Praktek Pembelajaran Berbasis Inkuiri (IBL) dalam Menulis: Dosen Bahasa Inggris dan Siswa yang Memiliki Gangguan Penglihatan (VI) di Perguruan Tinggi
Practice of Inquiry-Based Learning (IBL) in Writing: English Teachers and Visually Impaired Students (VIs) in Higher Education
ABSTRAK
Sitti Maryam Hamid.2022. Praktek Pembelajaran Berbasis Inkuiri (IBL) dalam Menulis: Dosen Bahasa Inggris dan Siswa yang Memiliki Gangguan Penglihatan (VI) di Perguruan Tinggi. Disertasi. Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Promotor: (1) Prof. Slamet Setiawan, Ph.D., and (2) Co-promotor; Syafi’ul Anam, Ph.D
Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Dosen Bahasa Inggris, Siswa yang memiliki gangguan penglihatan, Menulis
Pembelajaran berbasis inkuiri membantu dosen bahasa Inggris maupun siswa gangguan penglihatan dalam menulis melalui beberapa fase seperti orientasi, konseptualisasi, investigasi, kesimpulan, dan diskusi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan (1) penerapan pembelajaran berbasis inkuiri oleh dosen bahasa Inggris dalam belajar mengajar mengajar bahasa Inggris kepada siswa yang memiliki gangguan penglihatan (VI) (2) keterjangkauan yang dihadapi oleh dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri (3) kendala yang dihadapi oleh dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri (4) hasil menulis siswa yang memiliki gangguan penglihatan yang memiliki gangguan penglihatan dalam menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri oleh Dosen Bahasa Inggris.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Data pertama dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan di Universitas Swasta Makassar dan Universitas Swasta Ternate. Data kedua diperoleh dari wawancara. Kemudian, data ketiga diperoleh dari hasil menulis siswa siswa yang memiliki gangguan penglihatan. Selain itu, data pendukung lain dalam penelitian ini adalah menampilkan hasil tulisan dari siswa yang memiliki gangguan penglihatan dinilai oleh dosen Bahasa Inggris kemudian hasil penilaian oleh dosen yang mengajar siswa yang memiliki gangguan penglihatan tersebut diberikan kepada dosen writing untuk ditinjau ulang apakah penilaian yang diberikan hampir sama atau tidak. Setelah itu peneliti menginterpretasi penilaian tersebut.
Hasil penelitian mengungkapkan beberapa hal: pertama, pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Inkuiri oleh guru bahasa Inggris dan siswa tunanetra memiliki perbedaan fase diawal atau pada fase orientasi. Lec1 pada phase orientasi telah menentukan judul dan memberikan arahan kepada siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk menformulasikan pertanyaan berdasarkan pada judul yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan pada Lec2 hanya menentukan topic umum saja kemudian memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk menentukan judul dan menformulasikan pertanyaan. Pada phase konseptualisasi, Lec1 and Lec 2 menginstruksikan siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk mencari artikel yang berkaitan dengan pertanyaan yang telah diformulasi sebelumnya. Pada phase investigasi, Lec 1 and Lec 2 mengintruksikan siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk menampilkan artikel yang dijadikan referensi apakah sudah sesuai atau belum. Pada phase conclusion, Lec1 and Lec2 menginstruksikan siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk mulai menulis draft. Dan pada phase discussion, siswa yang memiliki gangguan penglihatan mempresentasikan tulisan yang telah dibuat dan diberikan masukan oleh dosen bahasa Inggris. Secondly, affordance and constraints yang dihadapi dosen bahasa Inggris and siswa yang memiliki gangguan penglihatan. Keterbatasan yang hadapi oleh dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan terdiri dari dua aspek yaitu internal dan ekternal. Aspek internal meliputi keaktifan, keefektifan, dan kesuksesan dalam pengimplementasian pembelajaran berbasis inkuiri. Namun, pada aspek ekternal meliputi adaptasi, tingkat kesulitan, penyesuaian, and manajemen pembelajaran. Sedangkan hambatan yang dihadapi oleh dosen bahasa Inggris dan siswa yang memiliki gangguan penglihatan seperti alokasi waktu, mencari referensi, menghubungkan referensi dengan pertanyaan dan menulis draf, jaringan internet, dan gangguan penglihatan. Ketiga, hasil tulisan siswa menunjukkan siswa yang memiliki gangguan penglihatan mampu mengkonstruksi tulisan hingga membuat tulisan yang tersusun secara sistematis berdasarkan pada phase pembelajaran berbasis inkuiri.
