Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu (lamina) yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Selain menggunakan perekat, balok laminasi juga dapat menggunakan paku atau baut maupun kombinasi antara perekat antara perekat dengan baut atau paku sebagai penghubung antar laminannya. Balok jenis ini dikenal dengan balok laminasi mekanik. Kajian penggunaan paku sebagai bahan perekat pada balok laminasi kayu meranti dan kayu sengon pada dasarnya merupakan upaya untuk mengantisipasi masalah yang timbul pada balok laminasi jika menggunakan perekat lem, sehingga proses laminasi dapat terjadi dengan sempurna dan peningkatan sifat mekanik seperti kuat lentur dan modulus elastisitas bisa tercapai serta dapat menjadi pertimbangan untuk merekomendasikan penggunaan balok laminasi kayu meranti dan kayu sengon sebagai bahan baku alternatif yang ditinjau dari aspek teknologi dan ekonomi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak paku terhadap kuat lentur balok kayu laminasi-mekanik kayu meranti dan kayu sengon. Metode pengujian lentur yang digunakan adalah one point landing dengan variasi jarak paku 10cm, 15cm, 20cm, 25cm, dan 30cm. Dimensi benda uji adalah 4cmx6cm dengan tebal masing-masing lamina adalah 2cm dengan panjang balok 150cm. Penyusunan lamina yang digunakan adalah pada daerah tekan dan tarik menggunakan kayu meranti sedangkan pada bagian tengah menggunakan kayu sengon.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jarak paku mempengaruhi kuat lentur balok laminasi. Pengaruh jarak paku pada balok laminasi menunjukan bahwa semakin panjang jarak paku yang digunakan maka semakin kecil kuat lenturnya. Kerusakan yang terjadi juga menunjukan bahwa semakin panjang jarak paku yang digunakan maka kerusakan yang terjadi semakin mengarah ke geser. Ditinjau dari kekuatan lentur jarak paku yang paling optimum digunakan adalah jarak paku 10cm dengan kuat lentur sebesar 618,75 kg/cm² karena pada jarak tersebut besaran kuat lentur mendekati kekuatan bahan dasar lapis terluar balok laminasi-mekanik yaitu kayu meranti sebesar 98%.
Kata kunci : Balok Laminasi-Mekanik, Kuat lentur, Jarak Paku
Laminated beams are engineering products consisting of two or more layers of wood (layers) that are reexposed in the direction of longitudinal fibers. In addition to using an adhesive, laminated beams can also use nails or bolts as well as a combination of adhesives between adhesive with bolts or nails as a liaison between them. This type of beam is known as mechanically laminated beams. The study of nail used as adhesive material on wood laminated beams meranti and sengon wood is essentially an attempt to anticipate problems arising on laminated beams if using adhesive glue, so that the lamination process can occur with perfect and improved mechanical properties such as string bending and modulus of elasticity can be achieved as well as can be a consideration to recommend the use of Meranti wood laminate beams and sengon wood as an alternative raw material reviewed from aspects of technology and economics. The purpose of this research is to figure out the influence of distance spikes against the strong bending of laminated wood beams-mechanically meranti wood and sengon wood.
The Flexure testing method used is a one-point landing with a variation of the nail spacing of 10cm, 15cm, 20cm, 25cm, and 30cm. The dimension of the test object is 4cmx6cm with a thick each lamina is 2cm with a beam length of 150cm. The preparation of lamina used is in the area of the press and pull using meranti wood while in the middle using sengon wood. In addition to the load data that can be received by the test objects, large lendutan that occurs also measured using dial gauge that is placed under the test object at 1/3 the right and left side of the landscape and in themiddle
The results showed that the nail spacing affects the strong bending of the laminate beam. The effect of nail spacing on laminated beams indicates that the longer the distance the nail is used then the smaller the strength of the bending. The damage that occurred also showed that the longer the distance of the nail sused then the damage that occurs increasingly leading to the shear. Reviewed from the bending power of the most optimum nail distance used is the nail spacing 10cm with a strong bending of 618.75 kg/cm ² because at that distance a strong magnitude of bending approaches the base material strength of the outer layer of a laminated-mechanical beam of wood meranti by 98%.
Keywords: laminate-mechanical beam, strong bending, nail spacing