Interferensi Bahasa Jawa terhadap Bahasa Indonesia pada Anak Usia 5--6 Tahun di TK Darma Wanita 1 Sukorame, Gandusari Trenggalek
Interference Javanese Language Toward Indonesian Language in Children Aged 5--6 Years at Darma Wanita 1 Kindergarten Sukorame, Gandusari Trenggalek
Interferensi merupakan salah satu fokus sosiolinguistik. Interferensi sendiri bermakna kesalahan dalam berbahasa yang dilakukan oleh penutur. Interferensi banyak dipengaruhi oleh kedwibahasaan penuturnya. Hal ini biasanya terjadi karena pemahaman bahasa pertama lebih dalam daripada bahasa yang sedang dipelajari. Masyarakat Sukorame, Gandusari Trenggalek merupakan masyarakat yang memakai paling tidak dua bahasa yakni bahasa Jawa sebagai bahasa pertamanya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yang dipelajari. Penelitian ini dilakukan di TK Darma Wanita 1 Sukorame, Gandusari Trenggalek. Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan TK tersebut keseluruhan siswanya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu jenis interferensi yang terbagi menjadi lima bidang, penyebab interferensi yang terbagi menjadi tujuh faktor, dan situasi pembicaraan yang terbagi menjadi dua bagian. Tujuan dpenelitian ini yaitu menmendeskripsikan hasil penelitian yaitu jenis interferensi, faktor penyebabnya, dan situasi yang melatarbelakanginya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, karena menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Sumber datanya adalah 30 anak usia 5—6 tahun di TK Darma Wanita 1 Sukorame, Gandusari Trenggalek dan data berupa interferensi jenis interferensi, faktor penyebab, dan situasi pembicaraan yang melatarbelakangi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi nonpartisipan yaitu peneliti hanya sebagai pengamat. Data tambahan dilakukakan dengan wawancara terhadap siswa maupun guru yang ada di TK tersebut.
Hasil penelitian ini berupa tuturan anak usia 5—6 tahun yang dikelompokkan dalam bentuk tabel-tabel sesuai rumusan masalah (1) jenis penelitian yang memiliki paling banyak interferensi adalah interferensi leksikon dengan jumlah 23 gejala, sedangkan interferensi semantik memiliki jumlah paling sedikit yaitu dua gejala. (2) faktor penyebab terjadinya interferensi, faktor yang paling dominan adalah terbawanya kebiasaan dari bahasa ibu, sedangkan yang memiliki paling sedikit adalah kurangnya kesetiaan pemakai bahasa dan menghilangnya kosakata yang jarang digunakan. (3) situasi pembicaraan yang memiliki paling banyak yaitu situasi informal terutama pada jam istirahat, sedangkan situasi formal memiliki gejala yang lebih sedikit.
Kata kunci: interferensi, kedwibahasaan, bahasa anak, usia 5—6 tahun
Interference is one of the focuses of sociolinguistic. Interference itself means error in language made by speaker. Interference is largely influenced by the bilingualism of speaker. This usually happens because the understanding skill of the first language is deeper than the language that being studied. The people in Sukorame, Gandusari Trenggalek, is a community that uses at least two lalanguage, Javanese as its first language and Indonesian as secondary language. This research was conducted at Kindergarten of Darma Wanita 1 Sukorame, Gandusari Trenggalek. The reason why this location is chosen for this study is the children use Javanese as their first language and Indonesian as their seconds.
The problem in this research is the type of interference which is divided into five areas, the cause of the interference is divided into seven factors and the situation of the conversation which is divided into two parts. The purpose of this study is to explain, describe, and observe the results of the research. Which is the type of interference, the causes, and the circumstances behind it.
This research uses descriptive qualitative research method that illustrates the results of the data in the form of words or sentence. The data source is children aged 5-6 years at the kindergarten of Darma Wanita 1 Sukorame, Gandusari Trenggalek. The data are in the form of interference symptoms in the form of interference type, causative factor and the situation behind it. For data collection technique, observation was made in which the researcher was only an observer. And for additional data, interviews were also conducted with students and teachers in the kindergarten.
The results of this study is found in the form of illustration data from the symptoms of interference. The type of research that had the most interference symptoms was a lexicon with 23 symptoms, while semantics had the least amount of 2 symptoms. For the factor that has the most interference symptoms is the carrying of habits from the mother language, while the one who has the least interference symptoms is the lack of usefulness of language and disappearance of vocabulary that is rarely used. Lastly is the situation of the conversation which has the most interference symptoms, namely the informal situation, especially during the break, while the formal situation has fewer symptoms.
Keywords: interference, bilingualism, children's language, ages 5-6 years old.