Analisi emisi gas buang sepeda motor dengan bahan bakar campuran bioetanol umbi batang pisang raja (Musa Paradisiaca) dan pertalite
Di era globalisasi ini semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor terutama pada transportasi di Indonesia, menyebabkan meningkatnya kebutuhan terhadap bahan bakar. Namun, penggunaan bahan bakar minyak bumi yang berlebihan menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk itu perlu adanya bahan bakar ramah lingkungan yaitu bahan bakar dari nabati atau bioetanol. Bioetanol merupakan sumber energi alternatif yang terbuat dari bahan yang mengandung karbohidrat atau glukosa, salah satunya yaitu umbi batang pohon pisang. Penggunaan bioetanol diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kadar emisi gas buang pada kendaraan bermotor.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan sepeda motor Honda Vario 150cc tahun 2019 yang diuji dengan bahan bakar campuran bioetanol umbi batang pisang raja dan pertalite (E0, E15, E25, E35, E45 dan E55). Standar uji karakteristik bioetanol dan campuran pertalite (viskosita ASTM D445, densitas ASTM D1298, nilai kalor ASTM D240, angka oktan ASTM D2699). Emisi gas yang diuji meliputi: O2, CO, CO2, dan HC. Pengujian emisi gas buang mesin berpedoman pada SNI 19-7118.3-2005, dengan metode kecepatan berubah yaitu mulai putaran idle sampai putaran tinggi (1500 rpm-9500 rpm). Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian ini didapatkan kadar emisi gas buang terbaik adalah bahan bakar E55, dengan kadar emisi O2 tertinggi pada AFR 18,36 sebesar 7,88% vol. Kadar emisi CO terendah pada AFR 18,36 sebesar 3,03% vol. kadar emisi CO2 tertinggi pada AFR 15,13 sebesar 12,68% vol. kadar emisi HC terendah pada AFR 15,13 sebesar 75 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biopertalite memiliki keunggulan kenaikan kadar emisi O2 dan CO2, dan penurunan kadar emisi CO dan HC jika dibandingkan dengan pertalite murni (E0).
In this era of globalization, the increasing number of motorized vehicles, especially in transportation in Indonesia, causes an increasing need for fuel. However, the excessive use of petroleum fuels causes environmental pollution. For this reason, it is necessary to have environmentally friendly fuels, namely fuel from vegetable or bioethanol. Bioethanol is an alternative energy source made from materials containing carbohydrates or glucose, one of which is plantain stem tubers. The use of bioethanol is expected to reduce environmental pollution. The purpose of this study was to analyze changes in exhaust emission levels in motor vehicles..
This type of research is experimental research. This study used a Honda Vario 150cc motorcycle in 2019 which was tested with a mixture of bioethanol fuel from plantain stem tubers and pertalite (E0, E15, E25, E35, E45 and E55). Standard test characteristics of bioethanol and pertalite mixture (viscosity ASTM D445, density ASTM D1298, heating value ASTM D240, octane number ASTM D2699). Gas emissions tested include: O2, CO, CO2, and HC. Testing of engine exhaust emissions is guided by SNI 19-7118.3-2005, with the changing speed method starting from idle rotation to high speed (1500 rpm-9500 rpm). Analysis of data using quantitative and qualitative descriptive methods.
In this study, the best exhaust gas emission levels were E55 fuel, with the highest O2 emission levels at AFR 18.36 at 7.88% vol. The lowest CO emission level was at AFR 18.36 at 3.03% vol. the highest level of CO2 emission was at AFR 15.13 at 12.68% vol. The lowest level of HC emission is at AFR 15.13 at 75 ppm. So it can be concluded that biopertalite has the advantage of increasing O2 and CO2 emission levels, and decreasing CO and HC emission levels when compared to pure pertalite (E0).