo, M.S
Year : 2020
Serat Menak with the title Mondha-Mundhu is not included in the 24 titles of Serat Menak work of Kyai Yasadipura, nor it is included in the title of Serat Menak Surakarta and Menak-Pang. The word Mondha-mundhu is actually the name of one of the places, which is one of the lake where the infidels are hiding. The thing that makes attention, namely the story does not talk much about the lake Mondha-Mundhu. Serat Menak Mondha-Mundhu is one type of Epic-Heroism Manuscript, so in New Javanese literature it is called wiracarita. Generally The Serat Menak tells about the heroism of Amir Hambyah in the war against the infidels, but it prioritizes the figure of Prophet Muhammad as a hero of Islam in defeating and Islamizing infidels. The heroic chapter in wiracarita is the main theme, so the position of the main character here is the priority. The Prophet Muhammad is told as someone who was his messenger Allah SWT, who had a different way from Amir Hambyah to defeat the infidels.
The research problem formulation that is in accordance with the wiracarita in the Mondha-Mundhu Serat Menak, namely: (1) what are the characteristics of the Serat Menak Mondha-Mundhu VIII Volume, (2) How the text editing of the Mondha-Mundhu VIII Volume, (3) what is the value of heroism in Serat menak Mondha-Mundhu VIII Volume. The research objectives are: (1) to explain the characteristics of the text, (2) to explain the edits of the text, and (3) to explain the value of heroism in the text. The function of this research is expected to provide a clearer picture of the value of heroism in the text, for general readers and also students of the Javanese Language and Literature Department. Besides this research is for the effort to preserve Menak Mondha-mundhu Manuscript Volume VIII.
This research is a descriptive qualitative research. The transliteration result of Serat Menak Mondha-mundhu Volume VIII is a source of data. Excerpts in the form of macapat song in Serat Menak Mondha-mundhu Volume VIII are analyzed data. When collecting data by being marked using a pen of various colors.
The results of this study explain about; (1) the characteristics of Serat Menak Mondha-mundhu Volume VIII whose form is the description of the manuscript. (2) The edits of the text were chosen for only three poems, namely Canto I (Gambuh), Canto X (Asmaradana), and Canto XXII (Asmaradana). These three poems were chosen because many things that attract attention are in line with the value of heroism. In poem I (Gambuh) tells of the battle in the lake Mondha-Mundhu which starts from the temptation of the enemy to Sultan Kamidilngalam and his followers. Pupuh X (Asmaradana) tells the story of the Prophet Muhammad who could speak and give help to his fellow animals. While the poem XXII (Asmaradana) tells the story of Sayid Sahib as the son of his teacher, heathen kings, who asked the Prophet Muhammad for help. (3) the heroism values of Amir Hambyah and the Prophet Muhammad were compared by using the character of Bawalaksana, in line with the story in the script that is respected, defending the country, and giving help among the animals. Although both respected but have a cause, what can be respected by many people. Although both defending the country, but has its own way to defend his country. Although they have the same position, but not all humans can talk among the animals
The most important words: Serat Menak, Mondha-Mundhu, heroism, heroism values.