Sebagai kesimpulan, praktik pembelajaran berbasis inkuiri harus dilakukan sebagai solusi bagi dosen bahasa Inggris untuk mengarahkan siswa yang memiliki gangguan penglihatan dalam mengkonstruksi ide mereka secara tertulis. Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri membantu siswa yang memiliki gangguan penglihatan untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahunya. Akhirnya, dosen tidak hanya dapat membangun sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa tetapi juga proses berpikir kritis.
ABSTRACT
Sitti Maryam Hamid.2022. Practice of Inquiry-Based Learning (IBL) in Writing: English Teachers and Visually Impaired Students (VIs) in Higher Education. Dissertation. Language and Literature Education, Postgraduate Program of Surabaya State University. Promotor: (1) Prof. Slamet Setiawan, Ph.D., and (2) Co-promotor; Syafi’ul Anam, Ph.D
Keywords: Inquiry-Based Learning, English Teachers, Visually Impaired Students, Writing
Inquiry-Based Learning assists English teachers and visually impaired students in writing through several phases such as orientation, conceptualization, investigation, conclusion, and discussion. This research aimed at investigating English teachers and visually impaired students (1) the implementation of Inquiry-Based Learning (IBL) by English teachers in teaching-learning English for visually impaired students (VIs) (2) affordances faced by English teachers and visually impaired students in teaching-learning English by using Inquiry-Based Learning (IBL) (3) constraints faced by English teachers and visually impaired students in teaching-learning English by using Inquiry-Based Learning (IBL) (4) writing result of visually impaired students in using Inquiry-Based Learning (IBL) by English Teachers.
This research used descriptive qualitative research. The first data in this research is obtained from observation of English teachers and visually impaired students in Private University of Makassar and Private University of Ternate. The second data is obtained from interview. Then, the third data obtained from the writing result of visually impaired students. Furthermore, other supporting data in this study is to display the writing results of visually impaired students assessed by the English teachers, then the results of the assessment by the lecturer who teaches visually impaired students are given to another writing lecturer to be reviewed to see if the assessment given is nearly identical or not. The assessment is then interpreted by the researcher.
The research findings revealed several points: First, the initial phase or phase orientation of Inquiry-Based Learning implementation by an English teacher and a visually impaired student differs. Lec1 has determined the title and directs visually impaired students to formulate questions based on the title. In contrast, in Lec2, students are only required to understand the basic topic before being given the opportunity to understand the title and formulate questions. In conceptualization phase, Lec 1 and Lec 2 instruct visually impaired students on how to search for articles related to previous questions. Lec 1 and Lec 2 of the investigation involve visually impaired participants in determining whether an article designated as a reference is appropriate or not. At the end of the phase, Lec1 and Lec2 instruct students on how to continue writing drafts. In discussion phase, visually impaired students presented the work that had been completed and given to them by English teachers. Second, English teachers and visually impaired students face constraints and affordances. The affordances faced by English teachers and visually impaired students are divided into two categories: internal and external. Internal assessment measures activity, effectiveness, and success. However, the external assessment focuses on adaptation, level of difficulty, adjustment, and learning management. In addition, English teachers and visually impaired students face constraints such as time allocation, seeking references, correlating references, questions and draft writing, internet networking, and vision impairment. Third, the results of the visually impaired students indicate that the visually impaired students are capable of constructing the idea and even producing draft writing that is systematic based on the Inquiry-Based Learning phase.
To conclude, practice of Inquiry-Based Learning must be done as a solution for English teachers for lead visually impaired students' in constructing their idea in writing. In addition, Inquiry Based Learning is helping students to be able to develop intellectual discipline and thinking skills by asking questions and getting answers on the basis of their curiosity. Finally, the teacher can build not only the student-centered learning system but also the critical thinking process